f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
demam latto-latto

Demam Latto-Latto : Permainan Tradisional sebagai Counter Permainan Global

“Tok tok tok takotokotokotokokok….”, ahh bunyi yang mungkin selalu kita dengar akhir-akhir ini di hampir semua tempat entah di rumah, sekolah, pasar, bahkan di tempat pengajian. Fenomena permainan “Latto-latto” menjadi sebuah trand bagi anak-anak saat ini yang menggeser segala bentuk permainan lain sebelumnya.

Permainan Katto-katto atau Latto-latto dimainkan dengan cukup simpel yaitu dengan membenturkan dua buah bola kecil yang masing-masing diikat dengan tali sehingga menghasilkan bunyi seperti di awal paragraf di atas. Meskipun terlihat simpel, sebenarnya permainan ini mudah-mudah sulit. Bahkan penulis sendiri belum terlalu mahir memainkan permainan ini meskipun sudah mengenalnya sejak kecil.

Permainan ini ada yang menyebut dengan istilah latto-latto dan ada pula meyebut dengan istilah katto-katto. Kami di Sulawesi khususnya orang bugis terbiasa dengan isitilah pertama. Dalam bahasa bugis kata “Latto” dialamatkan kepada aktivitas yang menghasilkan bunyi “Tok”. Misal speedometer (saklar) listrik yang kewalahan menarik arus listrik sehingga saklarnya berbalik arah dan menghasilkan bunyi “Tok”, kami menyebutnya “Lattoi saklar e”. Sehingga saya menduga penamaan Latto-latto oleh orang terdahulu dikarenakan bunyi yang dihasilkan dari aktivitas permainan ini yaitu “tok tok tok….”.

Latto-latto sendiri tidak hanya dimainkan oleh anak-anak saja. Tidak sedikit dimainkan pula oleh orang dewasa bahkan tidak hanya dalam ranah aktivitas bermain biasa. Permainan Latto-latto pun sudah banyak memasuki ranah perlombaan yang diadakan oleh berbagai pihak. Permainan ini membutuhkan konsentrasi tinggi, keseimbangan, dan stabilisasi gerakan tangan agar dapat bertahan lama dalam memainkannya. Di satu sisi Latto-latto memang menimbulkan kebisingan yang mungkin mengganggu, belum lagi tangan yang sakit apabila bolanya mengenai tangan. Tetapi di sisi lain mengandung nilai positif yang dapat membuat penurunan ketergantungan anak terhadap teknologi khususnya handphone.

Baca Juga  Latto-Latto sebagai Terdakwa

Derasnya gelombang globalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dibendung yang didukung dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan menjadi salah satu bentuk kemajuan peradaban manusia. Pada zaman sekarang hampir segala aktivitas melibatkan teknologi dan menjadi sesuatu yang sangat bernilai dan nampaknya mustahil untuk dipisahkan dari manusia itu sendiri. Ketergantungan tersebut telah meliputi semua generasi dari yang tua sampai dengan yang paling muda. Kehadiran teknologi di samping membawa dampak positif, juga tentunya membawa dampak negatif yang mungkin tidak kalah besar dengan dampak positifnya, terutama pada anak-anak.

Masa anak-anak merupakan masa di mana anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat di berbagai aspek, terutama pada masa golden age (0-6 tahun). Pada tahapan tersebut, otak dan fisik anak mengalami pertumbuhan maksimal. Berkembang pula kepribadian anak, pembentukan pola perilaku, serta ekspresi dan emosi. Suatu hal yang sangat memprihatinkan jika pada masa tersebut direnggut oleh teknologi, khususnya handphone. Sebagian besar waktu anak dihabiskan di depan layar dan terbius dengan berbagai tontonan online bahkan game online. Belum lagi tontonannya yang tidak tersortir sehingga secara tidak langsung anak mencontoh apa yang dilihatnya. Secara tidak langsung pula dapat mendegradasi budaya, anak tumbuh di rumah sendiri namun berbudaya ‘tetangga’.

*

Dalam aspek sosial akan membentuk perilaku asosial disebabkan dosis bius handphone yang sangat kuat. Sehingga lahir generasi menunduk, hidup dalam dalam satu lingkungan namun asing dalam pertemuan. Kemudian dalam aspek kepribadian akan membentuk anak yang berkepribadian tertutup dan menghalangi tumbuhnya kreativitas. Dalam aspek kesehatan, penggunaan handphone yang berlebihan akan membahayakan kesehatan mata anak. Begitu kompleks efek negatif yang dihasilkan oleh handphone terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Sesuatu yang tidak diragukan karena penelitian pun sudah banyak yang membuktikan.

Baca Juga  Memeluk Mimpi (1): Kuliah ke Luar Negeri, Mungkinkah?

Kehadiran Latto-latto merupakan sesuatu yang harusnya disambut baik, setidaknya dapat mengalihkan perhatian anak dari handphone. Kehadirannya dapat menjadi media perkembangan anak karna dengan bermain dapat mengembangkan aspek kognitif, motorik, emosional dan sosial anak. Sehingga dapat menstimulus dengan baik pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan bermain pula interaksi sosial anak akan terbentuk. Kembalinya tren permainan tradisional ini dapat menjadi momentum dalam pengenalan budaya lokal dan menjadi sebuah counter tehadap pengaruh teknologi yang selama ini membius anak-anak. Latto-latto juga membuktikan bahwa permainan tradisional masih memiliki eksistensi dan tak kalah menarik dengan game global yang ada dalam handphone. Maka sudah sepatutnya kita kembali hadirkan dan perkenalkan permainan tradisional kepada anak selagi memiliki momentum.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip pernyataan dari orang nomor satu UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhanis yang dalam salah satu tulisannya. “Kehadiran Latto-Latto, menjadi  momentum menghadirkan permainan tradisional pada anak-anak modern kita. Apakah Latto-Latto hadir sebagai antitesa dari jenuhnya anak-anak dengan game online? Atau Latto-Latto justru menjadi bagian dari fenomena budaya pop permainan anak-anak, muncul sejenak lalu menghilang begitu saja? Atau hanya menjadi bagian dari proyek viralisasi? Tetapi setidaknya kehadiran Latto-Latto membuat anak-anak kita secara signifikan menurunkan ketergantungan mereka pada Hp dan game online yang kita semua tahu efek buruk yang ditimbulkannya, mulai dari sikap asosial, pemahaman yang distortif tentang kehidupan nyata, sampai pada gangguan penglihatan. Setelah Latto-Latto apa lagi? Ayo cepat, selagi anak-anak sudah mulai berjarak dengan Hp!”

Bagikan
Post a Comment