Site icon Inspirasi Muslimah

Minimalis: Gaya Hidup Islami Sesungguhnya

gaya hidup minimalis

Dulu, ketika saya selesai membaca buku The Life-changing Magic of Tidying Up karya Marie Kondo, saya sangat tercerahkan dan tercengang. Bukan karena bukunya yang sudah bestseller di berbagai belahan dunia atau menonton serialnya di Netflix berjudul Tidying Up with Marie Kondo, melaikan karena kepiawaian Marie Kondo dalam menemukan keterampilannya sehingga dapat menjadi konsep dan tren. Benar saja, seni beres-beres ala Marie Kondo itu magic, saya sudah membuktikannya sendiri.

Lantas, tidak lama setelah itu saya mengenal istilah baru yakni minimalis. Mulanya saya acuh, namun pada akhirnya saya lahap habis buku Good Bye Things “Hidup Minimalis Ala Orang Jepang” karya Fumio Sasaki. Saya penasaran, apa yang membuat Fumio Sasaki membuat buku ini hingga menjamur istilah minimalis di mana-mana. Alasan hematnya adalah kebiasaan menumpuk barang dan boros.

Gaya hidup minimalis ala orang Jepang yang disampaikan Fumio Sasaki dalam bukunya adalah gaya menjalani hidup dengan kesederhanaan. Namun, bukan berarti hidup yang apa adanya, tetapi lebih kepada hidup yang berkecukupan atau merasa cukup. Gaya hidup minimalis adalah membeli yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan. Termasuk di dalamnya pemilihan dan penggunaan yang multifungsi.

Di Jepang, gaya hidup minimalis ini menjadi tren, khususnya di kalangan anak muda. Hingga muncul berbagai macam komunitas minimalis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selain karena minimalis mendatangkan banyak manfaat, seperti; menghemat uang dan waktu, ramah lingkungan, tetap bersih dan teratur. Tetapi juga menjaga kesehatan mental seseorang.

Termasuk globalisasi dan modernisasi yang terjadi saat ini mendorong pada tindakan; konsumtif yang hanya ingin mengonsumsi saja, tanpa menyadari kebutuhan dan fungsinya; dan materialistik yang hanya melihat seseorang melalui material (uang, harta, benda, dan perhiasan). Gaya hidup minimalis juga mampu menjadi jawaban dari tantangan perubahan zaman yang silih berevolusi kini.

Minimalis adalah Gaya Hidup Islami

Jika kita menelaah lebih detail, gaya hidup minimalis bukanlah suatu hal baru. Sejak puluhan ribu tahun yang lalu sudah banyak yang mengimplementasikannya. Sebagai contoh adalah Rasulullah SAW, uswatun hasanah untuk seluruh ummat. Ada banyak sekali kesederhanaan yang Rasulullah SAW contohkan, salah satunya dari segi fesyen, sandal beliau berupa sandal jepit biasa yang terbuat dari kulit.

“Suatu hari Anas bin Malik keluar rumah menemui kami, ia memakai sandal kulit yang tidak berbulu dan terdapat dua tali ikatan. Tsabit Al Bunani menuturkan kepadaku, dari Anas bin Malik, beliau berkata: dua sandal tersebut adalah milik Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.” (HR. Bukhari, No. 3170).

Tidak hanya itu, ketika Rasulullah SAW menikahkan putrinya, Fatimah dengan Ali bin Abi Talib, Rasulullah SAW menyelenggarakan acara pesta pernikahan dengan sangat sederhana, karena Rasulullah SAW ingin menunjukkan kesederhanaan dan sifat qanaah (puas hati). Rasulullah SAW pernah bersabda, “Kekayaan yang hakiki adalah kekayaan iman dan dicerminkan dalam sifat qanaah.”

Sadar atau tidak, di tengah gempuran promo, diskon, kemudahan bertransaksi jual beli, dan tren-tren lainnya, perasaan cukup menjadi sangat mahal harganya. Karena itulah, Islam sangat menjunjung sifat qanaah. Apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT dari rezeki sehari-hari, kita pandai dan rajin bersyukur, tetapi usaha juga tetap diteruskan.

Fumio Sasaki juga menegaskan perihal konsep mubadzir yang juga sama dengan yang ada dalam agama Islam. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Isro’ ayat 26-27, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” Maka tidak heran ketika kita memiliki banyak sekali barang di rumah kita namun nirguna dan berantakan, secara tidak langsung meningkatkan stress penghuninya, bahkan memicu pada penyakit mental lain seperti gangguan kecemasan dan depresi.

Maka, dapat kita saksikan bersama bahwa minimalis adalah gaya hidup Islami sesungguhnya. Bukan minimalis ala orang Jepang, melainkan minimalis seorang muslim yang penuh kesederhaan dan qonaah. Di mana di dalamnya tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga mendukung keberlangsungan dan tanggung jawab terhadap bumi. Serta, keberlanjutan hidup tenang dan nyaman di dunia dan di akhirat.

Editor: Isnatul Chasanah

Bagikan
Exit mobile version