Site icon Inspirasi Muslimah

Panduan Memilih Investasi Reksadana yang Cocok Bagi Pemula

investasi reksadana

Siapa sih yang tidak ingin menjadi kaya? Bila kita bercita-cita menjadi kaya namun menjadi menantu milyarder masih berada di luar jangkauan,  maka berinvestasi selagi muda adalah jalan pintas untuk meraih cita-cita.

Rakai dan Inggil dalam dunia fiksi Rapijali karya Dee Lestari bisa menjadi role model pemain saham yang menjadi kaya di usia muda. Warren Buffet dan Lo Kheng Hong di dunia nyata juga bisa menjadi inspirasi investor yang sukses.  Namun bila kita masih pemula dan belum paham cara bermain saham, kita bisa memulai investasi dari reksadana; instrument investasi yang risikonya tidak sebesar saham karena produknya sudah terbentuk dari portofolio investasi; namun tetap bisa menghasilkan cuan.

Sebagai investor pemula yang masih mengira candle stick adalah bagian dari romantic dinner dan bukan cara membaca analisa teknikal saham; dengan berinvestasi dalam reksadana ibaratnya kita memiliki asisten pribadi yang membacakan candle stick setiap hari sehingga kita bisa berinvestasi dengan tenang.

Ada beberapa jenis investasi reksadana yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan kita, namun sama halnya seperti memilih pasangan hidup, sebelum memilih produk reksadana pun ada baiknya kita mengenal diri sendiri dulu supaya tahu jenis reksadana apa yang paling cocok dengan kepribadian/profil risiko kita.

Tidak semua orang punya jantung yang kuat untuk mengantisipasi IHSG yang melemah dan instrument investasi yang tiba-tiba merugi, kan? Namun untuk mereka yang memiliki profil risiko agresif / risk taker, hal seperti ini biasa saja. Mereka menyukai jenis investasi yang high risk karena mengharapkan imbal hasil tertinggi, tak peduli bahwa jenis investasi seperti ini mudah merugi bila tak hati-hati.

Namun bila kita termasuk investor dengan profil risiko konservatif / risk averse yang berjantung lemah tiap kali mendengar IHSg terkontraksi, maka jenis investasi yang cocok adalah investasi low risk dengan konsekuensi imbal hasil yang juga tidak terlalu besar.   

Di antara kedua profil risiko itu, masih ada jenis investor yang rasional dengan mengambil risiko tingkat menengah untuk mendapatkan imbal hasil yang seimbang.

Reksadana Saham

Jenis Reksadana ini dikelola oleh manajer investasi yang mengalokasikan sebagian besar dananya untuk pembelian saham. Sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tentu saja potensi hasilnya paling tinggi dari jenis reksadana lainnya, karena dari satu jenis produk reksadana saham saja dananya bisa diiinvestasikan pada lebih dari 10 saham dengan tingkat hasil beragam.

Ingat, hukum alam dalam dunia investasi adalah high risk – high return, jadi bila IHSG menguat, pemegang reksadana saham bisa kipas-kipas uang saking tingginya potensi capital gain yang bisa didapatkan, namun bila IHSG melemah, siapkan saputangan untuk mengusap keringat dingin ya?

Reksadana Pasar Uang

Pada jenis reksadana ini, manajer investasi yang mengelola portofolionya menginvestasikan 100% dana pada efek pasar uang yang lebih aman. Sehingga modal kita untuk membeli reksadana jenis ini tak mungkin tergerus, tak peduli posisi IHSG sedang menguat atau melemah.

Sebagai imbalan dari rendahnya tingkat risiko dalam jenis reksadana ini; maka kita harus menjadi orang yang super sabar karena cuannya memang paling kecil di antara jenis reksadana lain. Tapi tenang, rata-rata imbal hasilnya tetap di atas bunga deposito kok.

Keunggulan lainnya dengan membeli reksadana jenis ini dibanding jenis lainnya adalah hidup kita menjadi lebih tenang. Kita sudah kebal terhadap  iming-iming capital gain yang tinggi bila IHSG menguat, karena sejak awal berinvestasi kita memang tak terlalu berharap mendapat keuntungan maksimal dari volatilitas instrument investasi sebagai kompensasi atas investasi yang lebih aman. Meskipun imbal hasil rendah, namun modal kita tak akan tergerus.

Reksadana  Campuran

Buat kita memiliki profil risiko menengah yang menginginkan imbal hasil lebih tinggi namun masih enggan menanggung risiko kehilangan modal; maka pilihan reksadana campuran adalah pilihan yang paling tepat.

Imbal hasil dalam reksadana campuran ini lebih tinggi daripada reksadana pasar uang sehingga lebih sesuai  mengumpulkan cuan. Tingkat risikonya pun  lebih rendah dibanding reksadana saham.

Namun bila IHSG melemah, modal investasi kita mungkin bisa berkurang, meskipun jumlah kerugian kita tak akan  sebesar reksadana saham. Bila IHSG menguat, cuan yang kita dapatkan tentu saja juga tak sebesar reksadana saham. Hukum alam di dunia investasi yaitu high risk- high return tetap berlaku.

Reksadana  Pendapatan Tetap

Bila kita menginginkan return yang lebih stabil, dengan tingkat risiko dan return yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, namun lebih rendah daripada reksadana campuran dan reksadana saham, maka pilihan tepat adalah reksadana pendapatan tetap.

Manajer investasi yang mengelola reksadana jenis ini umumnya mengalokasinya 80% dananya pada instrument obligasi atau sukuk sehingga bisa memberikan return yang lebih stabil.

***

Dari berbagai pilihan jenis reksadana tersebut, kita bisa memilih jenis reksadana yang sesuai profil risiko kita.

Belum punya modal untuk beli reksadana? Jangan salah, reksadana itu murah. Saat ini bahkan sudah tersedia reksadana yang bisa dibeli dengan harga sepuluh ribu rupiah saja saja, lebih murah dari harga semangkok bakso, bukan? Jadi, bila kita bercita-cita menjadi kaya, mulai menabung reksadana selagi muda bisa menjadi salah satu cara.

Khawatir riba atau tidak sesuai syariah? Tenang… kita juga bisa memilih reksadana berbasis syariah lho. Keuntungan lainya, imbal hasil reksadana berbasis syariah seringkali lebih tinggi daripada reksadana berbasis konvensional. Kurang apa lagi Rahmania? Masih ragu berinvestasi?

Bagikan
Exit mobile version