f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
itu

Alasan Kenapa Berubah Itu Gak Mudah

Setiap manusia terlahir dengan latar belakang dan keunikannya masing-masing. Tidak dipungkiri jika setiap manusia memiliki kecenderungan yang berbeda-beda, pemikiran yang bervariasi dan kebiasan-kebiasan atau habit yang beragam.

Adakalanya seseorang menyadari bahwa kebiasaan yang selama ini dijalani bukanlah kebiasaan yang baik sehingga mendorong dirinya untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Namun faktanya mengubah kebiasaan bukanlah perkara yang mudah, melainkan membutuhkan upaya yang tidak biasa saja dan waktu yang tidak sebentar.

Sebaliknya, sebuah kebiasaan buruk rasanya sangat mudah mendarah daging dalam diri seseorang. Tanpa perencanaan, tanpa usaha yang besar dan tanpa doa-doa yang dilangitkan.

Contoh sederhananya, seseorang tidak pernah merencanakan dirinya untuk terbiasa berlama-lama bermain gawai, rebahan berjam-jam bahkan glundang glundung dengan visi misi yang tidak jelas. Anehnya, kebiasaan-kebiasaan macam ini yang justru cepat melekat dan amat sukar dihilangkan.

Pertanyaannya, Kenapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Ternyata Rasulullah Saw telah menjelaskan dalam hadis yang ditakhrij oleh Imam Muslim IV/2174 no.2822, At-Tirmidzi IV/693 no.2559, dan Ahmad III/284 no.14062:


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Surga itu diliputi dengan hal2 yang tidak menyenangkan, dan neraka itu diliputi hal2 yang menyenangkan.”

Surga dan neraka dalam hadis di atas dapat kita qiyaskan dengan kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Surga diliputi oleh hal-hal yang dibenci; seperti layaknya kebiasaan baik yang mana membentuknya membutuhkan sekian juta energi. Sementara neraka diliputi oleh hal-hal yang disenangi sebagaimana kebiasaan buruk yang kerap kali melenakan dan menimbulkan efek ketagihan untuk dilakukan lagi dan lagi.

Baca Juga  Baik atau Tidak itu Pilihan

Oleh karena itu, kebiasaan baik sulit ditumbuhkan dan dihidupkan dalam keseharian, karena memberikan efek yang tidak nyaman; mendorong seseorang untuk memaksa dirinya keluar dai zona nyaman.

Contohnya, seseorang ingin membiasakan dirinya berolahraga setiap hari selama 15 menit. Jangankan untuk membiasakan, terkadang untuk memulainya saja membutuhkan waktu sekian lama hanya sekedar mengumpulkan niat. Pun setelah berlangsung beberapa hari tidak menjamin seseorang akan bertahan dengan kebiasaan barunya tersebut.

Contoh dalam Menuntut Ilmu

Selanjutnya, contoh nyata yang paling dekat dengan kita khususnya pelajar adalah rutinitas menuntut ilmu dibangku sekolah yang terjadwal setiap harinya, namun apakah ketika liburan panjang tiba seorang siswa tetap membuka bukunya dan menjalankan rutinitas belajar sebagaimana jadwalnya disekolah?

Ya, bisa kita jawab bersama bahwa tetap bertahan pada rutinitas belajar disaat liburan panjang adalah salah satu hal yang langka. Padahal kalau dipikir-pikir hal itu sudah menjadi kebiasaan bukan? tetapi realitanya kebiasaan baik adalah kebiasaan yang perlu diusahakan dengan kesadaran dan proses yang berdarah-darah.

Maka tidak perlu heran jika kebiasaan baik yang kita upayakan rasanya tidak lekas berdampak, stagnan dan begini-gini saja. Karena sekali lagi, ditegaskan bahwa kebiasan baik membutuhkan usaha, doa dan proses yang panjang. Kewajiban kita adalah tidak berhenti memperjuangkan kebaikan dan berupaya mengehentikan keburukan.

Adapun kebiasaan buruk, sangat mudah bersahabat karib dengan kepribadian seseorang karena menimbulkan efek nyaman; sehingga tidak butuh waktu yang panjang kebiasaan buruk akan takluk pada diri seseorang. Bahkan jika tidak jua disadari, bukan lagi seseorang yang mengendalikan kebiasaan buruknya tetapi kebiasaan buruk yang mengendalikan seseorang.

Untuk itu, penting halnya mengindentifikasi setiap kebiasaan buruk dan tidak meremehkan dosa-dosa kecil. Karena tidak ada satupun manusia yang tahu, dosa mana yang akan menghantarkannya kepada neraka.

Baca Juga  Pengelolaan Wakaf di Persyarikatan Muhammadiyah
Mengusahakan Kebiasaan Baik

Dari penjelasan singkat diatas, dapat kita tarik benang merah bahwa kebiasaan baik sulit dibentuk karena menghadirkan rasa tidak nyaman dalam jangka waktu yang pendek tetapi memberikan manfaat dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan kebiasaan buruk memberikan kenyamanan dalam jangka waktu yang pendek tetapi berdampak negatif dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan mengetahui hal ini, dapat menjadi motivasi bagi kita untuk terus bergerak melakukan perubahan dalam kebaikan. Sebab tidak ada kebaikan yang sia-sia kecuali kita yang menyia-nyiakannya dan tidak ada keburukan yang nikmat kecuali kita yang menikmatinya. Karena pada hakikatnya, setiap keburukan melahirkan kegelisahan.

Maka sadar dan sabar adalah dasar untuk tetap bertahan melaksanakan proyek-proyek kebaikan. Sadar bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya agar mampu maksimal dalam menjalakan peran sebagai seorang hamba dan sabar bahwasanya setiap hamba pasti diuji dan dicoba bahkan dalam kenikmatan.

Mengenai potensi manusia untuk memilih sabar dan sadar terhadap jalan kebaikan dan meninggalkan keburukan, dijelaskan dalam firman Allah Q.S asy-syams ayat 7 – 10:

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)

Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).

Ayat di atas menjelaskan bahwa sejatinya setiap nafs (jiwa) manusia memiliki kekuatan untuk memilih di antara dua jalan; yaitu kefasikan dan ketakwaan. Seseorang yang memilih jalan yang pertama adalah orang yang merugi dan yang memilih jalan kedua adalah orang-orang yang beruntung.

Baca Juga  Mensyukuri Hidup Bersama The Midnight Library

Allah Swt telah dengan tegas memberikan rambu-rambu tersebut kepada manusia dan telah jelas bahwa manusia diciptakan dengan penciptaan yang sempurna, maka sangat disayangkan jika akal dan hatinya tidak memahami apa-apa yang baik dan buruk untuk diamalkan oleh jiwanya.

Wallahu a’lam bisshawab

Bagikan
Post a Comment