Site icon Inspirasi Muslimah

Pentingnya Peacekeeper Women dalam Menjaga Perdamaian Negara

peacekeeper woman

Biinayatika Ismi Kummila

Sejak zaman dahulu sampai sekarang konflik-konflik baik antar negara maupun antar daerah masih sering terjadi. Salah satu contohnya konflik yang masih hangat menjadi perbincangan masyarakat adalah konflik antara Rusia dan Ukrania. Konflik yang sering terjadi menyebabkan banyak kerugian parah. Situasi sebuah negara pasca terjadinya konflik baik sipil ataupun militer sangat memprihatinkan. Salah satu situasinya adalah ketiadaannya hukum positif nasional yang berlaku di negara tersebut. Hal ini disebabkan institusi hukum dan juga pemerintahan yang tidak bisa berjalan secara normal.

Dengan situasi seperti ini, lembaga Internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) diperlukan untuk hadir. PBB merupakan suatu wadah aspirasi masyarakat dunia untuk perdamaian. Fungsi PBB dalam negara pasca konflik adalah memberikan perlindungan terhadap warga sipil dan negara tempat konflik berlangsung. Untuk itu, PBB merekrut adanya Peacekeeper Women (Wanita Penjaga Perdamaian) untuk membantu mengembalikan kepercayaan orang-orang yang mengalami trauma akibat pertikaian.

Definisi Peacekeeper Woman

Peacekeeper Women adalah wanita penjaga perdamaian yang tergabung dalam misi perdamaian PBB. Peacekeeper Women mengemban berbagai tugas dan peran yang sangat penting. Dia bertugas sebagai penjaga perdamaian mewakili PBB untuk membantu mengembalikan kepercayaan orang-orang yang mengalami trauma akibat pertikaian pada suatu Negara. Mudahnya, Peacekeeper Woman adalah tentara perempuan.

Peran Peacekeeper Woman dalam Menjaga Perdamaian

Di banyak negara yang mengalami suatu konflik, kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence / GBV) dan kekerasan seksual terkait konflik (Conflict Related Sexual Violence / CRSV) terjadi dalam angka yang mengkhawatirkan. Baik warga sipil maupun pejuang, perempuan dan anak-anak adalah korban terbanyak dalam suatu konflik. Proses pemulihan terhadap korban sipil di negara pasca konflik sangat membutuhkan peran seorang tentara perempuan dalam misi menjaga perdamaian. Karena warga yang biasanya membutuhkan penanganan khusus di negara yang sedang atau pasca konflik adalah perempuan dan anak-anak. Faktor trauma yang ditinggalkan oleh konflik seringkali lebih dalam dirasakan oleh perempuan dan anak-anak di daerah bekas konflik.

Korban konflik perempuan dan anak-anak lebih mudah terbuka dan menerima tentara penjaga perdamaian perempuan untuk mendekati mereka. Mereka merasa jauh lebih aman berhadapan sesama perempuan. Faktor trauma akan konflik juga tidak terlalu menjadi hambatan saat berhadapan dengan tentara perempuan.

Mengapa Harus Ada Peacekeeper Woman?

Keberadaan Peacekeeper Women sebagai personil penjaga perdamaian akan memberikan andil besar terhadap keberhasilan suatu misi. Hal ini disebabkan peran perempuan dalam konstruksi sosial di masyarakat serta aspek psikososial yang membuat perempuan mempunyai keistimewaan dalam misi-misi kemanusiaan. Potensi perempuan menjadi agen perdamaian lebih tinggi karena kecenderungannya lebih toleran. Perempuan dinilai lebih peka terhadap situasi lingkungan dan budaya setempat sehingga meningkatkan penerimaan masyarakat  terhadap keberadaan Peacekeeper Women.

Keberadaan Peacekeeper Women memberikan rasa aman dan nyaman terutama bagi anak-anak dan perempuan yang seringkali menjadi korban kekerasan seksual dalam suatu konflik. Peran Peacekeeper Women dalam misi menjaga perdamaian tidak hanya menghubungkan pasukan penjaga perdamaian dengan komunitas lokal, tapi lebih dari dapat menjadi role model bagi perempuan di daerah konflik bahwa sesungguhnya mereka juga bisa berbuat lebih banyak, seperti halnya Peacekeeper Women sebagai perempuan yang kuat, berseragam tentara serta memimpin pasukan.

Keberhasilan Perempuan dalam Mengemban Misi Penjaga Perdamaian

Adanya Peacekeeper Women ini memberikan dampak yang positif bagi kegiatan operasi pemeliharaan perdamaian PBB. Dalam semua area pemeliharaan perdamaian, Peacekeeper Women telah membuktikan dapat melaksanakan peran yang sama, standar yang sama dan di bawah kondisi sulit yang sama seperti halnya pria. Dalam konteks ini, PBB memiliki suatu “operational imperative” dalam merekrut dan mempertahankan keberadaan Peacekeeper Women dalam berbagai misi pemeliharaan perdamaian PBB hingga saat ini.

Semakin lama, jumlah perempuan yang direkrut PBB sebagai Peacekeeper Women semakin banyak. Sebagai buktinya dalam perbandingan statistik, pada tahun 1993, jumlah perempuan yang tergabung dalam operasi perdamaian baru 1% dari seluruh jumlah personel yang diturunkan. Namun, setelah 10 tahun kemudian pada tahun 2014, dari hampir 125.000 pasukan operasi perdamaian, 20% persennya adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama, semakin dibutuhkan peran perempuan dalam menjaga perdamaian, tidak hanya laki-laki saja.

Mengapa Penting untuk Memiliki Peacekeeper Woman?
  1. Lebih banyak Peacekeeper Women menjadikan pemeliharaan perdamaian menjadi lebih efektif. Peacekeeper Women meningkatkan kinerja pemeliharaan perdamaian secara keseluruhan, memiliki akses yang lebih besar ke masyarakat, membantu mempromosikan hak asasi manusia dan perlindungan warga sipil, dan mendorong perempuan untuk menjadi bagian yang berarti dari proses perdamaian dan politik.
  2. Akses yang lebih baik. Peacekeeper Women dapat mengakses populasi dengan lebih baik, termasuk perempuan dan anak-anak. Misalnya dengan mewawancarai dan mendukung penyintas kekerasan gender dan kekerasan terhadap anak sehingga menghasilkan informasi penting yang sulit dijangkau.
  3. Membangun kepercayaan dan keyakinan. Peacekeeper Women adalah pendukung penting untuk membangun kepercayaan dan keyakinan dengan komunitas lokal dan membantu meningkatkan akses dan dukungan bagi perempuan lokal. Misalnya, dengan cara berinteraksi dengan perempuan dalam masyarakat dimana perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki.
  4. Menginspirasi dan menciptakan panutan. Penjaga perdamaian perempuan berperan sebagai mentor dan panutan yang kuat bagi perempuan dan anak perempuan di lingkungan pasca konflik. Memberikan contoh bagi mereka untuk mengadvokasi hak-hak mereka sendiri.
  5. Membantu mencegah dan mengurangi konflik dan konfrontasi. Keanekaragaman dalam pemeliharaan perdamaian membantu mengatasi efek negatif yang tidak proporsional dari konflik terhadap penghidupan perempuan. Hal ini dapat membawa perspektif dan solusi baru ke meja perundingan, agar dapat menangani kebutuhan perempuan dalam situasi konflik dan pasca konflik secara efektif.

Penulis : Biinayatika Ismi Kummila (Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI))

Bagikan
Exit mobile version