f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
rezeki

Rezeki Tidak Selalu Tentang Uang

Pada kehidupan di era saat ini, rezeki selalu identik dengan uang, uang dan uang. Seolah hidup untuk mencari uang, dan meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Tidak pernah merasa puas jika belum mendapatkan tumpukan materi. Berlomba-lomba mengumpulkan uang untuk bisa membeli apa saja, naudzubillah.

Perilaku seperti itu membuat kita jauh dari rasa syukur, karena yang kita anggap rezeki hanyalah ketika kita mendapatkan banyak uang, padahal sebenarnya begitu banyak bentuk rezeki dari Allah yang wajib kita syukuri setiap detiknya.

Selain itu, memandang rezeki yang hanya berorentasi pada uang akan membuat orang lupa dan lalai hanya demi menumpuk materi. Sampai tidak mempedulikan cara yang mereka gunakan, halal atau haram sudah tidak jadi pertimbangan, atau bahkan banyak kewajiban yang ditinggalkan atau melakukan yang dilarang Allah, naudzubillah.

Presepsi Masyarakat Hari Ini

Faktor lain yang turut andil dalam menguatkan pemahaman rezeki selalu tentang uang adalah presepsi masyarakat masa kini. Fakta bahwa masyarakat hari ini menempatkan kelas sosial berdasarkan jumlah harta atau kekayaan. Standar tersebut akhirnya membuat orang akan terhormat karena uangnya, seolah uang adalah segalanya.

Bagi masyarakat yang berpresepsi demikian, mereka hanya menganggap kata “sukses” dan “berhasil” ketika sesorang itu memiliki banyak uang. Mereka berlomba-lomba mencari uang, uang dan uang, sampai lalai mempersiapkan bekal kehidupan akhirat.

Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada generasi-generasi yang seharusnya menjadi individu berkepribadian Islam, malah mulai tergerogoti oleh zaman yang tidak melibatkan Islam dalam segala aspek kehidupan.

Presepsi masyarakat yang seperti itu akan mempersempit makna rezeki, menjauhkan mereka dari kenikmatan, karena yang mereka maksud nikmat hanyalah ketika memiliki banyak uang.

Ketika membuka mata pasti yang menjadi tujuan dalam pikiran adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan uang, meskipun memang benar bahwa hidup membutuhkan uang, tapi bukan berarti uang adalah segalanya untuk hidup kita. Sebagaimana pepatah “Makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan”.

Baca Juga  Istana untuk Sholihah
Rezeki Berupa Apapun

Padahal Rahmania, setiap nafas yang kita hembuskan adalah rezeki, kesehatan adalah rezeki, keluarga adalah rezeki dan demikian seterusnya untuk nikmat-nikmat yang lain. Kebanyakan orang yang menganggap bahwa nikmat hanya sebatas harta yang nampak, padahal lebih dari itu, nikmat Allah sangatlah berlimpah untuk hamba-hambanya.

Terlalu terobsesi dengan rezeki berupa uang membuat seseorang melupakan berbagai kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah di bumi. Sahabat muslim, apakah kita lupa bahwa Allah lah Sang Maha Memberi Rezeki? Harusnya untuk mendapatkan rezeki kita juga wajib mendekatkan diri kepada-Nya.

Akan sia-sia jika kita tertatih-tatih hingga lupa waktu dalam mencari rezeki namun tidak mendapatlkan rida oleh-Nya, naudzubillah. Sesungguhnya selain berusaha kita juga perlu berdo’a, kita tidak perlu khawatir karena Allah telah berjanji dalam Q.S. Ibrahim ayat 7

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ  

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Selain itu Allah juga telah berfirman dalam Q.S. Hud ayat 6 :

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Terima dengan Penuh Rasa Syukur

Untuk itu Rahmania, hendaknya kita senantiasa berikhtiar, berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan.

Karena sejatinya Allah telah menjamin rezeki untuk setiap hambanya tanpa terkecuali. Setiap makhluk ciptaan-Nya bahkan seekor semut pun rezekinya telah memiliki ketetapan oleh Allah, begitu detail dan adil Allah membaginya.

Baca Juga  Memiliki Anak Kembar : Nikmat atau Berat?

Bahkan Asy Syaikh ‘Adil As Sayid’ mengatakan bahwa “Andaikan rezeki itu datang karena faktor kekuatan, niscaya burung-burung kecil itu tidak akan mendapatkan sedikit pun makanan dari elang”. Yang artnya barangsiapa menyangka bahwa rezeki itu datang karena kekuatan, niscaya burung kecil itu tidak akan makan sedikitpun bersamaan elang.

Sungguh begitu tak terbatas nikmat yang Allah berikan untuk setiap makluk-Nya, tiada yang membedakan sekalipun itu faktor kekuatan.

Mari memupuk subur rasa syukur di hati kita, atas apa yang Allah berikan. Jika hari ini kita dalam keadaan kekurangan, bukan berarti Allah tidak memberikan rezeki kepada kita, maka coba lihatlah seluruh tubuh kita yang masih bisa berfungsi dengan baik, itu merupakan nikmat yang begitu berharga.

Jika hari ini kita sedang dalam keadaan sakit, maka lihatlah disekeliling kita, begitu banyak keluarga dan orang yang peduli dengan kita, maka itu juga merupakan nikmat yang luar biasa dari Allah. Dan mari berhenti mengukur segala sesuatu itu dengan uang.

Editor; Iefone Shiflana Habiba

Bagikan
Comments
  • Aria Bagus Iyana

    Luar biasa….

    Januari 14, 2022
Post a Comment