f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ekstrovert

Ekstrovert Juga Bisa Depresi

Kepribadian memiliki peranan penting dalam terjadinya depresi. Orang yang sensitif, mudah tersinggung, ingin selalu sempurna dan tak ingin disalahkan, seringkali mudah untuk menderita depresi

Berdasarkan sikap jiwanya, manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert. Ekstrovert dan introvert adalah preferensi gaya dan kualitas pertemanan seseorang.

Orang yang ekstrovert dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar, pikiran, perasaan serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Ekstrovert bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, dan mudah bergaul.

Sementara introvert dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam, pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya ditentukan oleh faktor-faktor subyektif.

Introvert biasanya dianggap sulit dalam penyesuaian dengan dunia luar, lebih tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, dan kurang dapat menarik hati orang lain.

Meskipun introvert memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, namun bukan berarti hanya introvertlah yang dapat mengalami depresi. Seorang ekstrovert pun dapat mengalami depresi, meskipun dari luar tampak selalu riang dan cenderung lebih toleran dengan stress, tetap saja bukan berarti ekstrovert tidak akan mengalami depresi.

Efek Depresi bagi Ekstrovert

Pada saat seorang esktrovert mengalami depresi, biasanya mereka menyadari bahwa menjadi social butterfly– seseorang yang sangat dinamis secara sosial, bisa menyapa semua orang, dan mudah berteman dengan siapa saja bukanlah sebuah kesuksesan.

Selain itu, seorang ekstrovert yang mengalami depresi akan mengembangkan sisi introvertnya dan mulai belajar untuk mengenali dirinya sendiri. Biasanya mereka akan akan mulai menarik diri dengan perlahan, dan menjauhi keramaian, dan mencari ruang untuk dirinya.

Baca Juga  Politik Perempuan Desa Madura

Efek lainnya, seorang ekstrovert akan menjadi lebih banyak diam. Seorang ekstrovert yang periang, akan menjadi pendiam. Hal ini bisa disebabkan karena stress dan beban pikiran, yang kemudian mempengaruhi moodnya.

Kemudian, dikarenakan seorang ekstrovert pada umumnya ekspresif, maka ketika mengalami depresi, emosinya pun berubah menjadi kacau, dan menyebabkan ia mudah marah, dan tersinggung. Terkadang menyalahkan orang lain.

Selanjutnya, apabila depresi yang dialami cukup parah, seorang ekstrovert mungkin akan menarik diri dan menjadi tertutup; atau melampiaskan depresinya dengan mengubah pergaulannya dengan orang-orang yang baru, dengan cara berpesta. Selain itu, seorang ekstrovert juga bisa berubah dan membenci dirinya atau hidupnya sendiri.

Depresi memanglah unik, karena suatu pencetus depresi yang bisa menyebabkan pada seseorang belum tentu bisa menyebabkan depresi pada orang lain. Demikian juga dengan seorang ekstrovert, meskipun merupakan orang yang berpikir mengenai hal-hal secara objektif dan luas, bukan jaminan tidak akan mengalami depresi.

Sehingga apapun jenis kepribadianmu Rahmania, hal yang perlu di antisipasi adalah stressor dan bagaimana mengendalikan depresi pada saat hal tersebut terjadi pada dirimu.

Bagikan
Post a Comment