f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
memahami bapak

Catatan Singkat: Upaya Memahami Seorang Bapak

Sudah lama saya ingin menulis tentang Bapak. Iya, lama sekali. Ini bukan karena saya sibuk atau tak sempat menulis. Bukan. Ini hanya karena saya merasa belum siap untuk dibaca. Apalagi dibaca oleh Bapak.

Yah, bukan rahasia umum kalau hubungan seorang anak dengan Bapak adalah kisah cinta yang paling rumit.

Disadari atau tidak, tapi sikap kita terhadap Bapak dan ibu sangat berbeda. Setidaknya bagi kebanyakan orang.

Jika mau membandingkan, kita bisa lebih leluasa menunjukkan cinta kita pada Ibu ketimbang dengan Bapak. Saya pun demikian. Dulu, ketika Ibuk saya masih hidup, saya sering bersandar di bahunya, tidur di pangkuannya, bahkan memijat pundaknya ketika ia terlihat kelelahan.

Tapi ketika bersama Bapak, hal seperti itu sangat susah untuk bisa dilakukan. Bukan karena saya tidak sayang padanya. Apalagi sampai benci. Bukan. Saya cukup menyayangi Bapak. Hanya saja mencintai Bapak begitu rumit. Iya, rumit. Itu saja. Tak ada alasan lain selain rumit.

***

Ada banyak hal yang saya pelajari ketika akhirnya tinggal berdua dengan Bapak. Iya, ketika tinggal berdua, saya jadi lebih intens mengamatinya. Mulai dari laku sederhana, misalnya kebiasaan mandi pagi.

Entah kenapa orang tua punya kebiasaan mandi pagi. Hal yang jarang saya temui pada generasi saat ini. Mandi pagi yang saya maksud adalah jam 4 atau sebelum shubuh. Iya Bapak saya sering mandi jam segitu. Dulu Ibu saya (ketika masih hidup) juga demikian.

Bapak sering cerita kalau aktivitas mandi pagi sudah menjadi kebiasaan. Awalnya saya menduga kalau orang-orang di generasinya memang terbiasa mandi jam segitu. Sangat berbeda dengan generasi sekarang yang kalau hari libur, mandi siang saja sudah bagus.

Baca Juga  Soal Anak, Saya Sudah Berdamai!

Ternyata saya salah. Aktivitas mandi pagi tersebut ternyata baru dilakukan oleh Bapak ketika usianya mulai terasa tua. Iya, mandi pagi bukan kebiasaan sebuah generasi, melainkan orang yang sudah mencapai sebuah usia tua, akan otomatis mandi pagi. Kenapa? Sebab, kata Bapak, ketika mandi pagi, tubuh jadi lebih bugar. Dan orang di usianya membutuhkan hal tersebut.

Saya pun jadi senyam-senyum ketika membayangkan, apakah saya yang malas sekali untuk mandi ini akan begitu juga ketika sudah tiba di usia tua? Yah, saya tak pernah tahu persisinya, sebab masa depan adalah sebuah kejutan.

Selain mengamati beberapa laku sederhana, salah satu hal yang paling membekas ketika tinggal bersama Bapak adalah fakta bahwa Bapak selalu ingin terlihat kuat. Selalu ingin melakukan sesuatu. Dan selalu saja menganggap kalau anaknya masih belum dewasa. Itu sebabnya ada banyak urusan rumah yang tetap ia kerjakan tanpa mengandalkan saya sebagai anaknya.

“Aku ini sehat. Bisa kok. Ah begini saja ya bisa. Nanti kalau capek, ya tinggal istirahat.” Begitulah jawaban Bapak ketika anaknya memastikan kondisinya dengan bertanya, “Bisa tah, Pak?”

Begitulah, sangat susah untuk memahami Bapak. Bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi orang lain.

Saya masih ingat, dulu, ketika Ibuk meninggal, banyak yang berpesan pada saya agar selalu menemani Bapak dan jangan tinggalkannya sendirian. Saya sungguh berterima kasih atas empatinya.

Tapi maaf, Bapak saya tidak selemah itu. Sebab, sudah banyak hal yang Bapak lalui, kalau sekedar ditinggal beberapa hari saja, Bapak sangat biasa untuk tetap hidup dengan legowo dan kiwoyo.

Masih menyoal seputar pandangan orang, beberapa juga ada yang menyuruh Bapak menikah saja agar ada yang mengurus. Ini juga kurang tepat. Setidaknya bagi saya. Sebab, memangnya sejak kapan menikah itu tujuannya biar ada yang mengurus? Dan kalau sekadar mengurus diri, Bapak saya sudah ahli. Serius, skill mandirinya cukup luar biasa.

Baca Juga  Pengaruh Membeda-bedakan Anak terhadap Kesehatan Mental

Ini bukan berarti saya nggak mau Bapak menikah lagi. Saya bakal ikhlas kok kalau Bapak menikah lagi. Pun jika belau mendahului saya yang belum menikah ini.

Yaps, memahami Bapak memang cukup susah. Meski demikian, ketika tinggal berdua dengan Bapak tentu saja ada hal yang kadang menyebalkan.

Saya setuju dengan anggapan bahwa, orang yang sudah tua itu beberapa laku hidupnya akan menjadi kekanak-kanakan. Saya sangat mengamini pendapat itu. Sebab, memang ada beberapa tindakan Bapak yang saya kira setara dengan anak-anak. Apa saja? Tentu saja rahasia. Intinya kadang saya harus sabar. Iya, merawat bapak memang butuh kesabaran juga.

***

Saya tahu Bapak sering tidak baik-baik saja. Saya juga paham kalau dia sering kesepian. Dan yang bisa saya lakukan hanyalah hadir, mendekat, dan mendengarkan cerita-ceritanya di masa lalu. Cerita yang bahkan seringkali diulang-ulang. Namun tetap saja saya dengarkan dengan sebaik-baiknya.

Saya sangat menyayangi Bapak. Meski tentu saja, menunjukkan kasih sayang padanya cukup susah dilakukan. Yah, semoga saja Bapak tetap sehat dan baik-baik saja.

Bagikan
Post a Comment