f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
sex education

Membungkam Sex Education: Tabu Menciptakan Tren Kekerasan Seksual di Bawah Umur

Sex Education atau pendidikan seksual merupakan proses pendidikan yang di mana seseorang akan diajarkan tentang seksualitas manusia, perkembangan reproduksi, biologis, maupun anatomi, dan juga aspek emosional yang berkaitan. Tujuan dari pendidikan seksual sendiri adalah membantu individu untuk memahami seperti apa kondisi tubuh mereka. Bisa juga sebagai pemahaman tentang bagaimana tanggung jawab kita terhadap diri sendiri dan  memberikan wawasan mengenai kesehatan seksual.  Tujuan lain yang tidak kalah penting adalah sebagai perlindungan diri di manapun dan kapanpun.

Di Indonesia masih menganggap tabu dengan adanya pendidikan seksual, terutama jika disampaikan kepada remaja atau masih di bawah umur. Tak jarang jika ada yang membahas mengenai pendidikan seksual malah dibilang nggak sopan, atau biasa orang Jawa menyebutnya ‘saru’. Padahal yang disampaikan adalah salah satu poin penting mengenai kesehatan dan pendidikan, bukan mengajarkan hal yang tidak sopan. Jadi jangan heran kalau kasus kekerasan seksual akhir akhir ini meningkat. Minimnya penyampaian tentang pendidikan seksual  menjadi salah satu faktor peningkatan kasus ditambah dengan adanya kebebasan penggunaan media sosial. Tanpa disadari, semua bisa terjadi tanpa kendali.

Kebebasan Media Sosial yang Menjadi Sumber Awal

Zaman sekarang hampir semua kalangan pasti memiliki ponsel, dari anak-anak hingga orang tua. Fitur fitur yang canggih menciptakan kemudahan dalam berbagai akses. Banyak orang tua yang memberikan ponsel kepada anaknya dengan embel embel “biar anteng”. Tanpa disadari itu adalah sumber bencana yang besar, apalagi tanpa adanya pantauan dari orang tua. Akibatnya mereka akan merasa bebas dalam menggunakan ponsel. Anak anak cenderung memiliki sifat kepo yang tinggi, dan belum bisa membedakan mana yang positif dan negatif. Sehingga apapun akan mereka tiru tanpa mengetahui dampak yang ditimbulkan.

Baca Juga  Mencegah Bullying: Peran Penting Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

Tak sedikit pula anak anak yang mengakses konten negatif. Tanpa adanya pengetahuan, bimbingan, dan arahan, otak mereka akan mudah terkontaminasi dengan konten negatif. Mirisnya mereka melakukan di dunia nyata atas apa yang mereka lihat. Hal ini akan mereka anggap sebagai hal biasa. Mereka tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai sex education dan diperparah dengan adanya kebebasan dalam mengakses ponsel.

Tidak Menormalisasikan Sex Education

Menurut Baby Jim, salah satu pakar psikolog sekaligus seksolog, anak anak yang mempunyai sedikit pengetahuan lebih cenderung memiliki rasa ingin tahu yang yang berlebih, apalagi saat mereka menginjak masa remaja. Hal yang ditakutkan adalah ketika mereka belum dibekali dengan yang namanya sex education, mereka akan melakukan penyimpangan dan sulit untuk dihentikan. Terlebih lagi dengan adanya pergaulan bebas yang kian marak terjadi.

Pendidikan seksual seharusnya bisa diajarkan saat anak-anak mengalami masa-masa pertumbuhan. Jangan sampai ada tanggapan bahwa pendidikan seksual malah mencemari pikiran anak-anak. Tak sedikit juga  yang beranggapan jika membahas tentang hal ini dirasa tidak pantas untuk disampaikan kepada anak di bawah umur. Lantas jika tidak diajarkan sedini mungkin, haruskah kita menunggu sesuatu terjadi pada mereka?

Menjadi Tren

Belakangan ini juga sedang heboh tentang kekerasan seksual di bawah umur. Entah itu sebagai pelaku maupun korban. Sebagai contoh, belum lama ini media dihebohkan dengan kisah siswi SMP yang dibunuh-diperkosa oleh 4 orang. Salah 3 dari pelaku tersebut masih di bawah umur. Bagaimana itu bisa terjadi? Ya karena mereka tidak punya pemahaman tentang pendidikan seksual. Orang yang berpengetahuan akan lebih berhati hati dalam bergaul, dan tidak akan melakukan hal seperti itu. Wawasan apapun yang mereka dapatkan sebenarnya yang akan mempengaruhi jalan pikiran mereka.

Baca Juga  Kebebasan Pergaulan yang Merenggut Masa Depan

 Tidak hanya kasus itu saja, belakangan ini juga sedang ramai di Twitter tentang hubungan guru dan anak SD. anak sekecil itu tidak tahu apa-apa, dan tidak punya pengetahuan apapun mengenai kejadian yang bersangkutan. Anak kecil itu masih polos, segala sesuatu baik maupun buruk akan mereka dengarkan dan lakukan. Andai saja anak tersebut tahu tentang dasar dasar pendidikan seksual, hal semacam itu tidak akan terjadi. Saking seringnya muncul  berita yang sejenis, hal ini malah terlihat seperti sebuah tren.

Saya sendiri pernah mengalami hal serupa. Saat masih kelas 6 Sekolah Dasar saya dikagetkan dengan perkataan teman laki-laki saya. Dia mengajak teman teman saya untuk melakukan hal tidak senonoh kepada saya. Kejadian itu baru saya sadari saat masa SMP, bagaimana bisa anak SD memikirkan hal seperti itu?

Lantas, kita harus apa?

Pendidikan seksual sangatlah penting untuk diajarkan, jangan terbiasa menganggap hal ini tabu. Hal ini diberikan juga bukan tanpa alasan, ini menyangkut tentang tanggung jawab dan keselamatan diri sendiri. Pendidikan seksual adalah bekal ilmu yang harus dimiliki setiap individu dari segala usia. Malah seharusnya diajarkan pada saat masih anak anak.

 Usia anak anak hingga remaja akan cenderung lebih mudah menerima informasi. Pada saat itulah kita memberikan pemahaman mengenai pendidikan seksual. Kita tidak harus menjelaskan secara gamblang tentang pendidikan seksual. Minimal mereka tahu tentang hal paling dasar dari pendidikan seksual. Jika hal ini tidak diajarkan, takutnya mereka yang semisal menjadi korban tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bisa saja mereka takut untuk speak up karena malu, atau mungkin mereka tidak tahu bahwa mereka adalah korban?

Bagikan
Post a Comment