f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
puasa

Anak Sulit Belajar Puasa? Ini Lho Tips dan Waktu yang Tepat

Kenapa anak sulit kita minta belajar puasa? Mungkin itu adalah pertanyaan sebagian besar para orang tua. Mengenalkan anak puasa sejak dini menjadi cara jitu supaya anak terbiasa dan mau menjalankannya, tetapi hal tersebut ternyata bukan sesuatu yang mudah. Meskipun kita sudah mengajarkan, nyatanya anak masih sulit memahami dan melaksanakannya. Sebenarnya ada faktor lain yang menyebabkan anak masih sulit untuk belajar berpuasa.

Ternyata ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan anak lho, faktor ini adalah sesuatu yang datang dari dalam diri si anak sendiri. Ada waktu tertentu dalam perkembangan. Pembentukan pikiran anak agar menjadi pemikiran yang konkret, supaya anak bisa mengetahui mana yang benar dan salah, mana yang boleh atau tidak boleh, dan berpikir rasional.

Kapan waktu yang tepat mendidik anak untuk ikut berpuasa?

Mendidik seorang anak mulai dari usia balita. Tetapi yang perlu menjadi catatan oleh para orang tua bahwa, ada waktu-waktu tertentu bagi anak untuk dapat menangkap apa yang orangtua ajarkan. Jika seorang anak sulit belajar sesuatu, itu bukanlah salah si anak ataupun orang tua tetapi memang waktu perkembangan anak berbeda setiap waktu. Jadi penting nih bagi para orang tua untuk mengetahui waktu-waktu pertumbuhan anak.

Nah sekarang kita akan bahas waktu yang bisa menjadi patokan untuk mengajarkan anak tentang ibadah puasa secara psikologis. Menurut teori Jean Piaget, ada beberapa tahap perkembangan anak-anak, perkembangan tersebut mulai sejak bayi.

Tahap pertama adalah ‘sensorimotor’ ketika masih bayi pada usia 18- 24 bulan.  Pada tahap ini anak hanya mampu melihat, mendengar, menggapai, dan menyentuh. Hal utama yang terjadi pada tahap ini adalah bayi mampu mengetahui bahwa ada objek atau peristiwa yang terjadi di dunia secara alami melalui tindakannya sendiri. 

Baca Juga  Empat Cara Belajar Mengaji yang Aman untuk Anak-anak

Tahap kedua terjadi pada anak pada usia 2-7 tahun. Namanya tahap ‘praoperasional’. Secara mental pada tahap ini anak sudah dapat mengetahui simbol-simbol dan dapat merepresentasikan suatu peristiwa tetapi masih belum bisa menggunakan logikanya sehingga masih sulit untuk menggabungkan atau memisahkan pikiran mereka.

Nah banyak orang tua yang sudah memperkenalkan puasa kepada anak-anaknya mulai usia 5 tahun. Hal tersebut boleh saja tetapi yang paling penting adalah pada usia tersebut anak belum bisa memahami secara penuh makna dari apa yang sedang mereka jalankan. Sehingga bagi para orang tua bisa memulainya dengan mengenalkan kemudian mengajarkan anak untuk melakukannya selama beberapa jam saja.

***

Ketiga ada tahap ‘operasional konkret’ yang terjadi dari usia 7 hingga 11 tahun. Tanda tahap ini ialah pemikiran anak yang mulai berkembang dari terorganisir sampai rasional. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu berpikir secara logis dan sudah mulai dewasa dalam menggunakan pemikirannya. Inilah waktu yang tepat bagi para orang tua mendidik anaknya untuk ikut menjalankan ibadah puasa. Jika sebelumnya baru perkenalan maka selanjutnya adalah mendidiknya.

Terakhir adalah tahap ‘operasional formal’ yaitu pada usia 12 tahun hingga dewasa. Anak-anak yang memasuki tahap ini sudah menjadi remaja yang akan memperoleh kemampuan berpikir abstrak, matematis, kreatif, hingga dapat menggunakan penalarannya. Memasuki usia ini anak akan mengerti bagaimana hakikat dari sebuah ibadah puasa. Mengapa wajib dan bagaimana hukumnya jika meninggalkannya. Apalagi jika sudah memasuki usia baligh, sudah menjadi kewajiban bagi seorang anak untuk menjalankan ibadah tersebut.

Nah, itulah waktu psikologis yang harus menjadi pemahaman para orang tua dalam mengajarkan puasa kepada anak. Kita harus menyesuaikan dengan usianya. Pentingnya mengajarkan puasa pada anak sesuai dengan psikologisnya juga dapat membantu anak dalam menjaga stabilitas pikiran dan perilakunya.

Baca Juga  Kekerasan Merusak Mental Anak

Bagaimana cara mengenalkan puasa kepada anak?

Ketika sudah tau waktu yang tepat untuk mengenalkan sampai mendidik anak untuk berpuasa, hal yang tidak kalah penting selanjutnya adalah cara mengenalkan puasa kepada anak. Cara pertama yaitu dengan mengenalkan puasa kepada anak yaitu dengan memberinya pemahaman mengenai arti puasa dan bulan ramadhan. Contohnya seperti memberi pemahaman tentang bagaimana istimewa dan pentingnya ibadah tersebut dan bulan ramadhan sehingga anak akan lebih mudah untuk diajak berpuasa.

Selain memberikan pemahaman, cara lain lainnya adalah melalui hal-hal yang menjadi kesukaan anak-anak. Misalnya seperti melalui mainan, buku, atau film yang bertemakan ibadah puasa. Hal lainnya yang bisa kita jelaskan adalah tentang pahala selama menjalankan, juga manfaat dari ibadah puasa itu sendiri.

***

Cara kedua adalah memberikan contoh. Sama seperti hal penting lainnya, dalam memperkenalkan puasa kepada anak selain membimbing dan mendampingi, orang tua juga harus memberikan contoh kepada anak-anaknya. Anak yang sedang mengalami pertumbuhan akan sering mencontoh apa yang dia lihat. Maka dari itu memberikan contoh kepada anak adalah hal yang tidak kalah penting.

Cara selanjutnya adalah memberikan penghargaan kepada anak. Tidak harus berupa materi, dengan memberikan pujian kepada anak saja akan memberikan mereka motivasi dan semangat dalam menjalankan puasanya. Lalu cara lain adalah memperkenalkannya dengan melatih secara perlahan.

Tidak harus berpuasa penuh hingga waktu berbuka puasa, tetapi mulailah dengan puasa selama 3-4 jam sehari. Jika anak sudah terbiasa, bisa ditingkatkan waktu puasanya. Hal tersebut akan membuat anak terlatih dan bisa menjalankan ibadah puasa secara penuh.

Mengenalkan sampai mengajarkan anak untuk berpuasa memang bukan hal yang mudah, meskipun segala sesuatu tergantung pada niatnya tetapi peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi dorongan lebih kepada anak dengan.

Baca Juga  Tingkatkan Kemampuan Berbicara pada Balita dengan 6 Cara Ini!

Perlu diingat juga bahwa anak membutuhkan nutrisi yang lebih untuk pertumbuhannya, jadi bagi para orang tua jangan terlalu memaksakan anak dalam hal berpuasa, ya! Cukup dilatih secara perlahan sehingga anak tidak merasa terpaksa menjalaninya.    

Bagikan
Post a Comment