f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kerja

Tidak Hanya Tubuh, Mental pun Juga Perlu Divaksin!

Pandemi di Indonesia mulai menggila lagi. Penambahan jumlah pasien setiap hari meningkat secara signifikan. Di rumah sakit tempat saya bekerja, setiap hari selalu ada penambahan jumlah pasien. Meskipun di daerah saya jumlah pasien belum sebanyak Jakarta dan sekitarnya. Sebagian besar pasien positif corona yang bergejala berat adalah pasien yang belum mendapat vaksin sama sekali atau dosis vaksin belum lengkap.

Akhir tahun 2021 hingga awal tahun ini, pemerintah Indonesia makin gencar melakukan vaksinasi covid-19. Hal ini sebagai salah satu upaya perlindungan masyarakat supaya memiliki daya tahan lebih kuat terhadap virus corona ini. Di daerah saya, hampir setiap hari ada vaksin covid, bahkan beberapa bulan ini vaksin untuk anak 6-11 sudah mulai terlaksana.

Vaksinasi adalah suatu tindakan menyuntikan partikel virus yang telah dilemahkan, sehingga tubuh mengenali virus itu dan membentuk antbodi (pertahanan). Jika tubuh sudah memiliki antibodi, maka dia akan lebih cepat tanggap ketika nanti ada virus yang sama menyerangnya. Sehingga dampak yang timbul oleh infeksi virus ini cenderung lebih ringan atau tidak bergejala.

***

Vaksinasi ini mengingatkan saya pada suatu konsep yang saya praktikan akhir-akhir ini. Konsep untuk melakukan vaksinasi pada mental, premediato malorum. Di mana kita dengan sengaja memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin saja akan kita hadapi. Dan langkah apa yang akan kita lakukan jika hal buruk itu terjadi, sehingga kita akan lebih siap menghadapinya. Premediato malorum adalah sebuah konsep yang para filsuf stoa atau stoic cetuskan. Premediato malorum ini membuat kita menjadi tidak mudah terbawa emosi saat menghadapi hal-hal yang tidak mengenakan.

Misalnya, ketika sedikit kesiangan berangkat ke tempat kerja dan akan melewati daerah yang macet. Maka sebelum berangkat kerja, kita afirmasikan ke diri sendiri. “Oke karena aku hari ini berangkat lebih siang dari biasanya, maka aku akan melewati jalan yang macet, karena itu adalah di luar kontrolku dan aku tidak bisa melewati jalan lain. Maka aku akan menerimanya, menjalani saja kemacetan itu dengan lapang dada.”

Baca Juga  Agar Self-Reward Tak Lagi Berkedok Pemborosan

Saya seringkali mempraktikan hal itu dalam aktivitas sehari-hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya lebih tidak reaktif, tidak baper, dan mudah menerima hal tidak menyenangkan yang saya alami. Pertengahan tahun lalu, saya berencana untuk mendaftar ke sebuah pesantren untuk melanjutkan program hafalan Al Quran, tapi saya mendaftar sebagai santri “nduduk” (hanya datang untuk menyetor hafalan, tidak menginap).

***

Saya sangat khawatir dan overthinking saat itu, takut jika tidak diterima, dan bisa mengubah segala rencana yang telah saya susun. Tapi, satu hari sebelum saya mendaftar, saya afirmasi kepada diri sendiri, “Oke, kamu mendaftar adalah sebuah usaha, diterima atau tidak itu di luar kontrolmu, jika memang tidak diterima, berarti jalanmu bukan di pesantren itu. Jalanmu di tempat lain, jika diterima ya sudah memang rejekimu”.

Afirmasi itu membuat saya lebih tenang sebelum berangkat mendaftar. Dan ternyata saya tidak tertolak, karena memang saat itu kasus covid sedang tinggi-tingginya dan tidak memungkinkan menerima santri dari luar. Meskipun saya tertolak, saya bisa menerimanya dan tidak sedih berlebihan, karena dari awal saya tahu kemungkinan itu bisa terjadi.

Konsep ini juga biasa saya praktikan saat saya akan berangkat kerja. Saya seorang dokter UGD, di tempat kerja banyak sekali hal-hal tak terduga yang terjadi. Pasien yang jumlahnya banyak, kasus pasien yang sulit, keluarga pasien yang tidak bisa kompromi, hingga rekan kerja yang menyebalkan. Setiap pagi, sebelum berangkat kerja saya selalu mengafirmasi ke dalam diri saya, “Di tempat kerja nanti mungkin kamu akan menemukan banyak hal yang tidak menyenangkan seperti A,B,C, dkk. Dan hal-hal tidak menyenangkan itu berada di luar kontrolmu. Jadi, biarkan saja, kamu tetap fokus untuk bekerja dan melayani pasien, jika memang lelah istirahat dulu, supaya kamu lebih siap dan bersemangat”.

Baca Juga  Depresi Itu Bukan Karena Kurang Iman

***

Hal ini mungkin tampak sederhana, tapi sangat berdampak besar untuk hari-hari saya. Saya lebih tidak baper, dan lebih stabil emosinya, sehingga bekerja pun lebih enjoy.

Vaksinasi pada tubuh banyak sekali manfaatnya dan beragam macamnya. Tapi ternyata vaksinasi mental, premediato malorum, juga sangat bermanfaat, mudah dan tidak membutuhkan biaya sama sekali.

Bagikan
Post a Comment