Kepergianmu
Setiap pagi …
Kala kau pergi selalu kulihat punggungmu sampai hilang dari pandangan
Senyum itu masih selalu terlihat
Tatapanmu membuatku selalu memalingkan muka karena pipiku memerah
Entah selalu ingin memandangmu kala itu
Tapi … tak sanggup berlama-lama
Pernah terbesit kala kau duduk bersandar
Kulihat wajahmu bercahaya
Tidak seperti biasanya
Hatiku berbicara … kamu mau kemana ?
Kamu pergi ya … ?
Astagfirulloh … ada apa ini …?
Hatiku berkata kamu akan pergi
Pergi jauh tanpa bisa kulihat lagi
Dan … hari itu tiba …
Ternyata semua nyata
Kamu pergi tanpa sepatah kata
Kemarin kita masih bersama
Kemarin kita masih bercanda, tertawa riang
Senyum itu masih jelas … sangat jelas
Kepergianmu membuat orang bertanya
Benarkah … kenapa … ko bisa …
Apa yang terjadi …?
Semua tanya terlontar dari mulut setiap yang datang
Hari itu terakhir kumelihatmu …
Terbujur kaku … tak ada kata … kau diam membisu
Tubuhmu yang tinggi kekar, kini tak nampak gagah
Kelakarmu yang membuat orang terbahak, kini berganti kesunyian
Ah manusia …
Kegagahanmu hilang kala jiwa terlepas dari raga
Tapi … tanyaku kembali berseruai
Kenapa kamu yang diambil ?
Usiamu muda, sehat, tak kurang suatu apa
Kenapa kamu yang diambil ?
Bukankah kita berjanji untuk menua bersama ?
Bagaimana dengan buah cinta kita
Ah .. manusia janganlah kau berangan jauh
Manusia …
Hanya bisa menyusun puzzle-puzle yang berserakan
Akhir nyata hanya Dia yang menentukan
Kala kau pergi selalu kulihat punggungmu sampai hilang dari pandangan
Senyum itu masih selalu terlihat
Tatapanmu membuatku selalu memalingkan muka karena pipiku memerah
Entah selalu ingin memandangmu kala itu
Tapi … tak sanggup berlama-lama
Pernah terbesit kala kau duduk bersandar
Kulihat wajahmu bercahaya
Tidak seperti biasanya
Hatiku berbicara … kamu mau kemana ?
Kamu pergi ya … ?
Astagfirulloh … ada apa ini …?
Hatiku berkata kamu akan pergi
Pergi jauh tanpa bisa kulihat lagi
Dan … hari itu tiba …
Ternyata semua nyata
Kamu pergi tanpa sepatah kata
Kemarin kita masih bersama
Kemarin kita masih bercanda, tertawa riang
Senyum itu masih jelas … sangat jelas
Kepergianmu membuat orang bertanya
Benarkah … kenapa … ko bisa …
Apa yang terjadi …?
Semua tanya terlontar dari mulut setiap yang datang
Hari itu terakhir kumelihatmu …
Terbujur kaku … tak ada kata … kau diam membisu
Tubuhmu yang tinggi kekar, kini tak nampak gagah
Kelakarmu yang membuat orang terbahak, kini berganti kesunyian
Ah manusia …
Kegagahanmu hilang kala jiwa terlepas dari raga
Tapi … tanyaku kembali berseruai
Kenapa kamu yang diambil ?
Usiamu muda, sehat, tak kurang suatu apa
Kenapa kamu yang diambil ?
Bukankah kita berjanji untuk menua bersama ?
Bagaimana dengan buah cinta kita
Ah .. manusia janganlah kau berangan jauh
Manusia …
Hanya bisa menyusun puzzle-puzle yang berserakan
Akhir nyata hanya Dia yang menentukan
Guru SMP di Cilegon.