Site icon Inspirasi Muslimah

Muhasabah Akhir Tahun Menuju Keberkahan yang Mencerahkan

muhasabah

Tahun baru selalu identik dengan sesuatu hal serba baru. Hanya saja sesuatu yang baru selalu diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat fisik atau material semata. Padahal di balik yang bersifat materil tersimpan mutiara abadi yang akan mengantarkan manusia bertemu dengan Allah Swt.

Rutinitas sehari-hari, terkadang manusia lengah sehingga waktu berlalu begitu saja tanpa disadari. Waktu bergulir secara otomatis apa adanya dengan meninggalkan kenangan tahun sebelumnya. Saat pergantian tahun menyapa, seolah-olah kita tersentak betapa berharganya waktu dan miskinnya nilai kebaikan yang telah dirajut selama  satu tahun telah berlalu.

Pergantian tahun bukan sekadar pertambahan angka, tapi juga pintu gerbang menuju lembaran baru. Di penghujung tahun ini, tak ada yang lebih penting selain muhasabah, introspeksi diri, untuk menyapu bersih debu-debu kealpaan dan menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik.

Muhasabah, dalam Islam, adalah proses pengorekan diri, merenungkan kembali amal perbuatan, dan memperbarui tekad untuk menjadi pribadi yang lebih sesuai dengan kehendak Allah Swt. Ini bukan tentang menyiksa diri dengan penyesalan, melainkan tentang belajar dari pengalaman dan memperbaiki diri dengan penuh harapan.

Seperti sabda Rasulullah Saw.,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ

Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi].

لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ

Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi].

Jika hal ini dilakukan, niscaya orang yang melaksanakannya akan beruntung. Bukanlah sebuah aib untuk rujuk kepada kebenaran, karena musibah sebenarnya adalah ketika terus-menerus melakukan kebathilan.

Muhasabah akhir tahun menjadi kesempatan emas untuk bercermin pada diri sendiri, mengoreksi kesalahan, dan juga menancapkan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menelisik Kedalaman Hati:

Muhasabah dimulai dengan menengok ke dalam hati. Apa saja yang telah kita capai di tahun ini? Apakah kita telah mengoptimalkan potensi yang Allah Swt. karuniakan? Adakah ibadah yang tertinggal? Selanjutnya, adakah janji yang terlupa? Kemudian, adakah hak yang terabaikan?

Kita perlu jujur pada diri sendiri, mengakui kekurangan dan kesalahan. Ini bukan untuk berlarut dalam penyesalan, melainkan untuk menjadi titik tolak perbaikan. Dengan kesadaran penuh, kita bisa memohon ampun kepada Allah Swt., kemudian bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang.

Menyemai Benih Keberkahan:

Setelah introspeksi, saatnya menanamkan benih-benih kebaikan untuk masa depan yang lebih cerah. Apa saja yang ingin kita raih di tahun mendatang? Ingin lebih dekat dengan Allah Swt? Mempererat hubungan keluarga? Mengejar cita-cita dengan tekad yang lebih kuat?

Nabi Muhammad saw pernah mengingatkan umatnya agar dari waktu ke waktu adanya perubahan untuk menjadi orang beruntung, jangan sampai menjadi orang yang merugi apalagi sampai menjadi golongan orang celaka:

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)

“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia lah tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dia lah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dia lah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).

Hadits tersebut mengajarkan untuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistis, namun tetap menantang. Kita dituntut untuk membuat rencana yang matang dan terperinci. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk bersandar pada kekuatan Allah Swt, memohon petunjuk dan pertolongan-Nya agar segala langkah kita mendapat berkah.

Langkah-Langkah Menuju Keberkahan Yang Mencerahkan:

Muhasabah tak hanya berhenti pada introspeksi dan rencana. Ia menuntut aksi nyata. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

Muhasabah akhir tahun bukanlah sekadar ritual, melainkan juga proses transformasi diri. Ia membuka pintu menuju masa depan yang lebih bermakna, yang dipenuhi dengan limpahan rahmat dan keberkahan Allah Swt.

Sebagai seorang muslim perlu dicatat dan diingat-ingat, untuk melakukan muhasabah dan instrospeksi diri tidak perlu menunggu datangnya tahun baru. Sudah seharusnya kita mengintrospeksi diri setiap hari, apakah hari ini sudah lebih baik dari kemarin?

Rahmania setidaknya pergantian tahun sebagai pengingat, mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk menggapai versi terbaik diri kita, untuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dengan hati yang bersih dan semangat yang baru, kita siap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah, insya Allah.

Semoga tahun yang baru menjadi tahun penuh keberkahan, di mana kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga lebih dekat dengan Allah SWT, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Aamiin.

Bagikan
Exit mobile version