Site icon Inspirasi Muslimah

Ingin Anak Berjiwa Toleransi Sejak Dini? Lakukan 9 Hal Ini pada Anak

toleransi

'Alimatul 'Aziizah

Indonesia mempunyai 1.340 suku, 2.500 bahasa dan 6 agama. Keanekaragaman tersebut merupakan keindahan dan kekayaan tersendiri bagi bangsa ini. Sesuai dengan semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”, yang artinya, dengan keragaman yang tinggi tetapi tetap satu Indonesia. Dengan adanya semboyan ini, harapannya masyarakat dapat hidup berdampingan dan saling beriringan satu sama lain dengan tingkat keberagaman yang tinggi.

Toleransi merupakan sifat yang harus ditanamkan pada setiap individu di negara ini. Toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati sesuatu yang berbeda dari pemikiran atau sesuatu yang diyakini; meliputi agama, ras, suku, budaya, bahasa dan lainnya; yang berhubungan dengan keberagaman yang ada di Indoensia. Adapun rendahnya sikap dan kesadaran toleransi akan menuumbuhnya sifat fanatisme.

Di Indonesia, sikap fanatisme sendiri masih cukup tinggi. Hal inilah yang memunculkan kasus-kasus di sepanjang 2020 dan beberapa tahun setelahnya. Menoleh beberapa tahun ke belakang di tahun 90-an terjadi tragedi besar di Indonesia; bahkan hingga mengakibatkan pertumpahan darah. Sebut saja tragedi Poso yang terjadi pada akhir tahun 90-an. Tragedi lainnya terjadi pada tahun 1999 antara oknum pemuda muslim yang mendiskrimasi orang-orang Nasrani dengan tindakan pemalakan. Ada juga tragedi Tolikara, yang mana terjadi penyerangan terhadap umat Islam saat sedang melakukan Salat Idul Fitri di Markas Korem oleh oknum beragama Nasrani.

***

Berbagai rentetan kejadian di atas semakin meyakinkan kita betapa pentingnya menanamkan sikap toleransi kepada setiap warga Indonesia. Sikap toleransi tidak memandang gender, usia ataupun status sosial. Saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan adalah inti dari sikap toleransi.

Harus kita sadari, bahwa setiap orang memiliki kayakinan dan pemikiran yang berbeda-beda. Bukan hanya antar suku, antar anggota keluarga saja seringkali terjadi perbedaan pandangan dan pemikiran. Hal ini tentu akan menyebabkan perdebatan untuk saling mempertahankan argumentasinya. Di saat inilah, perlunya penurunan ego agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Mengedepankan toleransi akan menurunkan ego yang dimiliki karena sadar dan menghormati perbedaan yang ada. Sikap toleransi ini perlu diterapkan di manapun dan kapanpun, baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat sekitar.

***

Penerapan toleransi bisa dimulai dari lingkup keluarga. Keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat. Apapun yang diajarkan di dalam keluarga, akan menentukan sikap yang mempengaruhi kepribadian anak. Termasuk sikap toleransi yang harus dikembangkan dan diterapkan pada setiap anggota keluarga. Orang tua bisa mengajarkan sikap ini sejak usia dini. Dengan harapan ketika di luar lingkup keluarga, anak akan mampu menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di sekitarnya. Berikut beberapa cara menerapkan dan mengajarkan sikap toleransi pada anak sejak dini :

1. Memberi Contoh Toleransi pada Anak

Sebagaimana kata pepatah, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, memang berlaku di kehidupan nyata. Perilaku anak menggambarkan contoh dan pengajaran yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, jika menginginkan anak dengan jiwa toleransi yang tinggi maka kita harus mencontohkan sikap toleransi itu sendiri. Contohnya, memperlihatkan tetap menyapa tetangga atau kerabat yang berbeda keyakinan dengan kita.

2. Menceritakan Keanekaragaman yang Ada di Indonesia

Memperdengarkan dongeng tentang indahnya keragaman dan perjuangan orang-orang zaman dahulu dalam mempertahankan keragaman, juga bisa menjadi cara untuk mengajarkan toleransi pada anak. Memdengarkan dongeng adalah hal yang sangat menyenangkan bagi ayah. Anak akan dengan sendirinya menerapkan sikap yang terdapat dalam dongeng di kesehariannya.

3. Mengenalkan Berbagai Perbedaan yang Ada di Sekitar

Cara ini dilakukan dengan cara mengenalkan berbagai agama, suku, ras dan budaya yang ada di Indonesia. Bisa dilakukan dengan menanfaatkan media visual. Anak diperlihatkan gambar-gambar menarik yang mengilustrasikan berbagai agama, suku, ras dan budaya. Dengan begitu anak bisa mengenal bahwa keberagaman bukan suatu masalah melainkan anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga.

4. Menggambarkan Perbedaan yang Ada di Setiap Individu

Menanamkan pada anak bahwa setiap orang kadangkala memiliki perbedaan dan keistimewaan masing-masing. Cara ini dapat dilakukan dengan memberikan anak 2 foto wajah orang, anggota keluarga lain misalnya. Dengan begitu, kita bisa meceritakan perbedaan pada masing-masing foto  Dengan begitu anak bisa mengerti bahwa dalam kehidupan ini tidak harus semua sama dengan apa yang difikirkan dan diyakini.

5. Mendampingi Anak Menonton Televisi

Menonton televisi merupakan salah satu sarana hiburan yang bisa dinikmati di rumah. Banyak acara yang bisa kita saksikan di televisi, termasuk acara anak. Hal ini menyebabkan anak senang menonton televisi dalam rangka mengurangi kejenuhan selama pembelajaran. Perlunya pengawasan dan pendampingan dari orang tua untuk menghindarkan sesuatu yang bisa merusak otak dan moral pada anak. Juga menghindarkan dari tayangan yang bisa menumbuhkan sikap intoleran pada anak. Ketika ada tayangan tersebut kita bisa memilih menggantinya atau memberi pengertian untuk tidak melakukan hal yang serupa pada tayangan.  

6. Tanya Jawab Anak tentang Perbedaan

Cara ini dilakukan dengan menanyakan sesuatu pada anak tentang toleransi yang sebenarnya dengan maksud menasehati. Sekiranya anak sudah tidak bisa menjawab kita bisa memberitahu jawabannya dengan menyelipkan kata-kata nasihat di dalamnya. Selain itu, kita juga bisa memberi kesempatan untuk dia bertanya apa yang mengganjal dalam batinnya mengenai toleransi. Dengan cara tersebut secara tidak langsung kita memberi pemahaman kepada anak melalui tanya jawab.  

7. Memberi Kesempatan Anak Bekerja Sama dengan Orang Lain

Memberi kesempatan pada anak bekerja sama dengan orang lain akan mengajarkan anak memahami bagaimana cara bekerja dengan orang lain di masa depan. Dengan cara ini, kita memberi kesempatan secara langsung pada anak untuk menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan orang lain. Kita juga harus tetap mengawasi untuk menghindari perkelahian karena perbedaan yang sulit dipecahkan oleh anak yang masih diusia dini. 

8. Mengajak Liburan

Mengajak anak liburan juga bisa menjadi sarana mengajarkan toleransi pada anak. Kemudian mengajak mereka mengenal dunia luar akan menunjukkan pada mereka keindahan keberagaman dan keharmonisan dengan sikap toleransi. Dengan cara ini akan memunculkan dalam benak mereka untuk menjaga keadaan yang terjadi seperti apa yang mereka lihat.   

9. Mengajarkan Anak Bersosialisasi dengan Lingkungan Sekitar

Bersosialisasi dalam bentuk sederhana yang bisa diajarkan adalah saling tegur sapa. Pembiasaan sejak dini akan terbawa dan terjaga sampai nanti dewasa. Mereka juga akan lebih menghargai perbedaan dan keragaman yang ada di sekitar tempat mereka tinggal.

Penulis : Alimatul Aziizah (Penulis dapat dihubungi melalui Facebook : Aziezeah Alarm dan Instagram : Alimatul Aziizah)

Bagikan
Exit mobile version