f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
guru menulis

Guru Menulis Terbaik; Prof. Ngainun Naim

Saya masih ingat betul bagaimana perjalanan saya sejak pertama kali memutuskan untuk belajar menulis, hingga sampai saat ini. Walaupun saat ini saya belum menjadi penulis hebat yang karyanya sudah terbit di mana-mana dan dibaca oleh orang banyak diluaran sana. Namun saya tetap bangga, karena ternyata dengan kemauan belajar, saat ini saya mulai bisa menulis sedikit demi sedikit dan mulai menerbitkan tulisan saya.

Tentu proses belajar menulis bagi saya bukanlah suatu hal yang mudah. Karena dulu  saya selalu berpikir bahwa saya tidak berbakat dalam dunia tulis menulis. Hingga takdir mempertemukan saya dengan sosok guru menulis yang sangat hebat luar biasa, sabar dalam membimbing, dari saya yang belum bisa apa-apa hingga saat ini. Guru yang selalu memotivasi, juga selalu menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang, yaitu; Prof. Ngainun Naim.

Dulu, awal mula saya bisa terjun di dunia kepenulisan sebenarnya bukan karena keinginan murni dari dalam diri saya. Melainkan hanya untuk mengisi kekosongan waktu liburan saya. Kebetulan ketika liburan semester ganjil berlangsung saya memutukan untuk tidak pulang lagi ke rumah setelah saya menjadi relawan di bencana Erupsi Gunung Semeru.

Liburan pun saya lewati dengan berdiam diri di kos setiap harinya. Hingga rasa bosan pun melanda diri saya. Akhirnya saya bercerita dan mengeluhkan kekosongan waktu saya kepada kakak tingkat yang saya kenal ketika menjadi relawan bersama di bencana Erupsi Semeru. Awalnya mereka menyarankan saya untuk melamar pekerjaan, namun selalu saja ada kendalanya. Hingga saran pertama ini pun tidak berhasil mengisi kekosongan waktu liburan saya.

Kemudian salah satu dari mereka menyarankan saya untuk mengirimkan tulisan saya  ke salah satu dosen Fakultas Ekonomi sebagai pekerjaan freelance bagi saya. Awalnya saya ragu untuk mengikuti saran tersebut, karena saya benar-benar tidak berbakat dalam dunia menulis dan minat saya terhadap dunia tulis menulis pun sangat kecil.

Baca Juga  Merenungi Dinamika Spiritual di Zaman Modernisasi

Namun mereka memberikan saya nasihat untuk tetap mengikuti saran menulis tersebut, katanya “Karena belum bisa, makanya belajar dari sekarang, mumpung semestermu masih muda.” Mengingat waktu itu saya masih semester 1. “Biar nanti waktu kamu udah semester akhir, kamu sudah terbiasa untuk menulis dan tugas akhirmu bisa lebih cepat selesai,” lanjutnya.

Ternyata nasehat itu berhasil membuat hati saya tergerak. Dengan perasaan yakin pun saya mengiyakan saran menulis tersebut. Saya menghubingi dosen tersebut dan mengatakan dengan jujur bahwa saya belum punya pengalaman menulis. Beliau pun menyarankan saya untuk belajar menulis ke Prof. Ngainun Naim.  

Waktu itu saya tidak langsung berani untuk menghubingi Prof. Ngainun Naim tersebut. Lagi-lagi saya kembali meminta pendapat kakak tingkat saya yang menyarankan saya untuk menulis. Karena saya belum memiliki keberanian yang cukup untuk hanya sekedar menghubungi Prof. Ngainun Naim. Mengingat beliau yang sudah bergelar profesor, sedangkan saya hanya seorang mahasiswa baru. Saya takut ketika saya menghubungi beliau chat WhatsApp saya akan diabaikan karena beliau pasti orang yang sangat sibuk dan akan banyak juga orang-orang penting yang menghubungi beliau.

*

Namun ternyata dugaan saya tersebut salah besar. Setelah saya memberanikan diri untuk menghubungi beliau, ternyata beliau adalah sosok yang ramah dan tidak pernah memandang rendah seseorang yang ingin belajar padanya. Di sela-sela kesibukannya, beliau selalu merespon chat saya, yang mungkin baginya adalah suatu hal yang tidak penting. Namun lagi-lagi saya terkagum oleh sikapnya yang hampir tidak pernah membiarkan chat seseorang tenggelam hingga tidak terbalas olehnya.

Lalu setelah saya menghubungi beliau, saya ingat betul apa yang pertamakali beliau titahkan kepada saya, yaitu membaca blog miliknya. Lalu saya diperintahkan untuk membuat blog dan setiap harinya harus saya isi dengan tulisan-tulisan karya saya.

Baca Juga  Dunia Akademik dan Proses Inspirasi

Saya mengikuti seluruh titah beliau, dari mulai membuat blog dan mengisinya setiap hari. Lalu saya mengirimkan link tulisan saya kepada beliau, begitu setiap harinya. Walaupun pada awalnya untuk menulis satu artikel setiap harinya saya begitu kewalahan dan harus benar-benar memutar otak karna pada saat itu saya belum pandai untuk merangkai kata. Namun hari demi hari mulai saya lalui dengan selalu menulis, hingga akhirnya saya mulai terbiasa untuk menulis dan beliau menambahkan saya dalam grup menulis yang dibinanya.

Hebatnya di tengah kegiatan beliau yang padat, beliau tidak hanya selalu membalas chat saya yang hanya berisikan link tulisan saya. Namun beliau juga hampir selalu membaca artikel yang saya tulis dan selalu berkomentar menyemangati saya terus dalam berproses.

Anehnya, dari awal saya menulis hingga saat ini, beliau tidak pernah memberikan komentar satu kata pun tentang tulisan saya, apapun itu. Entah mungkin dari bahasa yang kurang pas, susunan kata-kata yang kurang tepat ataupun lainnya. Beliau hanya memerintahkan saya untuk menulis setiap harinya.

Awalnya saya heran dan bertanya-tanya, mengapa beliau tidak berkomentar tentang tulisan saya, lalu bagaimana saya bisa memperbaiki tulisan saya? Pikir saya waktu itu, namun sekarang saya paham apa yang dimaksudkan oleh beliau. Ternyata dengan kita selalu menulis setiap harinya, tanpa disadari tulisan kita akan sangat berbeda dengan ketika awal menulis. Mungkin karna semakin seringnya kita menulis, membuat kita lebih pandai untuk merangkai kata-kata yang akan kami torehkan dalam sebuah tulisan. 

Begitupun saya, jika saya membandingkan tulisan saya ketika pertama kali menulis artikel dengan saat ini jelas berbeda jauh. Terimakasih saya ucapkan banyak-banyak kepada pak Prof. Ngainun Naim, atas bimbingan dan juga ilmunya. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan kehidupan yang barokah, dan semoga saya bisa mengikuti jejak beliau. Sosok yang selalu menginspirasi banyak orang dengan semangat menulisnya. 

Bagikan
Comments
  • Shofi shahifa

    Semangat Elsye tidak ada kesusksesan jika perjalanan tak payah,rasa sulit, sakit, cobaan adalah benih dari kesuksesan

    Oktober 3, 2022
  • Elsye Elvina

    Terimakasih mba sopppp, terimakasih jg udh selalu Menginspirasi akuu hehe

    Oktober 5, 2022
Post a Comment