f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
pengetahuan perempuan

Intelektualitas dan Gerak Ilmu Pengetahuan Perempuan

Pendidikan dan ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang harus setiap orang miliki, baik laki-laki maupun perempuan. Hadirnya ilmu pengetahuan memberikan sebuah peradaban baru terhadap kehidupan manusia, yang pada dasarnya memiliki nilai moral, sosial, politik dan agama. Sejak awal abad ke 16, ilmu pengetahuan menjadi salah satu sorotan besar bagi kalangan akademisi guna menuangkan semua ide dan pemikiran dalam kajian keilmuan. Dalam sejarah, perempuan yang tidak memiliki kapasitas keilmuan, keberadaannya hanyalah dianggap makhluk biasa. Ia tidak punya banyak peran dalam membangun kehidupan yang berdaulat. Lahir sebagai manuasia, seorang perempuan haruslah sadar dan mampu mengoptimalkan pemikiran dan perasaannya. Itu artinya, tidak ada pembeda atau sekat yang membatasi antara perempuan dan laki-laki (keilmuan).

Perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama besar dengan laki-laki untuk menunaikan kebajikan. Kehidupan yang perempuan jalani tidaklah statis seperti air yang mengalir yang tidak pernah tahu di mana letak ujungnya. Adanya sebuah transformasi sistem meberikan akses ruang baru. Agar perempuan turut serta bertanggung jawab untuk berperan dan menyumbangkan pemikiran yang ia miliki. Hal tersebut demi mewujudkan gerak keilmuan yang baru dan keseimbangan semesta. Melihat bahwa jumlah perempuan jauh lebih banyak dibandingakan laki-laki, maka seharusnya sudah menjadi gerakan baru untuk memberikan sebuah aspirasi terhadap perempuan dalam rangka meningkatkan kapasitas intelektual. Pada dasarnya, hasrat ilmu pengetahuan yang R.A Kartini perjuangkan, sudah menggambarkan bahwa penguasaan sumber pengetahuan tidak hanya karena perbedaan kelamin antara perempuan dan laki-laki.

Adanya gambaran ini ingin menerangkan kepada kita bahwa sejarah keilmuan di Indonesia adalah budaya (ilmu) dan laki-laki yang mendominasi atau memegang sistem utama dalam gerak keilmuan (patriarki). Para tokoh perempuan yang kemudian hadir dalam membangun dasar kesetaraan seperti, R. A Kartini (1879-1904), Dewi Sartika (1884-1947), Maria Malanda Maramis (1872-1924), Rohana Kudus (1884-1972) berperan mengahapus adanya patriarki sekaligus membangun peradaban baru sebagai jalan akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini menjadi sangat penting dalam ungkapan perjuangan, sejak awal mula modernitas kemajuan bangsa Indonesia pada awal abad ke-19.

Baca Juga  Resonansi, Revolusi dan Resolusi Mental di Era Digitalisasi

Dengan adanya gerakan tersebut, saat ini perempuan mampu berkembang dan berperan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sosial, politik dan agama. Hal ini bisa terlihat dari beberapa lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi banyak didominasi oleh kalangan perempuan. Selain itu, saat ini sudah banyak di temukan adanya perempuan sebagai kepala daerah bahkan sampai menjadi Kepala Negara.

Tidak hanya berdasar kepada intelektual saja. Perkembangan perempuan dalam kajian keislaman juga sudah banyak memberikan kontribusi baru dengan lahirnya para ilmuan perempuan. Di antaranya para Ustazah, Qori’ah, Muallimah, dan para Mufassirah dalam bidang keagamaan. Adanya peranan ini, tentu menjadi sebuah kewajiban kita sebagai umat muslim. Baik laki-laki maupun perempuan. Untuk bisa memberikan suatu perkembangan dalam peradaban Islam dan syiar keagamaan. Dengan demikian, terlihat perkembangan keilmuan yang para kaum perempuan rintis, dengan mengoptimalkan pendidikan dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya perempuan.

Oleh karena itu, secara tidak langsung ruang aspirasi perempuan sudah banyak terbuka luas. Karena pendidikan perempuan bukan untuk sekedar meningkatkan status, namun perempuan mampu berkembang dan bekerja sama dalam membangun kedaulatan bangsa. Hal ini juga yang sudah banyak dilakukan oleh para tokoh intelektual perempuan yang kita kenal. Di antaranya Najwa Shihab, Dyah Roro Esti, Sri Mulyani, dan masih banyak lagi. Dengan adanya jalan akses saat ini, gerak ilmu pengetahuan perempuan sudah dibantu melalui perkembangan digital. Meski secara umum belum optimal, tapi peranan ini sangat penting sebagai bentuk forum aspirasi perempuan dalam sejarah peradaban dan keilmuan.

Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa adanya sejarah pergerakan yang para tokoh perempuan tempo dulu lakukan, memberikan gambaran peradaban baru yang sampai hari ini terus berkembang dan menjadi salah satu peran penting dalam sejarah kedaulatan perempuan. Hari ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi alat pertama. Sebagai dasar kontribusi perempuan dalam menjalankan misi sebagai warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti para kaum laki-laki. Artinya, setiap perempuan mempunyai kewajiban dan kewenangan dalam upaya memberikan pemikiran dan ide sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai warga Negara Indonesia.  

Bagikan
Post a Comment