Site icon Inspirasi Muslimah

Jenis-Jenis Batuk pada Anak (2)

batuk pada anak
Jika Batuk Anak Pertanda Covid-19

Anak dengan Covid-19 ringan biasanya akan memiliki efek samping, seperti batuk. Gejala ini muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar virus, dan gejala ini lebih sering menyerupai gejala batuk pilek atau influenza. Batuk lebih sering terdengar seperti batuk kering dan terjadi terus menerus, tak jarang anak bisa mengalami batuk menggonggong menyerupai croup. Selain batuk, anak dengan Covid-19 mempunya gejala yang bervariasi, termasuk demam, pilek, sesak napas, penurunan nafsu makan, perubahan perilaku, muntah, diare, atau gejala lainnya. Dalam kasus yang jarang terjadi, Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah yang memerlukan rawat inap.

Jika batuk anak dicurigai menandakan Covid-19, maka orang tua harus segera menghubungi rumah sakit untuk memastikannya. Jika hasil pemeriksaan memastikan anak mengalami Covid-19, maka anak harus isolasi mandiri di bawah pengawasan pengasuh utama (orang tua). Segera cari bantuan medis jika gejala anak semakin parah, seperti sesak napas, sulit makan, bibir kebiruan dehidrasi, atau kesadaran menurun.

Jika Batuk Anak Pertanda Pertusis

Pertusis merupakan batuk rejan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Pada kebanyakan kasus, anak dengan batuk rejan tidak memiliki gejala flu dan demam. Batuk sering dialami anak pada malam hari, batuk beruntun dan selalu disertai dengan tarikan napas panjang di akhir batuknya. Batuk rejan bisa bertahan dari 1 hingga 3 bulan, oleh sebab itu sering disebut juga sebagai batuk seratus hari. Jika anak dicurigai mengalami batuk rejan, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Anak memerlukan oksigen dan perawatan untuk mengurangi batuk. Selain itu anak juga memerlukan pengaturan cairan dan nutrisi yang cukup (Cherry and J.D.Heininger, 2004).

Jika Batuk Anak Pertanda Pneumonia

Pneumonia adalah keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi (Hidayat, 2006). Menurut World Health Organization (2014) pneumonia ditandai dengan batuk dan/atau kesulitan bernapas, bisa disertai salah satu tanda seperti; kepala terangguk-angguk, pernapasan cuping hidung, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Bahkan dalam kondisi yang parah, anak dapat mengalami kesulitan makan dan minum, kejang, letargis atau tidak sadar dan kebiruan. Apabila anak mengalami pneumonia harus segera dibawa ke rumah sakit. Pengobatan diperlukan untuk menentukan jenis obat berdasar penyebabnya.

Jika Batuk Anak Pertanda Asma

Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun bukanlah kondisi yang umum terjadi. Kecuali mereka memiliki serangan eksim, riwayat alergi dan asma dari keluarga. Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas akibat adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran napas sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masuknya benda asing yang menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi (wheezing), batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari (Soedarto, 2012). Untuk mengatasi batuk karena asma ini pilihan terbaik adalah segera membawanya ke rumah sakit. Kemungkinan anak membutuhkan obat yang harus diberikan melalui nebulizer.

Jika Batuk Anak Pertanda Tersedak

Bayi dan anak-anak kecil memiliki saluran udara yang sangat kecil sehingga membuat lebih mudah bagi mereka untuk tersedak (Seattle Children’s, 2018). Ketidakmatangan fisik anak karena masih belum bisa mengunyah secara sempurna dan terburu-buru serta kebiasaan anak yang suka berlari, tertawa, berbicara dapat meningkatkan resiko tersedak. Reaksi yang sering muncul adalah reaksi batuk-batuk, karena batuk merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke tenggorokan atau saluran pernapasan. apabila semakin besar benda asing yang masuk maka akan menimbulkan gejala lain seperti sesak napas, mengi, suara serak, hingga tidak ada suara napas sehingga perlu mendapatkan penanganan medis segera (Sufiana, 2015).

Pertolongan pertama pada kejadian tersedak pada anak menurut American Red Cross, 2014. Penolong berada di belakang korban, kemudian korban dibungkukan. Lakukan hentakan 5 kali pada punggung dengan pangkal telapak tangan. Lakukan hentakan pada perut dengan cara penolong masih berada di belakang korban letakan atau tempelkan kepalan tangan penolong ke bagian perut anak. Tutup 14 kepalan dengan tangan lain, kemudian beriakan hentakan 5 kali dengan cepat kearah atas. Lakukan 5 set hentakan punggung dan 5 set hentakan perut.

Daftar Pustaka

Cherry, U. and J.D.Heininger (2004) ‘Pertussis and Bordetella Infections’, Textbook of Pediatric Infectious Diseases, (i ke-4).

Fashner, J. (2012) ‘Treatment of the common cold in adults and children’, American Family Physician, 86(153).

Hidayat (2006) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Ikawati, Z. (2011) Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Kementerian Kesehatan RI (2012) Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Manan, E. (2014) Buku Pintar Swamedikasi. Penerbit: Saufa.

Seattle Children’s (2018) ‘Choking’. Available at: www.seattlechildren’s.org.

Sita, C. G. (2019) ‘Hubungan Pemberian Kapsul Vitamin A dengan Kejadian ISPA Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Satelit Bandar Lampung Periode Maret Sampai Agustus 2018’. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Soedarto (2012) Alergi dan Penyakit Sistem Imun (Penyakit Kompleks Imun. Imunodefisiensi. Jakarta: Sagung seto.

Soetjiningsih (2013) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Sufiana, L. A. (2015) Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak Asi Pada Bayi di Posyandu Mawar 2. Dusun Tegalsarituban Gondangrejo Karanganyar.

Bagikan
Exit mobile version