f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
pendidikan seks

Seberapa Penting Pendidikan Seks bagi Remaja?

Pendidikan seks menjadi salah satu persoalan penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius, termasuk di Indonesia. Tingginya angka pernikahan dini, pernikahan anak, dan pernikahan pada usia muda menjadi faktor mengapa pendidikan seks menjadi krusial.

UNICEF memaparkan data pada tahun 2020 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1.220.900 anak perempuan yang menikah sebelum umur 18 tahun. Pasalnya, pernikahan dini dan pernikahan anak sering kali terjadi karena adanya permohonan dispensasi bagi yang akan melakukan pernikahan tersebut. Hal ini berimbas pada angka kematian ibu dan anak, serta kekerasan dalam rumah tangga.

Pertama, komplikasi pada saat hamil dan melahirkan merupakan penyebab utama kematian pada perempuan berusia 15-19 tahun. Kedua, bayi yang lahir dari ibu yang berusia di bawah 20 tahun dua kali lebih mungkin meninggal pada 28 hari pertama daripada ibu yang melahirkan pada usia 20-29 tahun. Ketiga, anak perempuan yang menikah lebih rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Selanjutnya, data dari BPS tahun 2017 menunjukkan bahwa sebaran angka perkawinan anak berada pada angka 10% ke atas dan merata pada seluruh provinsi di Indonesia. terdapat pula sebaran angka perkawinan anak pada 23 provinsi dari 34 provinsi mencapai 25%. Hal ini menandakan bahwa terdapat 67% wilayah di Indonesia dalam keadaan darurat pernikahan anak.

Pada tahun 2021, BPS juga memperlihatkan data bahwa anak muda yang sudah menikah pada rentang usia 16-30 tahun sebanyak 37,69%. Angka ini turun 8,8% dibandingkan 10 tahun lalu. Meskipun demikian, persoalan angka menikah muda, pernikahan dini, dan perkawinan anak tetap perlu turun lebih banyak lagi. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan seks sejak dini perlu dilakukan di Indonesia.

Baca Juga  Mendampingi Anak Menyambut Menstruasi Pertamanya Tanpa Drama
Pengertian Pernikahan Anak, Pernikahan Dini, dan Pernikahan pada Usia Muda

Pernikahan anak merupakan pernikahan yang melibatkan seseorang sebelum usianya mencapai 18 tahun. Pernikahan ini mempengaruhi angka perceraian, KDRT, dan juga lingkaran kemiskinan yang selama ini ada. Hal seperti ini biasanya terjadi karena suatu tradisi, beban ekonomi, hingga adanya kekhawatiran jika anak melakukan perbuatan zina.

Adapun maksud dari pernikahan dini adalah adanya pernikahan yang terjadi pada usia kurang dari 21 tahun untuk perempuan dan kurang dari 25 tahun untuk laki-laki. Pernikahan ini biasanya terjadi pada pihak yang belum siap menikah secara fisik, mental, dan emosional untuk berumah tangga. Hal ini juga memberikan dampak pada KDRT, kemiskinan, dan kematian ibu dan bayi.

Sedikit berbeda dengan pernikahan pada usia muda, pernikahan ini dilakukan pada usia 19-21 tahun. Biasanya pernikahan ini terjadi setelah melakukan pertimbangan yang matang dan tergantung pada motivasi yang beragam. Dampaknya bisa jadi lebih siap, namun tetap ada risiko karena dengan persiapan yang kurang matang.

Mengapa Pendidikan Seks Menjadi Penting?

Mengingat kondisi di atas, sudah jelas bahwa pendidikan seks menjadi penting. Seharusnya, pendidikan seks dilakukan pertama kali pada lingkungan keluarga, kemudian tempat anak bersekolah, dan juga masyarakat. Sayangnya, tidak semua keluarga paham mengenai bagaimana memberikan edukasinya dengan baik. Begitu juga yang terjadi pada lingkungan sekolah dan masyarakat, terkadang hal ini masih pembahasan yang tabu.

Padahal, pendidikan seks tidak hanya berkaitan dengan reproduksi, melainkan juga berbicara tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat ini akan mengajarkan remaja mengenai komunikasi secara terbuka dan jujur tentang seks pada pasangan. Hal ini dapat membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati. Selain itu, remaja akan belajar mengambil keputusan dan bertanggung hawab berkaitan dengan persoalan seksualitas mereka.

Baca Juga  Kita Harus Semakin Peduli

Dalam pendidikan seks, remaja juga perlu mempelajari beberapa hal:

1. Pengetahuan tentang penyakit menular seksual.

2. Mengenal diri sendiri lebih dalam, termasuk tentang bagian tubuh yang mereka miliki.

3. Pengetahuan tentang kekerasan seksual.

Pendidikan seks ini perlu pemerintah dan sekolah lakukan dengan mengintegrasikannya pada kurikulum. Jika mengintip pendidikan seks dari berbagai negara, ada Inggris, Belanda, India, Swiss, dan Indonesia.

Misalnya, di Inggris. Para siswa di Inggris bisa mendapat akses pendidikan seks dan hubungan atau sex and relationship education (SRE). Dalam hal ini, SRE menjadi mata pelajaran untuk siswa SD hingga kuliah sebagai bentuk pendidikan kesehatan.

Sedangkan di Indonesia, pendidikan seks masuk pada ekstrakurikuler mengingat tidak banyak orang tua yang paham mengenai hal ini. Orang Indonesia sudah cukup sering mempelajari tentang kemungkinan bahaya yang terjadi ketika berhubungan seks. Tetapi belum tentu mempelajari mengapa itu bisa berbahaya dan bagaimana agar semuanya dapat dilakukan dengan aman.

Pendidikan Seks dalam Islam

Bersumber pada Fikih Perlindungan Anak dalam Muhammadiyah, ternyata Islam juga mengajarkan perihal pendidikan seks bagi remaja. Sekaligus menjadi perhatian besar bagi orang tua agar anak tidak terjerumus pada hal negatif. Pendidikan seks yang perlu dilakukan, yaitu:

1. Memisahkan tempat tidur anak

Dalam hadis Nabi Saw., beliau mengajarkan kepada setiap orang tua bahwa anak-anak yang sudah mencapai umur 1o tahun hendaknya memisahkan tempat tidurnya.

“Suruhlah anak-anakmu melakukan salat ketika mereka berusia tujuh tahun. Pukullah mereka apabila tidak mau melakukan salat ketika mereka berusia

sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” [HR Abū Dāwūd, no. 495].

2. Anak meminta izin apabila hendak masuk ke kamar orang tua. Hal ini mencegah terjadinya beberapa hal, seperti masih terbukanya aurat orang tua atau sedang istirahat.

Baca Juga  Yang Penting dari Budaya Antre

3. Adab memandang antara orang yang berbeda jenis kelamin. Pengajaran demikian hendaknya berlaku sejak anak-anak sebelum memasuki masa pubertas, agar menjadi kebiasaan ketika mereka memasuki masa pubertas. Bagaimana cara memandang orang-orang yang termasuk maḥram dan yang bukan maḥram.

Maka, pengetahuan perihal seks tidak hanya tentang seks saja, melainkan juga tentang membangun karakter, nilai, serta sikap yang positif terhadap seksualitas. Dengan demikian, kelak akan membantu remaja agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan bertanggung jawab.

Bagikan
Post a Comment