Site icon Inspirasi Muslimah

Membumikan Etika Batuk, Prokes yang Tak Lekang oleh Waktu

etika batuk

“Pada hari ini, Jumat, 30 Desember 2022, pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022. Jadi, tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, yang didampingi oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Lebih Lanjut, Jokowi menegaskan bahwa pemakaian masker di keramaian dan ruang tertutup harus tetap dilanjutkan, kesadaran vaksinasi harus terus digalakkan karena ini akan membantu meningkatkan imunitas, dan masyarakat harus semakin mandiri dalam mencegah penularan, mendeteksi gejala, dan mencari pengobatan.

Dengan kata lain, masker boleh tidak digunakan di ruang terbuka publik yang tidak terlalu ramai dan dalam kondisi sehat. Walaupun pada kenyataannya, masyarakat yang bosan dengan pandemi COVID-19 dan “ngab” bermasker sudah lebih dahulu melepaskan maskernya sebelum pengumuman pencabutan PPKM.

Seyogyanya pandemi COVID-19 ini telah mengajarkan kita bagaimana sebaiknya berperilaku ketika sedang sakit, tidak enak badan. Terlebih lagi disertai gejala demam, flu, batuk, dll.

Namun, pandemi maupun tidak, masyarakat Indonesia tidak terbiasa melakukan protokol kesehatan (prokes) ketika sakit batuk-pilek. Ketika batuk atau bersin, bila menggunakan masker tetapi diturunkan, droplet muncrat. Jika tidak bermasker, gunakan sapu tangan/tisu/lengan baju untuk menutup mulut.

Beda kisah di negara lain yang sudah terbiasa bagaimana berprokes saat influenza mendera tubuhnya. Ah, saya jadi teringat teman kuliah yang bermukim di Jepang, Tri Yuliani, biasa dipanggil Ani.

Dirinya pernah bercerita sebelum pandemi di tahun 2019 bahwa anak keduanya diliburkan sekolah SDnya selama 4 hari karena ada 7 orang teman kelasnya sakit influenza.

“Dari hari Rabu, kelas de Rian libur karena ada sekitar 7 anak di kelasnya yang tidak masuk sekolah karena influenza. Dan, akhirnya sekolah meliburkan kelas de Rian sampai Jumat. Bosen di rumah aja. Minta main bola di taman. Bundanya sambil nungguin n ngeringkel karena kedinginan,” ungkap Ani.

Keren yah, sepertinya otoritas kesehatan di Jepang telah memberlakukan kebijakan yang diedukasikan ke berbagai fasilitas publik. Meliburkan murid-murid untuk karantina mandiri bagi yang sakit. Dan juga, mewajibkan menggunakan masker bagi murid-murid maupun orang-orang yang memulai aktivitasnya di luar rumah jika masih memiliki gejala flu.

Waspada Mutasi Virus Influenza, Terapkan Selalu Etika Batuk

Penyakit bisa dengan mudah menginfeksi melalui udara. Tanpa sadar, bersin dan batuklah yang bisa menyebarkan virus penyakit.

Kebanyakan penyebab penyakit flu adalah droplet yang keluar saat bersin, batuk, dan bicara. Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO, COVID-19 ditengarai sudah menjadi airborne disease yang disebabkan droplet nuklei atau aerosol yang dapat menempel di udara.

Jauh sebelum pandemi, dunia yang sedang “sakit” ini telah mengalami berbagai rentetan wabah penyakit berjenis influenza yang mudah bermutasi dan menular seperti COVID-19. Sebut saja flu Spanyol terjadi dari Maret 1918 sampai Juni 1920, menyebar sampai ke Arktik dan kepulauan Pasifik, kemudian SARS di tahun 2002, flu burung mewabah di tahun 2007.

Disusul dengan wabah flu babi pada tahun 2009 dan MERS-CoV diketahui pertama kali menyerang manusia di Jordan pada April 2012, namun kasus yang pertama kali dilaporkan adalah kasus yang muncul di Arab Saudi pada September 2012 (sumber: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/).

Begitu menularnya tetesan pernapasan berupa percikan dan buliran saat batuk dan bersin atau bicara. Oleh karena itu, jangan asal batuk dan bersin, kenali beberapa etika yang harus dilakukan. Hal ini menjadi bentuk pencegahan penularan penyakit.

Merangkum dari situs https://promkes.kemkes.go.id/, ada enam etika yang harus diterapkan saat batuk dan bersin, antara lain: 

  1. Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung setiap kali akan batuk atau bersin. Jika tidak ada, kamu dapat mengarahkan batuk ke siku. Pastikan untuk tidak batuk ke tangan atau udara terbuka.
  2. Selalu palingkan atau menjauhkan wajah dari orang-orang sekitar saat batuk atau bersin.
  3. Jika menggunakan tisu, buanglah bekasnya segera di tempat sampah.
  4. Pastikan untuk mencuci tangan setelahnya dengan sabun dan air atau hand sanitizer.
  5. Jangan pernah melepas masker saat batuk dan bersin ataupun bicara, terlebih lagi ketika sakit influenza.
  6. Mengganti masker secara berkala dan tidak boleh membuangnya di sembarang tempat.

Nah, apabila memang tubuh tidak bersahabat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, jangan memaksakan diri. Untuk mencegah penularan ke orang lain, “Just stay at home!”.

Dengan mengetahui teknik efektif dan etika ketika batuk, kamu dapat mencegah orang lain untuk terserang batuk atau bahkan lebih parah. Pastikan selalu melakukan hal-hal tersebut pada kehidupan sehari-hari.

Cara ini juga dapat memastikan orang-orang yang kamu sayangi di rumah selalu terlindungi dari penyakit berbahaya yang penyebarannya melalui batuk atau bersin.

Jadi, sampai kapanpun prokes dengan menerapkan etika batuk, termasuk melakukan imunisasi/vaksinasi apapun menjadi tameng untuk memproteksi kesehatan tubuh kita ya. 

Bagikan
Exit mobile version