f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
perempuan pintar

Perempuan Pintar Bukan untuk Ditakuti Tetapi Dicintai

Bulan April,  sejarah Bangsa Indonesia mencatat sebagai hari lahirnya pejuang wanita yang baginya belajar adalah sebuah kesempatan yang perlu dimiliki oleh kamu hawa. Kesempatan belajar bagi kaum perempuan saat itu adalah sebuah kemewahan. Kartini mempunyai kemewahan tersebut dan dia memanfaatkan privilege yang ia miliki untuk mendukung perempuan-perempuan Indonesia lainnya agar mempunyai kesempatan yang sama dengannya yaitu menjadi perempuan yang pintar.

***

Ribuan tahun yang lalu, sebuah pemahaman baru juga telah dimulai bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk belajar, untuk menjadi mengerti tentang hak dan kewajibannya dan tentunya untuk memahami kebermanfaatannya lahir sebagai perempuan di muka bumi. Bukan hanya sebagai “penghasil” keturunan tetapi juga sebagai sumber ilmu dan pusat peradaban bagi keturunannya. Salah satu peran perempuan adalah yang menentukan sebuah generasi bernama ibu. Ungkapan “Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq, Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik”. Demikian bunyi hadis.

Dalam konteks inilah Rasulullah menyerukan kepada keluarga khususnya para Ibu untuk menjadi sekolah bagi anak-anaknya. Menjadi sekolah artinya adalah menjadi perempuan pintar sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada anak-anaknya.  Oleh karena itu tentunya menjadi perempuan pintar, cerdas, mumpuni adalah sebuah keharusan, karena di tangannyalah sebuah generasi akan lahir menjadi tangguh, kuat, hebat, tidak lemah,  berkarakter bahkan menjadi generasi terbaik di zamannya.

***

Banyak kisah tentang perempuan-perempuan pintar sejak masa lalu. Dan biasanya perempuan ini adalah perempuan yang dicintai oleh pasangannya. Pada saat ini adagium perempuan pintar telah menjadi senjata untuk menyerang kaum hawa itu sendiri. Bahkan oleh sesama perempuan yang seharusnya membela tetapi menjadi lawan. Ketakutan-ketakutan muncul jika menjadi perempuan pintar akan merugikan diri perempuan itu sendiri.

Baca Juga  Seperti Uwais, Seharusnya Ibu Dicinta Bukannya Dihina

Saat saya masih sekolah dulu, tante saya bertanya apa yang saya inginkan setelah  selesai sekolah. Saya menceritakan mimpi-mimpi saya dengan semangat dan bahagia. Dan tante saya melalui petuahnya bahwa mewujudkan mimpi adalah hak setiap perempuan. Apalagi jika perempuan tersebut telah mendapatkan pendidikan tinggi. Namun tante saya berpesan bahwa menjadi pintar secara akademisi itu bagus tetapi menjadi pintar dalam kehidupan itu sulit. Sulit bukan berarti tidak bisa diraih tetapi membutuhkan effort yang lebih. Saat itu saya tidak memahami apa yang tante saya sampaikan, seiring berjalannya waktu pemahaman tersebut muncul dalam pemikiran saya.

***

Menjadi perempuan pintar bukanlah sesuatu yang menakutkan seperti bualan yang sering muncul dalam masyarakat kita. Ketakutan-ketakutan yang muncul menimbulkan keengganan bagi perempuan untuk belajar. Seperti perempuan pintar tidak berniat menikah karena merasa telah mampu bekerja dan mempunyai penghasilan tinggi sehingga mampu untuk hidup mandiri. Atau munculnya pemahaman bahwa laki-laki tidak mau menikah dengan perempuan yang terlalu pintar karena kekuatiran dengan ego kelaki-lakiannya.

Padahal menikah dengan perempuan pintar adalah sebuah aset dimana nantinya dalam sebuah pernikahan akan mempunyai anak-anak yang harus dibekali dengan ilmu, adab dan teladan-teladan yang baik. Tentunya semua hal tersebut diperoleh dari perempuan pintar.

***

Perempuan-perempuan pintar ini tentunya  tidak untuk ditakuti tetapi lebih layak untuk dicintai. Sebut saja istri Rasulullah Saw., istri beliau selain cantik juga sangat pintar dan menjadi kesayangan beliau yaitu Aisyah RA.  Perempuan yang dijuluki Humaira (pipi kemerah-merahan) oleh Rasulullah Saw. itu selalu berpikir kritis dan analitis dalam melihat suatu peristiwa. Ilmu hadis pun bisa dikatakan berutang banyak pada istri ketiga Nabi Saw. tersebut. Aisyah menghafal sebanyak 2.210 hadis Rasulullah. Tidak hanya dari aspek periwayatan tetapi juga pemahaman. Dan sejarah juga mencatat bagaimana Rasulullah sangat mencintai perempuan cerdas ini.

Baca Juga  Prof. Alyasa Abu Bakar: Perempuan Menurut Nilai Islam Berkemajuan

Kemudian seperti cerita Asiyah istri Firaun alias Pharaoh alias Ramses II di Mesir. Bernama lengkap Asiyah binti Muzahim merupakan  istri yang dicintai Firaun hingga tak sanggup menolak permintaan darinya. Firaun hampir pasti meluluskan permintaan Asiyah meski bertentangan dengan keputusannya. Salah satu permintaan perempuan pintar ini adalah mengasuh bayi Nabi Musa AS. Yang masih bayi sedangkan saat tersebut maklumat Firaun adalah membunuh semua bayi laki-laki dari kaum Bani Israil. Bukti kepintaran Asiyah sebagai perempuan adalah mempengaruhi keputusan suaminya sebagai penguasa tiran ini tentunya atas ridha Allah Swt. Memanfaatkan kepintaran untuk sesuatu yang baik tentunya menjadi sebuah anugrah yang telah Tuhan berikan kepada hati dan logika perempuan tersebut.

***

Perempuan pintar dan melakukan banyak hal untuk perempuan lainnya di masa kini salah satunya adalah istri Presiden ke-44 AS Barrack Obama, Michelle Obama, juga dipandang sebagai perempuan berpengaruh di dunia. Ia dirasa telah membawa perubahan dan menjadi panutan bagi perempuan di berbagai negara. Salah satu kata-kata Michelle yang masih diingat oleh banyak orang, yakni “Pria kuat dan pria yang pantas menjadi panutan adalah mereka yang tidak pernah merendahkan perempuan demi membuat diri mereka merasa kuat,” pernyataan itu disampaikan Michelle dalam sebuah pidato di New Hampshire pada 2016, sebagaimana dilansir dari Oprah Daily (8 Mei 2020).

Kalimat Michelle Obama menunjukkan bahwa seorang perempuan pintar tidak perlu ditakuti, bahkan jika dicintai dengan tulus maka lebih bersinar dengan cemerlang dan akan memberikan kebermanfaatannya kepada orang-orang disekelilingnya. Menjadi perempuan pintar membutuhkan energi, namun nantinya energinya akan ia bagikan kepada orang lain yang juga akan kembali sebagai bentuk kebahagiaan bagi si pemberi energi.  Untuk perempuan masa kini, jangan pernah takut untuk menjadi pintar. Dengan pintarmu, memudahkan kamu mendapatkan cinta bukan ketakutan, karena perempuan pintar juga akan mencintai dirinya sendiri untuk menjadi bahagia.

Bagikan
Post a Comment