f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kesehatan pemuda

Misi Menyehatkan Pemuda, Misi Menyehatkan Bangsa

 Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 selalu menyuguhkan narasi tentang anak-anak muda yang patriotik nan energik. Hari itu seolah menjadi harinya para pemuda. Tahun ini, sumpah pemuda menginjak peringatan yang ke-93. Usia yang cukup lama untuk sebuah perjalanan dari momen penting kebangsaan. Di tengah masa pandemi saat ini, rasanya makna yang perlu kita hadirkan terkait semangat sumpah pemuda itu adalah terkait kualitas kesehatan anak-anak muda.

Kenapa demikian? Kita sadar bahwa selama hampir dua tahun terakhir sejak Pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran besar kepada kita atas pentingnya arti kesehatan. Namun, realitasnya, bagi sebagian besar anak-anak muda Indonesia, kesehatan adalah masalah pelik.

Problematika Kesehatan Pemuda

Saya coba sodorkan bukti dari penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Riset pada tahun 2020 itu menyebut setidaknya perkembangan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia mengalami peningkatan tren yang diikuti oleh pergeseran pola penyakit. Jika dulu, kelompok lanjut usia yang mengalami penyakit jenis ini , maka kini mulai mengancam kelompok usia produktif.

Ya. Ini tidak mengada-ada. Hari ini, bila kita perhatikan, anak-anak muda yang usianya masih belasan hingga dua puluhan tahun itu mulai banyak yang mengidap penyakit-penyakit yang barangkali lima atau sepuluh tahun lalu biasanya hanya terjadi kepada kelompok tua. Sebut saja misalnya seperti hipertensi atau darah tinggi yang dapat menyebabkan stroke, gagal jantung hingga penyakit pada ginjal. Bahkan, tidak sedikit anak-anak muda hari ini yang sudah mengidap penyakit diabetes militus dengan komplikasi.

Persoalannya pun tidak hanya berhenti di situ, ketika masalah kesehatan pada dasarnya tidak semata menyangkut kesehatan fisik. Kesehatan yang holistik terkait juga dengan kondisi mental yang baik. Bahkan, kesehatan mental ini adalah fondasi utama dari kesehatan fisik.

Baca Juga  Andrei dan Ujian Kehidupan

Menurut survei UNICEF mengenai kesehatan mental pada anak muda pada paruh pertama tahun 2021 menyebutkan bahwa hampir satu dari tiga anak muda di Indonesia (sekitar 29 % ) dilaporkan sering merasa tertekan atau memiliki sedikit minat dalam melakukan sesuatu. Banyak di antara mereka yang merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa depan mereka. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang pernah berpikiran bunuh diri.

Hal itu terutama dipengaruhi oleh kehadiran internet dan media sosial. Perkembangan dunia digital yang semakin pesat kenyataannya sering menjebak anak-anak muda untuk mengalami candu yang kemudian memberi pengaruh besar bagi kesehatan mental mereka.

Misalnya kita bisa merujuk pada laporan 2018 yang dikeluarkan oleh Global Web Index. Laporan itu menyebut setidaknya orang berusia 16–24 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam menggunakan media sosial setiap hari dan hal itu berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental.

Perilaku itu membuat banyak anak muda merasa kehilangan eksistensi dan daya kontrolnya. Jenis-jenis penyakit mental seperti skyzofrenia, bipolar, dan obsesif sudah jamak dirasakan anak-anak muda. Hal tersebut tentu saja berdampak bagi perkembangan kualitas hidup dan produktivitas mereka. Terutama masalah internalisasi alias citra diri. Sebuah kondisi yang cukup memprihatinkan kita bersama.

Misi Menyehatkan Pemuda

Memang, faktor-faktor penyebab masalah kesehatan pada dasarnya sangat kompleks, tidak semata perkara lingkungan dan perilaku gaya hidup. Bisa juga karena masalah-masalah yang bersifat lebih struktural seperti kebijakan pemerintah di bidang sosial, ekonomi, dan juga kualitas pelayanan kesehatan. Namun, dengan berpijak pada upaya membangun kesadaran personal; setidaknya penyebab utama masalah kesehatan di kalangan anak-anak muda bisa kita lakukan sebagai upaya membangun kesadaran preventif.

Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kita untuk memperbaiki diri dan menjalani pola hidup sehat. Dalam hal ini, para kawula muda mustilah memiliki kepekaan dalam mengendalikan gaya hidup mereka. Setidaknya, membangun kesadaran untuk mengontrol informasi, mengontrol makanan dan termasuk pula mengontrol aktivitas fisik. Dengan kesadaran kontrol itulah, anak-anak muda tidak menyerahkan dengan begitu saja terhadap apa yang boleh masuk ke mulut, perut, mata, telinga dan panca indra lainnya.

Baca Juga  Mengapa Imunisasi Penting

Langkah yang perlu diambil bisa dimulai dari sekolah. Mulainya kembali pembelajaran tatap muka sejak beberapa bulan terakhir ini; mustinya juga memberi spirit baru bagi upaya membangun kesadaran kesehatan bagi para peserta didik. Mata pelajaran seperti Penjaskes dan Bimbingan Konseling misalnya adalah dua mata pelajaran yang perlu dioptimalkan. Sehingga tidak jatuh pada stigma sebagai kegiatan untuk berolah raga dan pengawasan kedisiplinan siswa saja.

Selain itu, sekolah juga bisa bekerjasama dengan institusi penyedia layanan kesehatan. Yakni dengan memberikan kampanye hidup sehat melalui program-program edukasi oleh perusahaan atau komunitas. Pendekatan-pendekatan juga harus berbasis bukti (evidence-based) dan pembelajaran (lesson-learned) sehingga para remaja tidak hanya mendapatkan pemahaman namun juga perubahan perilaku.

Ini sebuah misi yang penting untuk digalakkan. Mengingat di tahun 2030-2040 mendatang, prediksinya Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Sebuah kondisi yang menempatkan anak-anak muda usia produktif jauh lebih banyak daripada kelompok usia non produktif. Apabila tidak ada upaya membentuk generasi sehat, usaha mencapai tujuan-tujuan kebangsaan tentu sulit untuk terwujud.

***

Saya membayangkan, apabila ikhtiar ini dapat terwujud; di masa depan anak-anak muda yang sehat fisik dan mental itu nantinya adalah generasi-generasi terbaik yang akan merajut persatuan dan kemajuan bangsa ini dengan penuh kerpecayaan diri. Dengan begitu, harapan dan cita-cita mewujudkan generasi sehat dan cerdas menuju Indonesia maju pada 2045 mendatang adalah sebuah keniscayaan yang terang benderang. Sebab generasi muda merupakan agen kunci perubahan sosial yang harus kita perkembangan dan potensinya.

Maka, dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda 1928 ke-93 ini, kita sama-sama berjalan mewujudkan kesatuan dan persatuan dengan misi menyehatkan para pemuda sebagai misi menyehatkan bangsa. Sudah selayaknya mulai kita jadikan momentum Sumpah Pemuda Tahun ini, khususnya bagi anak muda untuk lebih peka terhadap kesehatan diri mereka. Pemuda yang sehat luar fisiknya namun juga tenang dan tentram kondisi batinnya. (M)

Bagikan
Post a Comment