f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
Pak Koba

Buk Nar dan Pak Koba

Di sebuah pulau kecil, terdapat satu kampung yang sangat meresahkan masyarakat. Kampung itu sangat terkenal karena adanya transaksi kotak hitam. Sebut saja itu kampung halusinasi. Jumlah penduduknya cukup padat dan berdekatan dengan persimpangan selat. Karena bertempatan di dekat pesisir, kini sebagian masyarakatnya berpenghasilan dari hasil laut. Tak jarang transportasi yang digunakan untuk melaut juga digunakan sebagai transaksi kotak hitam.

Kehidupan di kampung Halusinasi dapat dikatakan cukup elite. Sebagian besar kompleks perumahan di sekitarnya termasuk dalam lingkungan kelas atas.

Salah satunya adalah keluarga Buk Nar dan Pak Koba. Mereka sudah tinggal di kampung Halusinasi cukup lama dan berkecukupan dalam kesehariannya. Mereka memiliki 2 orang anak laki-laki yang masih belia dan yang paling kecil berumur 5 tahun. Keseharian Buk Nar dan Pak Koba masih saling berbaur sesama masyarakat di sekelilingnya.

Pak Koba tidak memiliki perkerjaan yang jelas. Setiap harinya lebih sering keluar larut malam dan pulang di waktu subuh. Tapi, kehidupan keluarganya sangat berkecukupan. Buk Nar dipandang sebagai orang ternama di kampungnya, karna setiap keluar rumah mengunakan barang-barang branded.

Anak pertamanya berumur 15 tahun dan masih mengenyam pendidikan di SMP. Sebut saja dia Hero. Dia di fasilitasi oleh orang tuanya motor tracker, dan handphone android untuk digunakan dalam kesehariannya. Dan adiknya yang berumur 5 tahun juga sudah di fasilitasi handphone android untuk bermain game. Sebut saja dia Koka. Dia sudah memiliki gadget sejak dini, karena dia selalu menggangu kegiatan orang tuanya dan sering menangis. Karena itu Buk Nar dan Pak Koba menfasilitasi anak-anaknya dengan hal-hal yang membuat mereka sibuk sendiri. Agar mereka tidak menggangu aktivitas kedua orang tuanya.

Baca Juga  Mendorong Kebijakan Humanis Pendidikan di Masa Pandemi
***

Dari kehidupan mereka yang berkecukupan. Tetapi, dalam kesehariannya Buk Nar dan Pak Koba sering bertengkar di rumah. Sehingga orang di sekitarnya merasa terganggu akan pertengkaran mereka. Pertengkaran sering terjadi saat larut malam. Pada waktu orang-orang beristirahat di malam hari, terdengar pecahan piring dan teriakan keras, pernah terjadi Pak Koba memukul Buk Nar di depan anak-anaknya. Anaknya merasa takut dan depresi melihat kedua orang tuanya.

Hero anak pertamanya merasa dia sudah tidak mendapat perhatian kedua orang tuanya. Ketika di rumah hanya menyaksikan pertengkaran dan kekerasan. Seharusnya di umurnya sekarang dia akan menjadi anak yang sangat dibanggakan dan diperdulikan oleh orang terdekatnya. Ternyata sebaliknya, dia harus melihat yang seharusnya belum boleh dilihat. Karena hal itu, dia memutuskan untuk pergi dari rumah.

Depresi akibat kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya, dia memilih untuk hidup bebas seakan tidak ada yang melarangnya. Dia menghabiskan waktunya dengan minum-minuman keras, berkelahi, merokok hingga mencicipi narkoba. Bahkan, dia bolos sekolah dan pergi bersama teman-temannya. Kedua orang tuanya pun tidak peduli akan hal itu.

Koka adiknya tetap bersama orang tuanya. Terkadang ketika dia mendengar pertengkaran orang tuanya, dia menangis. Tapi, orang tuanya sama sekali tidak peduli. Koka hanya menghabiskan waktu dengan bermain game. Harusnya kasih sayang yang lebih yang didapatkan, karena dia masih sangat kecil untuk menyaksikan pertengkaran dan kekerasan yang ada di hadapannya.

****

Kini, Buk Nar dan Pak Koba hanya sibuk dengan pribadi mereka masing-masing. Mereka sudah tidak memikirkan masa depan anak-anaknya. Tiba saat pertengkaran luar biasa terjadi, dan mengakhiri ikatan suci pernikahan mereka. Anak-anaknya tetap masih bisa bertemu satu sama lain.

Baca Juga  Sepertiga Malam; Busur Panah yang Membawamu Sampai ke Mekkah

Hero sudah tidak sekolah, karena terlibat perkelahian di sekolahnya. Lalu, dengan tindakan tegas dia dikeluarkan dari pihak sekolah. Sedangkan Koka lebih kecanduan dengan game-game online, yang setiap saat disuguhkan oleh orang tuanya sejak dulu.

Kini, Hero beranjak dewasa dan Koka masih remaja. Mereka tinggal bersama ibunya, Hero sudah tidak sekolah hanya luntang-lantung tidak jelas. Berkelahi setiap hari dengan teman-temannya sampai ibunya tidak bisa berkata apapun lagi. Sedangkan Koka juga sering memukul teman-teman yang bermain dengannya. Dia pun sangat sulit dalam menerima pelajaran dan nasehat.

Saat ini kedua orang tuanya sudah memilih kehidupan baru. Masing-masing dari mereka sudah memiliki pasangan. Hidup mereka kembali membaik, meski anak-anak menjadi korbannya.

Satu hal yang sama-sama kita renungi bersama. Hiduplah dengan sederhana biarpun di gubuk tua, tapi bahagia selamanya. Jangan sampai salah mengambil keputusan, karena diakhir pasti akan ada yang menjadi korbannya. Rumah itu adalah surga, yang di mana didalamnya saling mencintai dan menghargai.

Sesorang Ayah dan Ibu itu adalah pilar dari sebuah keluarga dan orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Baik buruk anak-anaknya tergantung bagaimana kedua orang tua mendidiknya.

Bagikan
Post a Comment