Site icon Inspirasi Muslimah

Karakteristik Pemuda Islam yang Ideal

pemuda islam

Pemuda zaman now atau dapat disebut juga kaum milenial saat ini berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Di tengah-tengah perkembangan teknologi, ternyata memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap kehidupan sosial mereka. Dahulu, banyak anak-anak muda berkumpul untuk sekedar bercengkrama dan berdiskusi.

Saat ini, semakin jarang menemukan yang seperti itu. Sebab, kaum muda sekarang banyak yang menyibukkan diri dengan gawai mereka . Di manapun dan kapan pun akan mudah ditemukan anak-anak muda yang asik menghabiskan waktunya dengan gawai masing-masing. Biasanya, mereka asik untuk berselancar di media sosial atau bermain game online.

Kondisi ini banyak terjadi terjadi pada anak-anak muda generasi Islam yang sudah mulai sirna nilai-nilai keislamannya. Bagaimana tidak, mereka dibuat semakin jauh dari nilai-norma Islam. Menjadi lupa ibadah dan semakin malas untuk menunaikan kewajibannya, serta tidak mau mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.

Padahal, pemuda termasuk masa yang cukup krusial, karena pemuda adalah generasi penerus bangsa dan umat ini. Jika pemuda hari ini rusak, maka otomatis bangsa ini kelak akan menjadi bangsa yang rusak, dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan maqalah (pepatah), “Syubban al-Yaum Rijal al-Ghad” yang memiliki makna “Pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok (masa depan).”

Perlu diketahui dan disadari oleh para pemuda hari ini, terkhusus pemuda Islam bahwa mereka adalah harapan bangsa dan mereka memiliki peran penting untuk memajukan dan memakmurkan bangsa ini di masa depan. Oleh sebab itu, para pemuda perlu untuk mengetahui dan memahami karakteristik-karakteristik yang dapat menjadikannya pemuda Islam yang ideal harapan bangsa, negara, dan agama.

Pemuda Islam yang Ideal

Untuk menjadi pemuda Islam yang ideal perlu dipahami apa saja karakteristiknya. Karakteristik-karakteristik ini sesungguhnya sudah Rasulullah Saw jelaskan, sebaik-baik teladan umat ini.

Pertama, tidak meninggalkan salat dan gemar ikut salat berjama’ah. Pemuda Islam yang ideal berusaha untuk tidak meninggalkan salat, karena ia tahu ‘iqob yang akan didapatkan ketika meninggalkannya. Selain itu, ia pun akan gemar ikut salat berjamaah, karena tahu fadilah yang akan diraih. Ini sebagaimana sabda Nabi saw: 

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Artinya: Salat berjama’ah itu lebih afdhal (utama) dari pada salat sendiri dengan 27 derajat (pahala).” (HR. Muslim)

Kemudian, hadis Nabi saw yang lain berisikan peringatan/ancaman bagi siapa saja dari kaum laki-laki yang meninggalkan salat berjamaah.

“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, aku telah bermaksud memerintahkan untuk mengambilkan kayu bakar, lalu dikumpulkan, kemudian aku perintahkan azan shalat untuk dikumandangkan. Lalu aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang (salat) berjama’ah, kemudian aku mendatangi orang-orang yang tidak ikut shalat berjama’ah, lalu aku akan bakar rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini secara eksplisit berisikan ancaman yang cukup tegas dan keras yang Rasulullah sampaikan kepada para sahabat yang tidak mau ikut salat berjamaah. Terkecuali jika ada uzur syar’i, maka boleh untuk tidak ikut salat berjama’ah di masjid. Adapun perintah pelaksanaan salat secara berjama’ah di sini adalah salat maktubah (salat fardu).

Kedua, gemar beribadah dan hatinya senantiasa terikat (rindu) dengan masjid. Karakteristik pemuda Islam yang ideal selanjutnya adalah senantiasa gemar beribadah, baik itu ibadah mahdah ataupun ibadah ghairu mahdah. Selain itu, hatinya juga selalu terikat dengan masjid. Ketika azan berkumandang, maka hatinya akan bergetar dan menggerakan jasadnya untuk segera memenuhi panggilan azan tersebut. Nabi saw bersabda:

”Ada tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya: Pemimpin yang adil, Pemuda yang tumbuh dalam kegemaran beribadah kepada Rabb-Nya, seseorang (pemuda) yang hatinya terikat dengan masjid… dua orang yang saling mencintai karena Allah; berkumpul dan berpisah karena Allah, pemuda yang dirayu (diajak berzina) oleh perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu menjawab: Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, seseorang yang ketika bersedekah disembunyikan (tidak riya’) sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui yang dikeluarkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi, lalu matanya mencucurkan air mata (menangis karena dosa).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ketiga, takut kepada Allah swt jika melanggar syari’at-Nya. Pemuda Islam yang ideal berusaha untuk taat pada perintah dan larangan-Nya. Ia akan takut jika ada perbuatan yang sifatnya melanggar syari’at Allah Swt, sehingga ia akan menjauhi perbuatan tersebut. Masih dalam hadis yang sama pada poin sebelumnya, Pemuda Islami yang ideal akan menjauhi perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah swt. Di antara perbuatan tersebut adalah zina. Ketika ada yang mengajak berzina, maka ia secara spontan akan merespon, “Sesungguhnya Aku takut kepada Allah.”

Keempat, senang bermajelis ta’lim (majelis ilmu). Pemuda Islam yang ideal akan senang untuk bergabung dalam majelis ta’lim. Ketika ada seseorang yang mengajak pergi ke majelis ilmu, maka ia akan memenuhi ajakan tersebut. Sebab ia tahu selain mendapat ilmu juga akan meraih fadilah.

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 11)

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ.

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kelima, berusaha menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama. Pemuda Islam yang ideal senantiasa menebar kebermanfaatan yang luas bagi sesama sesuai dengan kadar kemampuannya. Ketika mampu dengan materi, maka ia akan menebar manfaat dengan materi. Jika belum bisa, maka dengan apa saja yang ia mampu lakukan; memberikan support ataupun dengan memanjatkan doa. Rasulullah saw bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3289)

Barang siapa memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaat tersebut kelak akan kembali kepadanya. Sesuai dengan janji Allah swt dalam al-Qur’an:

Jika kalian berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri (kebaikan itu kelak akan kembali). Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra:7)

Demikianlah lima karakteristik untuk menjadi pemuda Islam yang ideal. Mari kita bersama-sama berjuang untuk menjadi bagian dari pada pemuda Islam yang ideal harapan bangsa, negara, dan agama.

Wallahu A’lam.

Bagikan
Exit mobile version