f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
perundungan

Kesuksesan Korban Perundungan

“Hei, Zein, kamu kok goblok banget sih. Masak perkalian seperti ini masih belum bisa juga. Aduh, makanmu apa di rumah, sego brabuk ya? Pantes!” Sambil merebut kapur tulis dari tangan Zein, bu guru K dengan ketusnya mengatakan itu, dia marah untuk ke sekian kalinya dan Zein diminta kembali duduk.

Semua murid dalam kelas saat itu diam tak ada satu pun yang berani bersuara. Sudah berulang kali Zein kena marah bu K dan yang kudengar itu adalah kata-kata bu K yang paling menggores kalbu, menurutku. Tidak kepada Zein saja tapi juga kepada teman-temanku lainnya yang tak mengerjakan PR, bu K selalu marah-marah.

Zein adalah murid kelas 4 di sebuah SD Negeri, teman sekelas yang duduknya persis di depanku. Setiap ada PR matematika dia lebih sering lupa mengerjakannya. Kadang ketiduran dan kadang memang malas mengerjakan. Karena itulah ketika diminta mengerjakan di papan tulis, dia merasa kesulitan dan sempat memancing emosi bu K yang kebetulan punya karakter sedikit galak dibanding guru-guru yang lain.

Kemarahan bu K dengan kata-kata yang menyinggung soal makanan atau asupan sehari-hari Zein di rumah, sangat melukai perasaan. Padahal kalau mau tahu, sego brabuk yang berbahan dasar jagung juga mengandung karbohidrat seperti nasi dari beras. Apa salahnya makan nasi jagung?

Kulihat Zein hanya menunduk entah malu atau lebih dari itu, dia terluka. Ucapan bu K serasa menusuk hati nuraninya dan tidak selayaknya terucap dari orang yang dihormati, guru. Zein tahu tidak semua guru seperti itu namun diakui atau tidak dalam hati dia merasa terhina.

***

Setiap kali Zein kena marah bu K, dadaku ikut degdegan. Meski di mata bu K dia itu bodoh, goblok dan malas mengerjakan PR, namun di mataku dia anak penurut dari delapan bersaudara. Di keluarga Zein, dia anak nomor tiga yang memiliki lima adik. Mungkin karena terlalu letih dengan pekerjaan rumah sehari-hari dalam membantu ibunya sehingga waktu belajar kurang maksimal.

Baca Juga  Pulang Tanpa Sambutan (2)

Kata-kata bu K yang tanpa tedeng aling-aling alias ceplas ceplos, menurutku tidak perlu. Selain melukai hati anak didiknya bisa pula menimbulkan rasa kurang hormat dan benci seorang murid terhadap gurunya. Tidak semua murid berperasaan sama. Ada yang biasa-biasa saja ketika dimarahi dan ada yang trauma sehingga berpengaruh pada perkembangan jiwanya.

Sejak saat itu, Zein kuajak belajar bersama di rumahku setiap habis maghrib. Dia mau dan ada binar bahagia di wajahnya seakan sudah lupa detik-detik ketika ia terhina di kelas. Teman-teman yang dahulu meremehkannya lambat laun mulai bersimpati. Mengerjakan PR bukan lagi beban karena semangat belajarnya makin hari makin membara. Aku sendiri kagum dengan kesungguhannya.

Kendati belum pernah nangkring di peringkat atas, tapi dia rajin dan hampir tak pernah membolos. Pernah suatu hari badan yang tengah meriang tak ia hiraukan, tetap pergi ke sekolah, hingga aku tahu suhu badannya meninggi lalu aku antar ke ruang guru untuk mohon ijin pulang.

Puluhan tahun berlalu. Teman-temanku semasa SD telah berpencar ke pelosok negeri. Ada beberapa yang mendahului menghadap Ilahi. Ada yang diuji dengan kemiskinan sejak kecil, diuji dengan kekayaan yang melimpah dan ada yang hidup sederhana. Aku termasuk yang terakhir. Sederhana.

“Mbak, minggu depan ada reuni bersama teman-teman SD, lho!”

Salah satu temanku, Lim namanya yang waktu SD suka hore-hore, kirim pesan di gawaiku.

“Sudah lama tidak bertemu masak kau tak datang. Lagipula lokasinya dekat kok, di resto dekat rumah,” lanjut Lim sebelum kubalas pesan pertamanya. Dekat rumah maksudnya kami berdua yang paling dekat dengan lokasi reuni. Di resto tersebut menyediakan aneka olahan ikan segar.

Baca Juga  Sukar, Sulit, Susah

Berita suka memang membawa efek bahagia bagi seseorang. Kebalikan dari berita duka. Walaupun belum terlaksana temu kangennya, namun aura bahagia akan berjumpa dengan teman-teman sudah menari-nari di mata. Sorot mata pun menjadi berbinar ceria.

Tibalah hari H temu kangen. Hanya beberapa yang hadir sekitar dua puluh orang. Empat di antaranya dari luar kota termasuk si Zein. Dia tetap ramah dan murah senyum. Sesekali membuat teman-temannya tertawa lepas karena kekocakannya.

Jauh sebelum pandemi dia sempat beribadah haji bersama ibu tercinta. Penampilannya bersahaja meski di kota dia termasuk orang terpandang sebagai pengusaha sukses. Tiga adiknya menjadi karyawan di perusahaannya yang bergerak di bidang otomotif.

Dia yang dulu sering jadi sasaran amarah bu K dan sering pula jadi olok-olok temannya hanya karena hal-hal sepele. Misalnya, bajunya kusut dan celananya berlipit-lipit karena jarang disetrika, jadi tertawaan. Anehnya dia tak pernah marah. Ini yang sering membuatku jatuh iba. Mungkin di jaman sekarang dia adalah korban pembullyan, perundungan dan sebagainya.

Mengalami perundungan dan pembullyan tidak menghentikan semangatnya. Diam-diam dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk   mengejar ketinggalan. Baginya, perundungan masa silam tak harus dikenang tapi dijadikan cambuk untuk lebih giat lagi berupaya menutup segala kekurangan diri.

Zein sudah membuktikan, sebagai anak yang kenyang dengan bullyan, hinaan dan perundungan, dia bertekad dengan sekuat tenaga mewujudkan mimpinya untuk menjadi insan yang mampu menebar manfaat untuk orang lain. Temu kangen adalah idenya. Semua beaya reuni dia yang menanggung dan bagi teman-teman yang menghendaki, boleh memesan olahan ikan lagi untuk dibawa pulang.

Sebelum berpisah dia sempat berpesan jika suatu hari ada teman-teman yang butuh pertolongan, tidak usah malu-malu untuk datang atau menghubunginya. Zein, korban perundungan dan pembullyan telah menjadi orang sukses dan dermawan.

Bagikan
Comments
  • Pendidikan kita harus berbenah. Saat mewawancarai seorang pengamat pendidikan, dia bilang, “a lot of teachers can not teach”. Guru K salah satu contoh dari pernyataan ini. Semoga jadi pelajaran berharga bagi kita semua sebagai ortu dan pendidik para anak bangsa. Thanks Mba Wurry sudah share kisah ini. Salam sukses selalu.

    Februari 7, 2022
    • Wurry Srie

      Trimakasih atas supportnya, smg tidak ada lagi model atau sosok guru spti bu K.

      Februari 7, 2022
Post a Comment