f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
zaman

Permainan Tradisional, Apa Masih Zaman?

Rasanya untuk saat ini, dunia sekarang sudah sangat asing. Apalagi mendengar istilah permainan tradisional. Yah mau bagaimana lagi, saya belum menemui anak-anak yang bermain permainan tradisional tahun-tahun terakhir ini, contohnya di desa saya sendiri. Mereka seolah buta dan menutup mata akan permainan tradisional.

Memang, waktu sangat berperan penting dalam menggerakkan roda kehidupan, mendorong sikap manusia untuk mengikuti perubahan–perubahan yang terjadi pada setiap tingkat kehidupan.

***

Permainan tradisional adalah permainan yang yang memerlukan aktivitas fisik, biasanya permainan ini disebut “permainan jadul” karena sudah terlalu kuno.

Saya pernah membaca dari salah satu sumber, yaitu dari web UPI bahwa permainan tradisional itu adalah bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu.

Permainan tradisional biasanya cenderung memanfaatkan alat atau fasilitas yang ada di lingkungan itu sendiri. Maka dari itu, permainan tradisional sebenarnya lebih menghemat biaya, ramah di kantong, dan ramah lingkungan.

Menurut teman saya, Bella “Permainan tradisional itu biasannya tidak dimainkan secara individu, melainkan kita memerlukan lawan main, dan kita harus berkumpul dengan teman–teman, baru permainan dapat dilaksanakan.” Dari pernyataannya tersebut saya dapat menyimpulkan permainan tradisional mempunyai manfaat yang baik bagi kehidupan sosial. 

Kita menjadi lebih mengenal lingkungan sekitar, mempunyai banyak teman, banyak relasi, mengajarkan bagaimana kita harus bersikap di hadapan teman atau orang banyak. Selain itu, permainan tradisional kaya akan nilai-nilai luhur, budi pekerti, kejujuran, peduli sesama, taat peraturan dan pesan–pesan moral tertentu.

Apa sih bedanya permainan tradisional dan modern?

Seiring berkembangnya zaman, permainan tradisional tergerus dan tergantikan dengan permainan modern. Dari salah satu sumber yang saya baca, permainan modern merupakan permainan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau teknologi yang sudah berkembang di masyarakat; dan dimainkan kurang lebih oleh dua orang bahkan bisa dilakukan sendirian tanpa adanya teman bermain. Contoh dari permainan ini adalah monopoli, catur, racing game, fighting game, adventure game, dan masih banyak lagi.

Baca Juga  Mekanisme Pasar dan Harga dalam Islam

Di zaman serba modern ini, teknologi menjadi pemeran penting dalam skenario kehidupan di dunia. Apalagi gadget, rasanya tanpa gadget kita tidak bisa apa–apa. Betul tidak? Semuanya harus dengan gadget, bahkan ke toilet pun selalu bawa gadget. Namun, teknologi juga membawa dampak negative terhadap permainan tradisional.

Saya banyak melihat, anak–anak yang berusia 10 tahun ke bawah juga termasuk adik saya sendiri, yang kecanduan dengan gadget. Anak–anak di sekitar saya cenderung lebih menghabiskan waktunya berjam–jam hanya untuk melihat dan bermain gadget.

Ketika saya tanya dan minta untuk menghentikan kebiasaan mereka dan beralih ke permainan tradisional, mereka menjawab permainan tradisional sudah tidak asyik dan ketinggalan zaman, selain itu mereka lebih senang ketika bermain game online.

Berbeda sekali dengan zaman waktu saya atau kamu kecil dulu. Dulu, tidak bermain masak-masakan sehari saja rasanya hampa. Tidak lari-larian bersama teman-teman rasanya sunyi. Tidak bertemu teman sehari, rasa tidak bertemu setahun.

Indahnya pertemanan, permainan waktu dulu. Tidak rindukah kamu?

Coba ingat-ingat kenangan manis bersama temanmu!

Sayangnya dunia, masyarakat, maupun anak-anak zaman modern ini tidak berpihak ke permainan jadul itu. Sangat sulit membujuk mereka untuk melestarikan budaya.

Apakah memang benar permainan tradisional sudah tidak zaman? Saya rasa tidak seperti itu, permainan tradisional sebenarnya tetap bisa eksis karena mempunyai banyak manfaat, selain itu juga bisa menjadi alternatif sebagai penghilang penat dan menimbulkan rasa bahagia ketika memainkannya. 

Namun, banyak juga yang berkata permainan tradisional sudah tidak zaman, alasannya klasik. Karena mereka berpikir, gadget lebih menarik dan permainan, sehingga berangsur–angsur permainan tradisional mulai ditinggalkan.

Orang tua juga sangat berpengaruh dalam hal ini, karena apa? banyak dari kalangan orang tua, bahkan orang tua saya sendiri melarang adik saya bermain di tempat–tempat kotor, basah, tanah dan orang tua lebih suka melihat adik bermain di kamar dengan handphonenya. 

Baca Juga  Merawat Ramah di Rumah Indonesia

Padahal hal itu justru akan membuat anak–anak menjadi kurang bersosialisasi dengan teman sebayanya dan cenderung memiliki sifat penyendiri. Lucu sekali. 

“Anak–anak yang diperlakukan seperti itu justru akan membuat kurang bisa mengontrol emosi dan semaunya sendiri, dalam diri mereka akan tumbuh bibit–bibit egois karena kurangnya sosialisasi dalam lingkungan mereka.” Tutur salah satu teman saya Pingkan Andia.

Permainan tradisional merupakan budaya bangsa, warisan dari budaya Indonesia. Maka dari itu, mau tidak mau, ingin tidak ingin kita harus melestarikannya. 

Banyak sekali cara untuk melestarikan permainan jadul ini, kita bisa membuat permainan tradisional lebih menarik, mengadakan workshop permainan tradisional, dan yang terpenting adalah memperkenalkan permainan tradisional atau permainan jadul ini kepada anak–anak, tidak membatasi atau melarang mereka untuk bermain permainan jadul dan kuno ini. Kalau bukan kita yang melestarikannya, mau siapa lagi?

Bagikan
Post a Comment