f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
harus

Kita Harus Semakin Peduli

Saat ini, kita memang sudah melihat jika Pembelajaran Tatap Muka Terbatas mulai dilaksanakan di berbagai sekolah yang ada di tanah air. Pada satu sisi kita gembira, anak-anak kita bisa kembali bersekolah secara normal tanpa harus lagi belajar daring. Namun di sisi lain kita pun harus tetap waspada karena pandemi belum berakhir sepenuhnya; sehingga ancaman terpapar virus Covid-19 masih saja mungkin terjadi.

Memang tak harus sampai terlalu parno. Tetapi kita sendiri masih melihat bahkan mendengar dari berbagai media bahwa vaksinasi belumlah mencapai target yang telah ada. Artinya, ada kemungkinan sesuatu bisa saja terjadi. Bahkan, prediksi ahli virus mengatakan bahkan akan ada gelombang ketiga dalam penyebaran virus pada akhir tahun ini. Hal ini patut kita waspadai, mengingat kesiapan kita menyediakan hal-hal yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan secara baik.

Benar, tak bisa kita pungkiri jika sistem pembelajaran daring anak-anak kita terdapat banyak nilai positif; namun hal itu ternyata masih mengancam dunia pendidikan kita. Masih terdapat kemungkinan kehilangan semangat belajar, membuat para siswa menjadi jenuh dan akhirnya mereka menjadi malas belajar.

***

Selain faktor kemalasan, ada masalah teknis lain yang menyebabkan anak kesulitan mengikuti PJJ. Bantuan kuota pulsa dari Kemendikbud belum maksimal menutup permasalahan dalam PJJ.  Sebab, banyak anak didik di daerah terluar dan tertinggal yang tidak punya HP dan sinyal untuk mengakses internet juga sulit. Kalaupun ada sinyal, itu putus nyambung.

“Sehingga dana untuk membeli pulsa cukup besar yang dikeluarkan oleh Kemendikbud menjadi sia-sia,” ujar Hanafi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor. Temuan lainnya yaitu hubungan batin antara anak didik dengan guru menjadi dingin karena mereka tidak pernah saling sapa dan bertatap muka selama satu tahun. Peserta didik baru yang duduk di kelas 1 baik jenjang SD, SMP dan SMA-lah yang  paling merasakan; di mana mereka satu tahun tercatat sebagai siswa, tapi tidak tahu siapa guru dan teman mereka di sekolah yang baru tersebut. (https://www.kemdikbud.go.id).

Di sini jelas, anak kita memang ingin terus maju dalam urusan belajarnya. Tetapi pada tatanan lain, kita pun tak bisa mengesampingkan ancaman virus Covid-19 yang masih ada. Bahkan tersiar kabar pula hasil survei Kemendikbud sendiri ditemukan ada beberapa sekolah yang menginformasikan jika ada siswanya yang terpapar Covid-19. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah mereka terpapar  di sekolah atau di luar sekolah? Berita ini jelas sedikit banyak membuat para orang tua menjadi cemas karenanya sebab hal tersebut mengindikasikan jika penyebaran virus memang masih terjadi.

Baca Juga  Kemiskinan Faktor Penyebab Stunting
***

Oleh sebab itu, sudah semestinya kita harus semakin peduli dengan anak-anak kita. Jika satu tahun lebih, barangkali anak-anak kita yang belajar di rumah masih terawasi oleh kita; karena terpantau dalam soal keselamatan dari terpapar virus ketika berada di lokasi rumah. Namun setelah kembali bersekolah, tentu saja tak menjamin mereka aman. Juga, tidak bisa saja ketika mereka sepulang sekolah kemudian mampir ke tempat lain yang belum tentu aman.

Sehebat apapun kita mengingatkan tentang protokol kesehatan kepada anak-anak kita, jika anak kita sendiri lupa apa yang diingatkan orang tuanya. Tentu saja ini pun harus menjadi perhatian kita bersama karena anak-anak kita masih rentan terpapar virus walaupun sudah divaksinasi.

Jika peraturan Kemendikbud kini mulai membuka kesempatan setiap sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka walaupun waktunya terbatas, maka sebagai orang tua, kita harus pandai untuk tetap mengkondisikan anak-anak kita ketika berangkat sekolah dan pulang sekolah.

Penyediaan masker untuk dibawa ke  sekolah, hand sanitizer, dan lain-lain. Saat pulang sekolah, harus segera mengganti pakaian dan langsung mandi. Mengingat kita tak pernah tahu yang terjadi pada anak kita di luar. Kewaspadaan semacam ini perlu untuk terus dilakukan sebagai bukti cinta kepada anak-anak kita sendiri.

Bahkan persoalan mereka belajar di sekolah pun tentu harus beradaptasi dengan kondisi yang ada, karena terbiasa belajar di rumah dengan caranya sendiri. Kebiasaan yang mungkin tertanam pada dirinya selama satu tahun lebih sedikitnya sudah mengubah cara pandang di saat melaksanakan pembelajaran. Karena itu, selaku orang tua sebaiknya selalu mengingatkan jika belajar di sekolah akan jauh berbeda dengan ketika belajar di rumah. Tugas orang tua di masa pandemi seperti ini jelas menuntut mereka harus semakin bekerja ganda dalam urusan belajar.

Baca Juga  Puasa Medsos Sejenak dalam Kegentingan Covid
***

Masa pandemi ini, tentu saja selalu saja ada kekhawatiran terhadap anak-anak kita yang kini mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Dengan begitu, ingatkan mereka untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan dan terus berdoa agar anak-anak kita terbebas dari virus Covid-19. Semoga anak-anak kita bisa belajar secara baik dan dapat belajar secara normal tanpa khawatir adanya virus ini suatu hari kelak. Mudah-mudahan hal itu terwujud dalam waktu dekat.***

Bagikan
Post a Comment