f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
dari

Belajar dari Bunda Khadijah

Siapa yang tak kenal dengan salah satu womanpreneur sukses ini? Bukan hanya sukses dalam finansialnya, bunda Khadijah adalah sosok wanita pilihan dari Allah yang begitu luar biasa pribadinya. Bahkan dalam sebuah hadis, “Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah” (HR. Bukhari dan Muslim). Kenapa demikian? Sedikit saja ingin saya sampaikan terkait dengan sosok idola ini dalam artikel berikut ini.

Khadijah dan Kerajaan Bisnisnya

Khadijah adalah sosok perempuan yang mandiri, mulia dan terhormat, bahkan ia mendapat julukan sebagai wanita yang suci (Ath Thahirah). Ia memiliki nama besar dalam dunia perdagangan dan masyarakat segani. Hampir di setiap khafilah dagang kaum Quraisy Mekah pada saat itu memuat barang dagangan Khadijah dalam jumlah yang tidak sedikit.

Pada saat itu, perempuan masih mendapat anggapan rendah derajatnya oleh kebanyakan orang. Tetapi lain dengan Khadijah, ia bisa menempatkan dan menjadi sosok perempuan yang terhormat dengan kecakapan dan kepribadiannya. Khadijah mengemban bisnis keluarganya secara turun temurun. Meskipun ia seorang perempuan, tidak ada seorang pun yang meragukan kecakapannya.

Nama Khadijah begitu terkenal seantero Mekah. Banyak pihak yang senang untuk menjalin kesepakatan bisnis dengan Khadijah. Khadijah berhasil membuktikan betapa suksesnya ia mengelola keuangan dan kerajaan bisnisnya. Sampai hal inilah yang menjadi sebab dan menakdirkan ia bertemu dengan pujaan hati, cinta sejatinya, Muhammad.

Keberanian Khadijah Meminang Muhammad

Kerajaan bisnis Khadijah semakin lama semakin besar. Sampai suatu ketika Khadijah sedang menyiapkan perdagangan yang akan berangkat ke Syam. Kabar ini sampai ke Abu Thalib, dan ia menawarkan Muhammad untuk menjadi bagian dari khafilah yang akan berangkat ke Syam itu. Muhammad muda pada saat itu menjadi seorang yang terpercaya, sampai mendapat sebutan sebagai “Al-Amin” yang artinya jujur dan terpercaya.

Baca Juga  Amina Wadud: Solusi Diskriminasi Transgender

Khadijah lalu mencari tahu tentang sosok dan kepribadian Muhammad. Semakin dipelajari semakin menarik hati. Sampai pada akhirnya Khadijah memilih Muhammad untuk menjadi orang kepercayaan dalam memimpin khafilah dagang itu pergi ke Syam.

Pertemuan Khadijah dengan Muhammad menyisakan kesan yang mendalam. Bukan hanya urusan bisnis yang jadi persoalan, diam-diam Khadijah terpesona dengan akhlak dan kepribadian Muhammad. Saat itu, bahkan Khadijah lebih memikirkan Muhammad dari pada  barang dagangannya.

Hari keberangkatan khafilah dagang itu pun tiba. Muhammad beserta rombongan khafilah berangkat menuju Syam. Khadijah mengutus Maisarah, budak laki-lakinya untuk turut serta dalam rombongan. Tentu selain tugas untuk mematuhi segala perintah Muhammad, ada tugas khusus yang diberikan kepada Maisarah. Ia ingin tahu apa saja yang Muhammad lakukan sepanjang perjalanan itu.

Singkat cerita rombongan akhirnya berhasil kembali dengan keuntungan yang besar. Muhammad pun menghadap Khadijah dan melaporkan semuanya. Khadijah senang dengan hasil kerjanya, keuntungan yang berlipat ganda dari sebelumnya. Maisarah pun bertemu Khadijah dan bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi di perjalanan.

***

Semua kisahnya menunjukkan kejujuran, keluhuran, dan kelembutan hati Muhammad. Ditambah ada kejadian yang aneh saat Maisarah bertemu dengan seorang rahib bernama Nestoria. Rahib itu mengatakan bahwa pemuda yang duduk di bawah pohon itu  (Muhammad) adalah seorang nabi.

Satu hal aneh lagi yang diceritakan Maisarah, bahwa ketika itu ada seorang laki-laki yang sengaja membuat persoalan di antara mereka. Lalu meminta Muhammad untuk bersumpah dengan nama Latta dan Uzza. Namun Muhammad menolak “Aku tidak pernah bersumpah dengan nama keduanya.” Lalu laki-laki itu berkata kepada Maisarah, “Orang ini, demi Tuhan, adalah seorang nabi. Para pendeta kami telah menerangkan ciri-cirinya berdasarkan apa yang mereka baca dalam kitab suci.”

Khadijah begitu terpukau mendengar semua kisah Maisarah. Ia semakin penasaran dengan sosok Muhammad ini. Ia meminta pertimbangan juga kepada pamannya, Waraqah. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Khadijah mantap untuk memilih Muhammad menjadi pendamping hidupnya. Ia berinisiatif untuk mengirimkan sahabatnya, Nafisah binti Umayyah, untuk mencari tahu dan menjadi penengah antara dirinya dan Muhammad.

Baca Juga  Khadijah : Pendukung Utama Rasulullah dalam Penyampaian Ajaran Islam

Nafisah pergi menuju Muhammad dan berkata, “Kenapa kau tidak mau kawin?”Aku tidak punya apa-apa sebagai persiapan perkawinan”, jawab Muhammad. “Kalau itu disediakan dan yang melamarmu itu cantik, berharta, terhormat, dan memenuhi syarat, tidakkah akan kau terima?” Nafisah melanjutkan. “Siapakah itu?” Muhammad penasaran. “Khadijah”terang Nafisah. Mendengar hal itu, Muhamammad pun tertegun.

***

Dalam hati kecilnya ia berkenan kepada Khadijah, mengingat Khadijah sudah menolak banyak permintaan hartawan dan bangsawan Quraisy untuk meminangnya. Muhammad pun bertanya, “Dengan cara bagaimana?” Nafisah pun menjelaskan,”Serahkan hal itu kepadaku.”

Mediasi yang Nafisah lakukan berhasil. Setelah itu, Khadijah pun meminang Muhammad dengan berkata, “Wahai anak pamanku, aku berhasrat untuk menikah denganmu atas dasar kekerabatan, kedudukanmu yang mulia, akhlakmu yang baik, integritas moralmu, dan kejujuran perkataanmu.” Muhammad pun menerimanya.

Pernikahan keduanya berlangsung saat usia Muhammad pada saat itu 25 tahun, dan Khadijah berusia 40 tahun. Menurut kalian, Rahmania, beranikah perempuan melamar seorang lelaki seperti cerita Khadijah di masa sekarang ini? Hmm tentu butuh keberanian yang luar biasa ya. Kamu kah orangnya?

Bagikan
Post a Comment