Berwisata Menutup Libur Lebaran

Liburan sekolah sudah hampir berakhir. Di hari-hari terakhir libur lebaran kali ini, Tiara tidak ingin melewatkan satu momen pesta lomban di Jepara, kota kelahiran ibunya. Ia bertekad harus bisa menikmati event tersebut tahun ini.

Pesta lomban menjadi satu tradisi yang biasa masyarakat Pantura lakukan. Tradisi ini menutup rangkaian perayaan Idulfitri. Biasanya diadakan pada tanggal 8 Syawal tiap tahunnya. Tradisi pesta lomban bertepatan dengan lebaran ketupat yang populer di Jawa Tengah dan wilayah lainnya.

Pantai Kartini menjadi pusat rangkaian acara pesta tersebut. Pesta lomban ini sangat identik dengan tasyakuran nelayan pesisir pantai di Jepara. Sementara, rumah nenek Tiara tidak begitu jauh dari lokasi tersebut. Hanya berkisar 3 Km. Butuh 20 menitan untuk sampai di sana.

***

Pagi itu Tiara pun berlari menuju mobil yang sudah terparkir di halaman. Ayah dan ibunya sudah sedari tadi menunggunya. Kebiasaan telat bangun tidur belum juga hilang darinya. Ia pun bergegas ambil tempat duduk di belakang mama.

“Maaf ya bu, telat bangunnya tadi,” Tiara minta maaf memelas.

“Kamu tuh ya kebiasaan. Nggak di rumah, nggak di rumah nenekmu sama saja. Gitu kok katanya mau tinggal di sini,” ujar ibunya menasihati.

***

Mereka pun bergegas menuju ke Pantai Kartini. Di sinilah tempat yang biasa menjadi pusat perayaan pesta lomban. Karena padatnya lalu lintas, perjalanan kami tempuh selama 30 menit.

Sesampainya mereka di tempat parkir, Tiara bergegas turun dari mobil. Kegagahan dan keindahan patung kura-kura raksasa menyambut mereka. Inilah yang biasanya menjadi bahan cerita sesama warga Jepara yang tinggal di ibukota.

Ternyata benar kata mereka. Patung kura-kura setinggi 15 meter dengan panjang dan lebar mencapai 75 meter. Tentu sangat menarik bagi Tiara. Gadis kecil itu sangat tertarik dengan wahana wisata edukasi yang ditawarkan.

Wahana ini dikenal dengan Kura-Kura Ocean Park. Bangunan berlantai dua ini menawarkan ragam wahana permainan anak lengkap dengan kolam buatan. Saat masuk ke dalam, bermacam jenis ikan dapat kita nikmati dalam aquarium yang besar.

***

“Nanti kita pesan meja di dekat patung kura-kura ya,” ujar ayah sambil menunjuk ke area terdekat patung kura-kura.

“Boleh yah. Kita parkir di sini aja yang banyak pohon rindangnya.”

Selepas mereka parkir kendaraan, tempat pertama yang menjadi tujuan adalah wahana Kura-kura Ocean Park. Sebab, sudah sedari dulu angan-angan Tiara kalau ke rumah nenek harus mampir.

Dengan tiket seharga 15,000 per orang, mereka bertiga bisa menikmati wahana wisata yang sangat edukatif dan atraktif. Selain mengenal ragam jenis ikan, Tiara juga mencoba wahana permainan yang ada di lantai dua. Selain pendidikan, hiburan pun tidak terlupakan.

***

Setelah keluar dari wahana tersebut, mereka pun istirahat di tempat yang sudah dipesan. Meja berukuran sedang dengan empat kursi sangat pas untuk satu keluarga.

Mereka bertiga pun duduk mengitari meja paling dekat dengan pantai sebelah barat patung kura-kura. Sambil menikmati ketupat sayur bikinan nenek, sesekali kami berfoto ria dengan latar belakang Pantai Kartini yang indah.

Ini akan menjadi satu pengalaman berharga yang bisa ditulis nanti. Satu dayung dua pulau terlampaui. Di samping menikmati indahnya panorama Pantai Kartini, Tiara juga memperoleh bahan tugas Bahasa Indonesia. Pak Saryono, gurunya memberi tugas untuk menuliskan cerita liburan Idul Fitri.

***

“Ayah, Ibu, Tiara seneng banget.”

“Syukurlah, kalau anakku ngrasa seneng. Ibu pun ikut merasakannya.”

“Terima kasih Ayah, sudah menyempatkan untuk berlibur ke sini lagi,” lanjut Tiara berterima kasih kepada ayahnya.

Mereka sekeluarga pun merasakan kebahagiaan tiada tara. Sudah setahun lamanya bergelut dengan kesibukan. Lebaran tahun ini bisa merasakan liburan yang cukup panjang. Dan paling istimewa, mereka bisa melewatkan liburan dengan mengikuti pesta lomban yang sangat meriah.

Akhirnya, di pantai ini mereka bisa bernostalgia kembali. Sembari mengingat kenangan 3 tahun yang lalu saat Tiara masih berusia 4 tahun. Ini menjadi yang kedua pulang ke kampung halaman ibunya pasca pandemi.

Tahun ini benar-benar berharga untuk sekadar diingat. Semoga di tahun berikutnya bisa bertemu lagi dengan pesta lomban yang lebih menarik dan mengesankan.