Site icon Inspirasi Muslimah

Lima Pesan Perdamaian dari Nasyiatul Aisyiyah

damai nasyiatul aisyiyah

Nasyiatul Aisyiyah yang notabenenya merupakan organisasi sayap Muhammadiyah dan berbasis perempuan muda ini telah memasuki usianya yang ke-94 tahun. Nasyiatul Aisyiyah lahir di Yogyakarta pada tanggal 16 Mei 1931 bertepatan dengan 28 Dzulhijjah 1349 H. Organisasi Nasyiatul Aisyiyah bergerak dalam bidang keagamaan, sosial dan kemasyarakatan.

Sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah, pada Momen Milad 91/94 ini, Nasyiatul Aisyiyah meneguhkan spirit dengan tema “Merawat Damai, Menggelorakan Semesta”. Nasyiatul Aisyiyah menjadi salah satu anak panah Muhammadiyah dalam rangka melesatkan Islam Wasthiyah secara holitistk dan masif hingga tataran masyarakat grass root untuk membangun khoiru ummah dan ummatan wasathan sebagaimana spirit Muhammadiyah dalam membangun peradaban semesta yang toleran dan damai.

Pesan Merawat Damai Menggelorakan Semesta

Tajuk “Merawat Damai, Menggelorakan Semesta” sendiri memiliki makna yang sangat mendalam, di antaranya :

Pertama, bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan amar maruf nahi munkar dan gerakan tajdid ini tidak hanya berkutat pada ibadah saja. Akan tetapi Muhammadiyah mengajak habluminallah dan habluminannas itu berjalan bersamaan. Tidak membedakan muslim atau non-muslim, Muhammadiyah atau bukan; karena dalam Islam itu rahmatan lil alamin bukan rahmatan lil muslimin

Kedua, bahwa kader Nasyiatul Aisyiyah harus memberi contoh bahwa kader perempuan ataupun perempuan muda bisa menjadi agen perdamaian untuk meredakan konflik di berbagai bidang. Konflik di sini tidak hanya konflik personal tapi juga konflik sosial yang sifatnya kebijakan. Terlebih pada saat pandemi kemarin, perempuan menjadi korban konflik rumah tangga, sosial, bahkan yang paling menyedihkan adalah konflik kepentingan

Ketiga, nilai damai sejatinya dijarkan oleh Islam dan masuk dalam istilah Islam itu sendiri. Sehingga, jika mengatakan bahwa islam itu tidak damai merupakan sebuah persoalan. Di Muhammadiyah ini sendiri hal terebut sudah selesai, karena Muhammadiyah telah memberikan pelayanan kepada seluruh umat manusia tidak hanya di Indonesia tapi juga di manacanegara. Sejatinya nilai kemanusiaan dan juga pendekatan moderasi merupakan dua hal yang (selalu) diketengahkan oleh Muhammadiyah, termasuk di dalamnya Nasyiatul ‘Aisyiyah.

Keempat, sebagai kader, Nasyiatul Aisyiyah mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperhatikan dan tanggap terhadap kondisi yang ada, baik ketika ada bencana atau tidak. maka perempuan dan anak menjadi pihak yang dinomorsatukan

Kelima, kader Nasyiatul Aisyiyah harus siap berjejaring, bekerja sama dengan siapapun juga dalam isu yang sama; walaupun dengan lintas organisasi, lintas agama dan lintas golongan. Kita memiliki persoalan isu yang lebih besar dan barangkali dengan bersama-sama berbagai pihak itu bisa diselesaikan dengan cepat.

Wujudkan Program Zero Stuning Bersama Organisasi Lintas Agama

Pada tahun 2017 Nasyiatul Aisyiyah mengajak forum lintas agama untuk melakukan audiensi ke Komisi VII, VIII, XIV dan X DPR RI. Hal ini adalah upaya Nasyiatul Aisyiyah untuk menurunkan angka stunting dan mendesak agar isu tersebut menjadi gerakan nasional.

Forum Lintas Agama cegah stunting terdiri dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Fatayat NU, Pelkesi, Parisade Hindu, Persagi, Persatuan Konghucu, Persatuan Budha. Kampanye stunting nasional ini sendiri menyampaikan aspirasi dan keresahan bangsa Indonesia tentang ancaman bahaya stunting.

Nasyiatul Aisyiyah menganggap bahwa isu tentang stunting ini adalah masalah bersama. Maka menggunakan jejaring tanpa membedakan golongan maupun agama menjadi jalan yang yang Nasyiah tempuh untuk mengatasi salah satu masalah yang sangat dekat dengan perempuan dan anak.

Mencegah stunting mereka merupakan kunci hadirnya generasi bangsa yang berkualitas. Pemicu stunting sendiri ialah permasalahan pemenuhan gizi yang dampaknya justru sangat merugikan apabila kita biarkan terus-menerus.

Bagikan
Exit mobile version