f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
suami istri

Membangun Visi Misi Keluarga di Tengah Pandemi (2)

Potret Keluarga

Berbicara keluarga memang gampang-gampang susah. Banyak terdapat dinamika yang luar biasa di dalamnya. Oleh karenanya dalam mengelola keluarga membutuhkan waktu belajar yang lama dan berkelanjutan, serta memerlukan panduan yang tepat. Bila membangun keluarga tanpa adanya panduan yang tepat dan berjalan apa adanya dapat membahayakan diri sendri dan juga orang lain. Maka panduan yang paling tepat dalam membangun keluarga adalah kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah shahihah. Allah Swt menurunkan surat At-Tahrim, salah satu surat dalam Al-Qur’an yang banyak berbicara tentang potret varian kondisi keluarga. Dalam surat tersebut Allah Swt memberikan contoh 4 potret keluarga.

Potret Pertama : Keluarga Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Rosulullah SAW pernah bersabda; “sebaik-baik orang di antara kamu adalah yang baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang terbaik di antaramu terhadap keluargaku”.

Rasulullah SAW bukan hanya sebagai pemimpin pemerintahan yang ‘adil dan ‘arif, namun dalam keluarga beliau juga sebagai seorang suami yang baik dan sebagai seorang ayah yang mengajak bermain anak-anaknya. Rasulullah adalah seorang kakek yang menanamkan nilai-nilai ruhiyah dan jasmaniyah terhadap cucu-cucunya. Dan setiap orang yang dididik oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pasti menjadi orang-orang yang berkualitas. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan shalallahu ‘alaihi wasallam dalam membina keluarganya.

Potret Kedua : Keluarga Nabi Nuh as dan Nabi Luth as.

Keluarga Nabi Nuh as dan Nabi Luth as. berbeda dengan keluarga Rasulullah Saw. Nabi Nuh as dan Nabi Luth as dikenal sebagai seorang suami yang saleh dan taat pada Allah SWT. Namun istri-istrinya berkhianat kepada suaminya dan karena pengkhianatan tersebut sehingga Allah Swt memberikan siksaan kepada keduanya. Dari kondisi keluarga Nabi Nuh as dan Nabi Luth as kita dapat mengambil pelajaran bahwa  dalam membina sebuah keluarga tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Baca Juga  Buk Nar dan Pak Koba
Potret Ketiga : Keluarga Fir’aun.

Dalam sejarah dan Al-Qur’an mencatat bahwa Fir’aun adalah seorang suami sekaligus seorang pemimpin yang kejam. Perbudakan dan pembunuhan bayi perempuan saat itu menjadi bukti nyata kekejamannya. Namun siapa sangka, seorang suami yang memiliki sikap melampaui batas tersebut justru bersanding dengan Asiah, seorang istri taat pada Allah Swt dan sabar hingga dibalas ketaatan dan kesabaran itu dengan Surga-Nya.

Potret Keempat : Keluarga Maryam binti Imran.

Keluarga ini menjadi salah satu role model keluarga ideal. Sekalipun Imran bukan seorang nabi namun kisah keluarganya, Allah Swt abadikan dalam Al-Qur’an. Imran berhasil membina keluarganya menjadi keluarga yang taat. Kesuksesan Imran dan Hannah menjadi pasangan suami-isteri yang Allah karuniakan anak perempuan bernama Maryam, ia tumbuh menjadi wanita mulia karena mendapat didikan pula dari Nabi Zakariyah as.

Kemuliaan Maryam tidak berhenti sampai di situ saja. Ia melahirkan seorang anak dengan tanpa disentuh oleh laki-laki sedikitpun dan Allah SWT menjaga kehormatannya dengan menunjukkan bahwa hanya Maryam saja yang bisa seperti itu. Ibarat bauh jatuh tak jauh dari pohonnya, maka anak Maryam pun Allah muliakan menjadi seorang pembawa risalah agama yakni Nabi Isa as. Kisah keluarga Imran seperti pohon yang kokoh akarnya, daunnya lebat dan ranum buahnya hingga bisa memberikan kebermanfaatan pada manusia.

Dari berbagai kisah di atas kita dapat melihat berbagai varian potret kondisi keluarga. Ada yang diberikan suami yang baik namun diuji oleh istri dan anak yang tidak taat. Sebaliknya ada pula yang diberikan istri yang baik namun diuji oleh suami yang tidak baik. Ada pula keluarga yang diberikan kemuliaan seperti keluarga Rasulullah SAW dan keluarga Maryam.

Baca Juga  Seni Menguatkan Pondasi Keluarga Melalui Komunikasi

Varian potret kondisi keluarga dalam surat At-Tahrim ini menjadi penting bagi kita agar kita memiliki pandangan hendak dijadikan seperti apa keluarga kita.

Membangun Visi Misi Keluarga

Ketika kita hendak mengendarai mobil bersama pasangan kita, maka sebelum kita melakukan perjalanan kita harus menentukan tempat tujuan, setelah menentukan tempat tujuan, kita juga harus menyepakati rute jalan yang akan kita lalui untuk mencapai tempat tujuan. Penentuan tujuan dan kesepakatan rute jalan ini seeloknya kita lakukan sebelum kita menjalankan mobilnya.

Menjalankan sebuah keluarga sama halnya kita sedang menjalankan mobil tersebut. Sebaiknya visi misi dan pedoman dalam berkeluarga ditentukan dan disepakati sebelum menikah. Jangan sampai ada perbedaan dalam ketiga hal tersebut karena dapat memicu keretakan hubungan bahkan perpecahan keluarga. Sekalipun memiliki tujuan yang sama namun bila memiliki rute jalan yang berbeda maka bisa menimbulkan konflik dan perdebatan. Pada dasarnya keluarga sangat berpotensi timbulnya konflik, visi misi dan pedoman yang disepekati itulah yang akan mengeratkan ikatan tersebut untuk mewujudkan tujuan bersama.

Adanya Work From Home (WFH) praktis menjadikan waktu kita bersama keluarga menjadi lebih banyak, maka WFH menjadi momen yang tepat untuk mensetting ulang atau mengupgrade visi misi keluarga kita, hendak dibawa kemana keluarga kita? Ingin berwujud seperti apa bangunan keluarga kita? Seperti keluarga Fir’aun kah, atau keluarga Nabi Nuh as kah? Atau seperti keluarga Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan Maryam binti Imran?

Berbagai pertanyaan ini perlu kita renungkan kembali dalam benak kita. Mensetting ulang visi misi keluarga kita dengan melakukan berbagai aktivitas seperti menambah intensitas komunikasi dengan pasangan dan bermain dengan anak untuk membangun kedekatan emosional anak terhadap kita. Jangan sampai adanya kita di rumah tidak memberikan dampak perubahan apapun pada keluarga. Terlebih dalam menghadapi The New Normal Era sangat dibutuhkan kekompakan dan kesolidan di dalam keluarga.

Baca Juga  Asap Dapur Mengebul Urusan Siapa?

Bila diperlukan, membangun visi misi keluarga layaknya membangun visi misi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Merumuskan visi misi keluarga, kemudian di breakdown dalam  bentuk program kerja bahkan hingga jenis kegiatan yang tepat. Kemudian dibuat timeline dan tahapan target yang ingin di capai dst.

Bila dalam urusan pekerjaan atau organisasi saja kita bisa serius untuk merumuskan hingga mencapainya, apalagi untuk keluarga kita, pasti akan lebih serius lagi bukan?   Wallahu a’lam bis shawab, semoga bermanfaat.

Membangun Visi Misi Keluarga di Tengah Pandemi (1)

Bagikan
Comments
  • Muhammad Nasir

    Semoga Allah membuka keingginan dan kesempatan yang kuat untuk kita mau memulai Merencakan Menuliskan, & Berupaya untuk menjalankannya setahap demi setahap….APA yang Antum TULIS…. Barokallah..

    Juli 8, 2020
Post a Comment