f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
transgender amina wadud

Amina Wadud: Solusi Diskriminasi Transgender

Pada dasaranya negara indonesia merupakan secara hukum memiliki penduduk dengan dua jenis kelamin, yakni pria dan wanita. Namun banyaknya macam pria yang berdandan menyerupai wanita, (waria) atau berdandan sebaliknya, begitu. Jika melihat pada era sekarang, yakni sebagai transgender. Transgender ini ialah suatu perilaku, entah dari individu ataupun kelompok yang telah memakai atribut gender di luar dari kontruksi sosial masayarakat umum. Keadaan fisik yang tidak sesuai pada kondisi psikis sehingga muncul sebuah konflik psikologis dalam diri.

Transgender di Indonesia

Berbagai faktor yang menggiringnya ialah faktor sosial, lingkungan, keluarga sekitar maupun perbedaan pola asuh yang membuatnya berpengaruh sangat signifikan. Sebagaimana dalam laporan penelitian survei di Indonesia pada tahun 2011 terdapat jumlah waria di Indonesia mencapai angka 38.000 orang. Jumlah tersebut tergolong besar, namun mendapatkan deskriminasi dari masyarakat, dengan alasan memiliki perbedaan stigma gender dalam kehidupan sosial. Tentu akan berbahaya Rahmania, karena telah menjadi permasalahan serius. Baiknya pemerintah menangani tindakan tersebut untuk menyesuaikan kehidupannya sesuai dengan kodratnya agar masyarakat luas tidak menganggap menyimpang.

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya: “Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Surat Al-Qur’an Ar-Rum ayat 30 di atas menjelaskan manusia tidak memiliki izin untuk mengubah ritual yang Allah tetapkan. Kata fitrah memiliki arti sebagai perasaan yang murni mentah dalam jiwa manusia yang belum terpengaruh oleh orang lain. Kalimat pengaruh berkaitan erat dengan diri waria. Waria telah berubah dari pria ke wanita baik dalam sifat, penampilan atau perilaku.

Baca Juga  Malik Fadjar : Guru Bangsa untuk Semua Generasi

Kemudian ayat ini juga menyebutkan bahwa terkadang ciptaan Allah tidak berubah,. Artinya Tuhan telah memutuskan masing-masing sesuai dengan situasi mereka sendiri. Artinya, sebagai perempuan atau laki-laki. Oleh karena itu, Allah melarang semua orang mengubah ciptaan-Nya. Beberapa ayat lain menguatkan larangan kontekstual Termasuk QS Al-Nisa ayat 119, QS Hujurat ayat 13 dan QS An-Najm bagian 45.

Penafsiran Subjektif Transgender

Untuk mengatasi masalah ini, itu perlu ide bagaimana transgender dari perspektif Islam. Ingat Indonesia adalah penduduk mayoritas beragama Islam. Maka untuk mengetahui hal tersebut digunakan teori hermeneutika feminis karya Amin Wadud. Amina Wadud adalah seorang tokoh feminis Amerika yang memelopori teori feminis di Amerika Serikat. Bukunya berjudul quran dan wanita, Baca Ulang dari Sudut Pandang Wanita dan Teks Suci di dalamnya Jihad Gender, Reformasi Perempuan dalam Islam.

Di antara karyanya, Amin Wadud mengekspos berbagai isu gender dalam tafsir Al-Qur’an dan mengkritisi diskriminasi dan paham keagamaan yang tidak adil dalam konteksnya. Karena ketika sebuah ayat Al-Qur’an telah diinput oleh pikiran manusia, hasilnya seringkali subjektif atau bergantung pada penafsir dengan latar belakang. Berdasarkan gagasan yang dicetuskan Amina Wadud tersebut, Amina Wadud juga memberikan pandangan mengenai adanya transgender dalam kehidupan sekarang.

Wadud hadir dengan metodenya yang kontemporer dalam sejarah penafsiran dari berbagai mufasir klasik mengenai metode hermeneutika feminis. Secara garis besar, feminisme adalah kesadaran akan penindasan dan pemerasan dalam masyarakat, terhadap perempuan di beberapa tempat pekerjaan, keluarga atau lainnya. Tindakan sadar oleh laki-laki dan perempuan mengubah status quo. Feminisme tidak hanya memperjuangkan hak-hak perempuan berjuang untuk kepentingan laki-laki juga dapatkan ketidaksetaraan gender.

Ceramah gender, karena adanya kebutuhan untuk memahami isu gender tahu dan bertanya pria dan wanita setara. Feminisme memiliki 3 ciri menyadari adanya ketidaksetaraan gender, memahami bahwa gender adalah karakteristik alami, dan berjuang untuk persamaan hak. Menurut Amin Wadud, feminisme adalah pasti wanita adalah manusia utuh. Namun model hermeneutik adalah sebuah metode menafsirkan kitab suci untuk memperoleh kesimpulan dari makna teks atau ayat.

Baca Juga  Mengupas Diskriminasi Pada Perempuan
Hermeneutika Fenimisme Amin Wadud

Hermeneutika feminis mengkaji teks atau ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan persoalan perempuan dengan mengacu pada gagasan atau konsep kesetaraan gender. Ada dua tujuan utama, yaitu pertama, menunjukkan bahwa epistemologi al-Qur’an bersifat anti-patriarkhal. Kedua, menunjukkan bahwa al-Qur’an melegitimasi laki-laki dan perempuan yang merumuskan teori-teori tentang kesetaraan. Dalam hermeneutika feminis Amina Wadud, teorinya berdasarkan pada informasi yang dia nyatakan) dan teks secara keseluruhan, yaitu world view atau pandangan dunianya.

Menggunakan langkah-langkah metodologis yang mencakup tiga metode penafsiran, konteks di mana teks itu ditulis (dalam hal Alquran). an, konteks di mana Alquran diturunkan), komposisi gramatikal (struktur bahasa), teks (bagaimana teks Al-Qur’an menuturkan pesan yang dinyatakannya), serta teks secara keseluruhan yaitu weltanschauung atau pandangan dunianya (Amina Wadud, 1992). Ketiga metode penafsiran dari Amina Wadud ini sering digunakan untuk menganalisis teks-teks mengenai gender, feminis, maupun transgender.

Bahwa transgender menurut pandangan Amina Wadud melalui analisis hermeneutika feminismenya adalah dilarang. Amina Wadud mengafirmasi penafsiran-penafsiran yang ada pada teks-teks ayat Al-Qur’an tersebut dengan menggunakan beberapa pertimbangan. Yakni pertama, konteks ayat tersebut diturunkan. Tempat kejadian-kejadian pada asbabun nuzul ayat tersebut sejalan dengan seorang transgender yang tidak sesuai dengan kodratnya sebagaimana Allah SWT menciptakan. Kedua, gramatika linguistiknya berupa penekanan pada penggunaan kosa kata dalam bentuk feminim (mu’anats) dan maskulin (mudzakar) dalam Al-Qur’an. Serta ketiga, world view atau weltanschauung (pandangan hidup). Dari empat teks ayat Al-Qur’an yang telah ditafsirkan yang meliputi merubah atau memperburuk, tidak merubah arah, tidak ada percampuran serta kuasa Allah adalah mutlak.

Bagikan
Post a Comment