f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
tega

Nak, Kamu Paling Sayang pada Siapa?

Pada suatu kesempatan ada anak lulusan TK hendak masuk SD. Panitia seleksi SD itu melalukan wawancara calon siswa secara bergiliran. Ini tentu bukan salah satu indikator agar calon siswa lulus seleksi, lalu anak-anak itu sah jadi siswa di sekolah tersebut. Mungkin panitia hanya ingin memetakan siswa dan latar belakang keluarganya saja. Atau ada maksud lain.

Satu persatu calon siswa ditanya. Panitia menanyakan dengan santai, menghibur, mengalir, dan tak mengekang.

Si Liam–nama samaran dan juga berlaku untuk nama-nama selanjutnya–ditanya, memanggil kedua orang tua (ortu)-nya dengan sebutan apa? Bocah tampan itu kemudian menjawab manggil mama papa. Lalu panitia nanyak siapa yg paling sayang ke Liam. Dijawab Papa. Kenapa? Karena selalu ngasih uang, ngajak jalan, dll. Kalau mama? Biasa aja.

Toriq ditanya lalu menjawab manggil Abi Umi, paling sayang ke Umi karena selalu perhatian dan selalu bacakan buku cerita atau berdongeng kalau Toriq hendak tidur. Abi gimana? Abi biasanya ngajari ngaji dan nyuruh hafalan jus ama dan doa sehari-hari. “Aku sayang semuanya sih,” ucap Toriq malu-malu.

Lain lagi Nila. Anak imut agak gemuk ini pada kedua ortunya manggil Ayah Ibu. Dia mengaku paling sayang Ayah. Sayang juga sih ke Ibu. Tapi lebih besar ke ayah. Alasannya Ayah selalu baik dan penyabar. Ayah tak pernah marah tak pelit tak pernah mukul. Kalau Ibu suka marah dan pernah sekali mukul. “Tapi marahnya Ibu mungkin sayang karena ingin aku jadi anak yang baik,” tuturnya polos. Ayah sering ngajak Nila ke masjid, suka membimbing belajar, membaca buku bersama, dan suka minum teh bersama di pagi dan sore hari sehabis mandikan dan memakaikan baju.

Baca Juga  Mengembangkan Kreativitas Anak Agar Produktif Selama Pandemi

Ada yang menarik lagi. Namanya Farida. Anak nyentrik dan cantik itu mengaku manggil kedua ortunya Papi Mami. Dia mengaku tak suka pada kedua orang tuanya itu. Dia malah paling sayang pada Neneknya juga pada Mbak Yem (asisten rumah tangga). Kedua orang itu amat baik melebihi ortunya sendiri. Yang nyiapkan makan makaikan baju dll. Ortunya malah nyebelin. Sering tengkar kalau di rumah. Dan sering tak pulang-pulang sampai berhari-hari karena sibuk bekerja, bisnis dan bisnis terus. Dan sebagainya dan sebagainya.

Baiklah ini saja dulu sampel-sampel bahan perenungan kecilnya ya!

Bapak Ibu, Ayah Bunda, Papa Mama, Abi Umi, dan sodaraku semua, bagaimana dengan kita dan anak-anak kita? Bagaimana perlakukan kita selama ini terhadap buah cinta permata hati kita itu?

Anak-anak kita akan mengaku sayang pada siapa kalau nanti ditanya demikian? Anak kita akan mengaku sering dimarahi apa sering disayangi? Sering diajak ke masjid apa sering diajak shopping? Sering dibacakan buku apa sering main games? Sering didongengin apa sering dicuekin atau diomelin? Dan sebagainya dan sebagainya.

Semoga tulisan ringan ini jadi remainder bagi kita semua. Dan semoga bermanfaat. Salam takzim


Bagikan
Post a Comment