f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
literasi digital

Antara Kekeyi, Media Sosial dan Micro-Celebrity

Oleh: Firly Annisa*

Sejak diluncurkan video “Keke Bukan Boneka”, di YouTube, 29 Mei 2020 lalu. Sampai hari ini (Selasa 2 Juni 2020), video musik Rahmawati Putri Cantikka itu telah di tonton sebanyak 14,470,150 kali. Kekeyi memang istimewa, tubuh imutnya yang cenderung kurang proporsional, cara bicara yang kurang sistematis, hingga keunikan cara berdandannya justru membuatnya memiliki ‘personal brand’ yang berbeda dibandingkan dengan Youtuber lainnya.

Konten viralnya yang berjudul “25K make-up challenge” pada akhir 2018 ditonton lebih dari 11 juta kali. Bahkan kemudian di respon oleh Nagita Slavina dan Tasya Farasya untuk mengerjakan kolaborasi video bersama. Masing-masing video kolaborasi diluncurkan di Youtube pada tanggal 10 dan 15 Nov 2018.

Dengan menempatkan kedua influencer ini sebagai orang kota yang sukses tapi baik hati dalam video kolaborasi. Mereka, memposisikan Kekeyi sebagai orang daerah yang polos, yang perlu untuk dilindungi dan diarahkan. Pada awal viral kemunculannya. Kekeyi pernah di wawancarai sebuah acara talk show televisi mengenai motivasinya membuat video yang ia rekam dan edit melalui ponsel pribadi tersebut. Keinginannya membuat konten video dilatarbelakangi oleh kesukaannya untuk berbicara dengan dirinya sendiri karena sering merasa kesepian.

Perjalanan Karir Kekeyi

Sejak kecil Kekeyi juga mengaku suka dibully atas latar belakang keluarganya dan penampilan fisiknya. Inilah yang membuat ia sulit mendapatkan teman, bahkan ia sering berbicara dengan hewan-hewan peliharaannya untuk mengatasi kesepiannya itu. Situasi jatuh bangun Kekeyi membuat konten Youtube dan menjadi viral. Akan sangat berbeda dengan situasi yang dialami kebanyakan beauty vlogger populer seperti Ariel Hermansyah atau Tasya Farasya, yang lahir dari keluarga artis dan sosialita yang populer dan kaya raya.

Baca Juga  Menggapai Mimpi: Pamer vs Diam-Diam

Modal sosial yang dimiliki dua youtuber terakhir sungguh tidak bisa dibandingkan dengan Kekeyi yang hanya anak daerah. Putri tunggal seorang TKW yang harus berjibaku keluar negeri sejak Kekeyi balita ,untuk mencari nafkah karena ditinggalkan suaminya. Ditahun 2019 – 2020 Kekeyi terus merangsek dunia entertainment Indonesia. Ia memanfaatkan momentum pacar settingan dengan artis ibukota yang juga gak terkenal-kenal amat. Tapi justru membuat nama Kekeyi terus beredar dalam berita infotainment televisi dan akun lambe-lambean di Instagram. Isi komentar di akun Instagram @rahmawatikekeyiputricantikka23 dan akun Youtube “rahmawati kekeyi putri cantikka” mayoritas juga berisi hujatan dan komentar satir mengenai tingkah Kekeyi. Karena ia menjelma menjadi beauty vlogger, mukbang pentol pedes, hingga Q&A session. Isinya tentang kehidupan pribadi Kekeyi dengan tayangan video yang bisa dibilang sangat sederhana.

Konten-konten unik dengan modifikasi latar belakang kehidupan yang sederhana dan anti-mainstream inilah yang kemudian berhasil membuat Kekeyi mulai viral dan terus-menerus mendapatkan perhatian oleh Netizen. Bila diperhatikan komen-komen yang didapatkan Kekeyi dalam kurun waktu enam bulan terakhir justru cenderung bersifat negatif. Dalam realitas dunia media sosial inilah yang justru membuat Kekeyi dapat ditasbihkan sebagai the real micro-celebrity.

Hal Penting dari Micro-Celebrities

Perlu dipahami, micro-celebrities menekankan keterkenalan orang biasa di jagat media sosial, yang aktif membuat konten visual hingga memiliki banyak pengikut. Sehingga, dapat mengelola kepopulerannya untuk dikapitalisasi. Untuk itulah, micro-celebrities memiliki strategi yang berbeda dengan celebrities tradisional. Seorang micro-celebrities tidak harus menarik secara fisik, sempurna dalam penampilan atau memiliki karya yang berkualitas dalam dunia entertainment.

Namun sebaliknya, menurut Abidin (2018) di buku “Society Now, Internet Celebrity”. Untuk menjadi seorang micro-celebrities, seseorang harus menampilkan beberapa hal penting seperti; sense of everydayness (keseharian), exclusivity (eksklusivitas), exceptionalism (luar biasa) dan exotic (berbeda dari yang lain). Ini merupakan hal-hal yang harus ditampilkan bila ingin menjadi bintang di dunia “digital savy”.

Baca Juga  Tolong Pahami, ODMK dan ODGJ juga Berhak Berekspresi di Media Sosial

Definisi micro-celebrities telah “mengacaukan kelaziman” seorang bintang untuk populer, yang sebelumnya harus berlomba-lomba dalam karya seni, pertunjukkan dan menutup rapat kehidupan pribadi untuk diketahui khalayak luas. Namun, sekarang sebaliknya, melalui sosial media status micro-celebrities justru harus didapatkan dari kerja-kerja berlatar domestik (dirumah, dapur, tempat tidur) dengan mengumbar kehidupan pribadi yang rutin dikabarkan ke penonton. Ya mau dibilang apa dunia micro-celebrities dan digital memang sudah mengubah seluruh setting dan logika popularitas yang telah mapan dalam media tradisional, Kekeyi adalah salah bukti konkritnya!

*Pengajar ilmu komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Salah satu hobinya menuliskan pengalaman dan refleksi kehidupan sehari-hari dengan perspektif budaya dan media. Sekarang ia aktif menjadi mahasiswa PhD di Media, Communication and Culture, Keele University, United Kingdom. Melalui jarak jauh Firly juga aktif melakukan aktivitas gerakan literasi media digital dengan organisasi Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital).  

Bagikan
Post tags:
Post a Comment