f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
memaafkan piknik

Saling Memaafkan dan Meraih Pahala Surga dengan Berpiknik

Sebentar lagi, kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan ini penuh dengan keberkahan juga penuh dengan pengampunan. Ramadan secara lug}awi dalam kitab-kitab kelasik, seperti kitab fath}ul mu’in memiliki makna membakar. Maksud dari makna membakar adalah membakar dosa-dosa.

Tentu dosa-dosa yang kita berbuat berhubungan langsung kepada Allah SWT. Jadi sesiapa yang memohon ampunan kepada Allah secara bersungguh-sungguh pada bulan Ramadan, Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba tersebut. Hal ini berkaitan jika kita melakukan perbuatan melanggar aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah. Maka urusan selesai. Asal kita sungguh-sungguh memohon ampunan kepada-Nya.

Lalu bagaimana jika kita melakukan kesalahan terhadap sesama manusia?

Ada yang mengemukakan bahwa manusia itu makhluk sosial. Dalam KBBI kata sosial memiliki makna masyarakat, bisa dikatakan sosial itu sendiri mempunyai makna secara implisit yaitu berinteraksi. Kita hidup bermasyarkat tidak bisa lepas dari berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat.

Lingkup masyarakat terkecil adalah keluarga. Secara sadar atau tidak terkadang kita melakukan kesalahan terhadap sesama anggota keluarga. Bahkan kita juga tidak lepas kontak dari orang-orang di lingkungan di mana kita bekerja. Dalam kontak langsung yakni saat bergaul di luar rumah, yakni di tempat kerja atau dimana saja kita bisa saja tanpa disadari melakukan kesalahan yang menyakiti perasaan orang.

Oleh karena itu Allah memerintahkan kita untuk saling memaafkan. Apa bila kita melakukan sebuah kesalahan dalam pengucapan, kekeliruan dalam tindakan sesegera mungkin kita meminta maaf kepada yang bersangkutan. Bagi yang dimintai maaf harus legowo atau dengan hati yang lapang memberikan keikhlasan terhadap perbuatan yang dilakukan oleh si peminta maaf.

Selain karena bulan penuh pengampunan ini juga tersemat sebagai bulan penuh keberkahan. Karena keberkahan dari bulan suci Ramadan tersebut maka Allah melipatgandakan pahala-pahala bagi siapa saja yang mengagungkan bulan suci Ramadan. Bagaimana cara mengagungkannya? Salah satunya adalah dengan memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita sekalipun orang tersebut belum menyatakan permintaaf maaf kepada kita.

Baca Juga  Maafkanlah Dirimu Sendiri
Meminta Maaf dan Memaafkan

Sesudah bulan Ramadan selesai maka akan memasuki bulan Syawal. Bulan Syawal ini adalah momentum di mana tradisi orang Indonesia terjadi setahun sekali, yaitu mudik. Kali ini lebih asyik jika menyebutnya adalah anjangsana ke sanak saudara, kerabat dekat dan kerabat jauh, bahkan ke teman sejawat, untuk memohon keikhlasan hati mereka yang kemungkinan kita pernah melakukan kesalahan kepadanya.

Tetapi, kita sebagai orang muslim untuk meminta maaf tidaklah harus menunggu saat lebaran tiba. Jika kita melakukan kesalahan upayakan secepat mungkin untuk meminta maaf. Setiap hari lebih baik kita meminta maaf dengan segera jika kita melakukan kesalahan kepada orang di sekeliling kita. Setiap hari kita juga harus memaafkan orang-orang yang berbuat salah kepada kita tanpa menunggu permintaan maaf dari mereka.

Dalam Q.S Ali Imran ayat ke-134 menjelaskan bahwa Allah Swt. menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan, satu di antaranya yaitu Allah S menyukai terhadap hamba-Nya yang suka memberikan maaf. Hal ini bisa dikatakan bahwa memberikan maaf itu lebih berat dari pada meminta maaf.

Karena biasanya orang sebelum memberikan maaf ada hati yang terluka atau kecewa sehingga ingin marah. Tidak semua orang akan mampu menahan amarahnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang mampu menahan amarah yang sedang melandanya. Bahkan ada yang dendam dengan ingin membalas perbuat mereka. Itu sungguh tidak baik untuk dilakukan. Nabi pernah berpesan kepada umatnya agar jangan marah, jangan marah, jangan marah. Hal tersebut membuktikan bahwa orang yang mampu menahan amarah adalah seorang pemenang.

Kemudian, jika seseorang sudah mampu meredam sikap marah maka akan muncul sikap sebagai seorang pemaaf. Memaafkan terhadap orang yang melakukan kesalahan kepada dirinya. Seharusnya, kita mengimplementasikan kepribadian nabi Muhammad Saw. ke dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Apakah Hidup Ini Tidak Adil?
Bisakah Meraih Surga dengan Berpiknik?

Siapa sih yang tidak suka melakukan perjalanan jauh ke luar kota? Mayoritas orang menyukai berpiknik. Piknik merupakan sebuah perjalanan jauh atau dekat ke suatu tempat. Kita bisa memanfaatkan kegiatan piknik keluarga dengan menyambangi sanak saudara yang berada di luar kota. Hampir di setiap kota sekarang memiliki tempat wisata.

Pada saat melakukan kunjungan ke rumah sanak saudara bisa diatur waktunya agar sangat bermanfaat. Bisa mendapat pahala berkunjung (silaturahmi) ke kediaman sanak famili lalu menyempatkan waktu untuk berwisata di kota yang kita lewati. Jadi pahala surga karena beranjangsana kita dapatkan, kesenangan piknik pun kita rasakan.

Hampir semua manusia mengharapkan surga, tentu bagi orang yang meyakini akan ada kehidupan baru di lain tempat, yakni kehidupan di surga. Surga adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat kehidupan yang digambarkan dengan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan kepada hamba yang menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Sebuah hadist yang riwayatAbdillah bin Salam, Rasulullah SAW bersabda: “Tebarkan salam, sambung tali persaudaraan, bersedekahlah makanan dan salatlah di malam hari sementara yang lainnya terlelap, maka niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat”. (HR. at-Turmudzi)

Kali ini poin pentingnya adalah sambung tali persaudaraan. Sebagai manusia kita terlahir di dunia tidaklah sendirian. Ada ibu dan ayah juga saudara kandung dan sanak saudara. Kita pertahankan tali persaudaraan sesama saudara kandung, terhadap para tetangga, terhadap sesama umat beragama (ukhuwah Islamiyah), terhadap sesama manusia (ukhuwah Basyariyah) jangan sampai tali persaudaraan ini terputus. Ada hadist lain yang memperkuat hadist di atas.

Diriwiyatkan dari Jubair bin Muth’im R.A., dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak masuk surga bagi orang yang memutus tali persaudaraan.” (HR. Mutafaq’alaih)

Bagikan
Post a Comment