f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
maulid nabi

Peringatan Maulid Nabi dalam Perspektif Islam Berkemajuan

Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan yang dimuliakan bagi umat muslim. Di bulan ini terdapat hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad Saw. yang menjadi nabi terakhir. Ia juga membawa risalah dan akan mendakwahkan ajaran Islam dalam rangka membebaskan umat manusia dari zaman jahiliyah (kebodohan).

Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw. lahir pada Senin 12 Rabiul Awal 571 Hijriah. Kelahiran Nabi Muhammad sebelumnya sudah disinggung oleh nabi sebelumnya, yakni Nabi Isa As. Sebagaimana termaktub dalam Q.S. Shaf ayat 6.

Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw., tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah. Kata maulid (المولد) dalam bahasa Arab mengandung makna kelahiran, tempat kelahiran, atau waktu kelahiran.

Penjelasan tersebut disampaikan Siti Majidah selaku Anggota Departemen Dakwah PP Nasyiatul Aisyiyah dalam pengajian Indahnya Cahaya Islam dengan tema “Maulid Nabi dalam Perspektif Islam Berkemajuan”.

Maulid Nabi Muhammad Masuk Kategori Persoalan Ijtihadiyah

Menurut Siti Majidah, mengutip Putusan Tarjih Muhammadiyah, bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. merupakan perkara ijtihadiyah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannnya.

Selain itu, beliau menambahkan ketika tidak menemukan dalil yang melarang ataupun yang memerintahkan dan bukan termasuk ke dalam perkara ibadah (ubudiyah) bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. hukumnya mubah.

Hal yang Perlu Dipahami dalam Peringatan Maulid

Meskipun demikian, dalam pandangan Muhammadiyah terdapat beberapa ketentuan yang mesti dipahami bahwa ketika hendak melaksanakan peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. Ketentuan-ketentuan tersebut di antaranya :

Pertama, tidak mencampuradukkan adara dengan perkara bi’dah, khurafat, ataupun tahayul. Misalnya ketika dalam melaksanakan peringatan maulid terdapat anggapan ruh Rasulullah datang. Praktik seperti inilah yang sudah mencampurkadukan keyakinan-keyakinan yang tidak sesuai ajaran Rasulullah. Maka mestinya hal tersebut tidak dilakukan.

Baca Juga  Seimbang Dunia dan Akhirat, Benarkah?

Kedua, tidak memuji Nabi hingga mengkultuskannya secara berlebihan. Karena terkadang banyak syair selawat yang isinya berlebihan dalam memujji bahkan mendekati pengkultusan terhadap Rasulullah. Seperti membaca wirid-wirid atau bacaan-bacaan sejenis yang tidak jelas sumber dan dalilnya. Nabi Muhammad Saw. sendiri telah menyatakan dalam sebuah hadis:

عَنْ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. [رواه البخاري ومسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari Umar Ra., ia berkata: Aku mendengar Nabi Saw. bersabda: Janganlah kamu memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada saya secara berlebihan sebagaimana orang Nasrani yang telah memberi penghormatan (memuji/memuliakan) kepada Isa putra Maryam. Saya hanya seorang hamba Allah, maka katakan saja hamba Allah dan Rasul-Nya.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Ketiga, tidak menjurus kepada kemusyrikan,

Keempat, mempunyai nilai kemaslahatan. Adapun yang dimaksud dengan kemaslahatan di sini adalah dalam melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. harus memahami apakah di dalamnya membawa kemaslahatan. Dan diusahakan bahwal hal yang dilakukan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara menyelenggarakan pengajian atau acara lain yang sejenis. Yang mana kegiatan ini mengandung materi kisah-kisah perjuangan dalam dakwah dan akhlak Nabi Muhammad Saw. Harapannya dengan kegiatan tersebut masyarakat dan anak muda tercerahkan dan terinspirasi dalam mencontoh Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana Allah Swt. tegaskan dalam Firman-Nya, bahwa Rasulullah Muhammad Saw. adalah sebaik-baiknya suri teladan bagi umat manusia. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. al-Ahzab (33): 21]

Bagikan
Post a Comment