f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
Adil

Adil Menurut Orang Tua

Adil adalah sikap yang harus seseorang miliki sebagai orang tua. Terlebih jika memiliki anak lebih dari satu. Kecemburuan terhadap saudara adalah fenomena yang sering terjadi dalam sebuah keluarga. Bahkan orang tua yang merasa sudah bersikap adil pun masih sering menyebabkan kecemburuan dan kekecewaan bagi anak. Apalagi yang secara sengaja bersikap tidak adil, tentu membuat anak cemburu, atau bahkan benci terhadap saudaranya sendiri.

Sikap adil menurut orang tua sering kali belum bisa anak cerna dengan baik. Anak masih sering kali salah paham karenanya. Terkadang butuh waktu bertahun-tahun bagi anak untuk mengerti sikap adil yang tidak adil menurutnya. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas konsep adil itu sendiri menurut orang tua dan dampaknya pada anak. Berharap pembaca yang sudah terlanjur kesal dengan sikap ’adil’ orang tua bisa memahami tindakan mereka dan bersikap lebih bijak saat menjadi orang tua kelak.

Kecemburuan pada Anak

Anak-anak adalah makhluk yang rentan dan sangat membutuhkan banyak kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Oleh karena itu, banyak pasangan yang mengatur jarak kehamilan agar anak mereka dapat banyak kasih sayang tanpa merasa cemburu pada saudaranya sendiri. Namun, jarak kehamilan yang dekat bukan satu-satunya faktor dari tumbuhnya cemburu itu. Namun justru bagaimana sikap orang tua sendirilah dalam bersikap adil dan bagaimana cara memberi pemahaman terhadap anak.

Cemburu Sejak Belia

Anak mengerti apa itu cemburu bahkan dari mereka masih sangat kecil. Sering kali kita melihat anak bayi yang bahkan belum bisa berjalan menangis saat melihat ibunya menggendong bayi lain. Hal tersebut karena anak merasa memiliki orang tuanya, maka anak lain tidak berhak mendapatkan perhatian orang tuanya. Terlebih dalam lingkungan masyarakat, tidak jarang orang di sekeliling ikut berperan membuat anak cemburu. Ungkapan seperti ”hayoo, nanti ibumu adek itu ambil”, ”ihh, mamamu udah ngga sayang kamu lagi” dan semacamnya sering kali orang dewasa lontarkan pada anak. Hal tersebut menanamkan rasa benci dan kesal pada anak.

Baca Juga  Empat Cara Belajar Mengaji yang Aman untuk Anak-anak
Cemburu dengan Saudara

Seperti yang sudah saya sebut di awal, anak-anak sering cemburu terhadap saudaranya sendiri. Anak-anak masih belum mengerti bahwa konsep adil itu tidak harus sama rata. Mereka juga belum paham bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Hal ini banyak terjadi dalam keluarga, di mana seorang adik cemburu dan iri karena orang tuanya membelikan si kakak laptop, misalnya. Padahal itu memang sudah menjadi kebutuhan si kakak, sementara si adik belum membutuhkan. Namun, anak tidak selalu memiliki pandangan yang sama dengan orang tua. Anak bisa saja berpikir bahwa memang orang tuanya tidak adil dan lebih sayang pada si kakak daripada dia. Hal itu akan semakin parah, jika orang tua tidak berusaha memberikan penjelasan dan pemahaman kepada sang anak, baik yang cemburu ataupun dicemburui. Penjelasan kepada yang cemburu akan membantu anak untuk paham, dan penjelasan kepada yang dicemburui akan membantu anak tidak merasa unggul sendiri.

Sesuai Kebutuhan dan Karakter Anak

Tiap anak memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Ada anak yang sangat pendiam dan anak yang hiperaktif. Ada anak yang terlahir dengan kondisi normal dan ada yang lahir dengan kebutuhan khusus. Tentu saja dengan kondisi yang berbeda, orang tua juga perlu bersikap sesuai kebutuhan si anak. Banyak fenomena terjadi di sebuah keluarga, di mana anak yang hiperaktif sering merasa rasa sayang orang tuanya lebih besar pada saudaranya yang pendiam. Sedangkan dalam sudut pandang orang tua, anaknya yang pendiam lebih butuh perhatian ekstra karena kesulitan mengekspresikan dirinya. Tidak seperti anak yang hiperaktif cenderung lebih mudah mengekspresikan perasaannya.

Mengerti saat Dewasa

Anak yang merasa orang tuanya tidak adil ini, perlahan mulai bisa mengerti sudut pandang orang tuanya, meskipun tidak semua anak. Anak-anak akan cenderung bisa memahami perilaku orang tuanya setelah mereka melewati masa pubertas. Ada juga yang baru memahami setelah merantau kuliah, setelah orang tua tiada, dan bahkan setelah merasakan jadi orang tua. ”ohh begini toh ternyata”, ”oh pantesan dulu bapak begini” itulah yang mungkin mereka gumamkan saat mengetahui sudut pandang orang tua mereka yang mereka anggap tak adil itu.

Baca Juga  Hilangnya Kepedulian Terhadap Pengidap Autisme

Namun hal itu tak harus mereka sadari saat dewasa. Sebisa mungkin biarkan anak tumbuh tanpa rasa cemburu dan iri agar kesehatan mentalnya tidak menjadi korban dan berpengaruh pada karakternya nanti. Oleh karena itu, orang tua butuh untuk mengkomunikasikannya pada anak, serta memberikan pemahaman sedini mungkin.

Pertama Kali Mereka Hidup

Kehidupan ini bukan hanya kita yang pertama kali menjalani, namun juga orang tua kita. Tidak ada orang tua yang sempurna, mereka juga bisa melakukan kesalahan. Orang tua yang baik adalah yang mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua yang baik pasti mengusahakan untuk bersikap adil terhadap anak-anaknya. Jika orang tua kita tanpa sengaja bersikap tidak adil, alangkah baiknya untuk memaafkan mereka. Jika orang tua kita tertutup, cobalah mengambil inisiatif dan melakukan diskusi yang terbuka. Pelajarilah pengalaman yang ada untuk menjadi bekal nanti saat kita menjadi orang tua. Semoga kelak kita bisa menjadi orang tua tempat anak-anak bersandar dan terbuka.

Bagikan
Post a Comment