Site icon Inspirasi Muslimah

Pasangan Hidup yang Ideal dalam Perspektif Islam dan Psikologi

pasangan

Memiliki pasangan yang ideal tentu menjadi keinginan semua orang, apalagi memiliki pasangan yang cantik atau tampan, kepribadiannya baik, agamanya baik dan mempunyai status sosial yang tinggi sudah pasti menjadi idaman setiap manusia di dunia ini. Sebuah pernikahan merupakan salah satu  prinsip dalam kehidupan sosial masyarakat. Islam telah mengajarkan bagaimana pergaulan antara laki-laki dan perempuan melalui perencanaan perkawinan untuk dapat saling mengenal pasangannya dengan baik sebelum menuju jenjang pernikahan. Islam juga memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sakral untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjalankan sunah Rasulullah Saw. Prinsip pernikahan terletak pada keikhlasan dan tanggung jawab.

Memilih pasangan hidup adalah tahap awal yang harus kita lalui dalam setiap proses pernikahan. Memilih pasangan pun ada prosesnya yaitu dengan cara taaruf bukan pacaran. Sebab arti dari ta’aruf itu sendiri ialah proses untuk mengenal pasangan lebih jauh dan mengetahui lebih dalam tentang calon suami atau calon istri. Taaruf merupakan ajaran baginda Rasulullah Saw. untuk mendekatkan diri kepada calon pasangan. Maka, Islam sangat menganjurkan taaruf agar dapat mengenal pasangan satu sama lain dan agar tidak salah dalam memilih pasangan.

Menurut Lykken & Tellegen, preferensi memilih pasangan hidup yaitu memilih seseorang yang dapat menjadi teman hidup serta seseorang yang dapat menjadi orang tua dari anak-anaknya kelak. De Genova mengatakan bahwa ada dua faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan pasangan. Pertama, latar belakang keluarga terutama ranah kelas sosio-ekonomi, pendidikan intelegensi, agama dan ras atau suku. Kedua, karakteristik personal yaitu sikap dan tingkah laku individu, perbedaan usia, memiliki kesamaan sikap dan nilai, peran gender serta kebiasaan pribadi individu.

Bagaimana Kriteria Pasangan yang Ideal Dalam Islam?

Dalam Islam, memilih pasangan adalah hak bagi setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan selama tidak melanggar ketentuan syariat Islam. Kecantikan atau ketampanan, keturunan yang baik, ketaatan dalam beragama dan berakhlak mulia, berasal dari golongan yang terpandang dan memiliki kekayaan merupakan kriteria memilih pasangan dalam Islam. Namun dalam kenyataannya semua kriteria tersebut jarang sekali seseorang miliki secara bersamaan karena tidak ada manusia yang sempurna. Maka dari itu islam menentukan dua kriteria utama dalam pemilihan jodoh, yaitu ketaatan dalam beragama dan berakhlak mulia.

Memilih istri yang baik merupakan point penting bagi laki-laki. Karena istri yang baik, kelak akan dapat mendidik anak-anaknya dengan baik pula. Berdasarkan hal tersebut, kiranya selaras dengan hadis Nabi Muhammad Saw. tentang 4 kriteria memilih pasangan.

1. Harta

Memilih istri karena hartanya, sebab jika ia miskin itu akan membantu memenuhi kebutuhannya. Serta ia dapat memecahkan masalah dalam kesulitan hidupnya.

2. Keturunan

Mempunyai istri yang memiliki kehormatan, berasal dari keluarga yang baik dan terpandang, mendapat perhatian banyak mata dan merupakan wanita yang mulia merupakan impian semua laki-laki.

3. Kecantikan

Memiliki istri yang cantik dan enak untuk dipandang dapat memberikan kesenangan dan ketenangan jika sedang berdampingan.

4. Agama

Karena wanita yang sisi keagamaannya sudah matang jauh lebih menguntungkan. Ia dapat memberikan pelajaran tentang dunia dan akhirat dengan baik kepada anak-anaknya. Mengajarkan anak-anaknya untuk membaca Al-Qur’an dan memberikan ilmu pengetahuan yang luas tentang keagamaan.

Dan Rasulullah Saw. bersabda: “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah.”

Dua Teori Seleksi Pasangan Menurut Psikologi
1. Homogamy Vs Complementarity

Pemilihan pasangan seringkali melibatkan berbagai proses yang kompleks. Teori homogamy merupakan kecenderungan untuk memilih pasangan berdasarkan pada kesamaan. Baik itu kesamaan suku, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama maupun nilai-nilai tertentu yang menjadi kepercayaannya.

Sedangkan complementarity merupakan kecenderungan memilih pasangan berdasarkan pada karakteristik kepribadian seseorang yang berbeda dari dirinya. Sehingga perbedaan tersebut dapat saling melengkapi kepribadiannya. Teori complementarity ini dikemukakan oleh Robert Winch, menurutnya berlawanan itu menarik.

Secara umum, orang cenderung lebih tertarik pada seseorang yang memiliki karakteristik serupa dengan dirinya. Karena jika pasangan memiliki karakteristik yang jauh berbeda, khawatir akan menimbulkan ketidakcocokan yang dapat menyebabkan konflik dalam hubungan.

2. The Stimulus-Value-Role Theory

Pada tahun 1970, Bernard Murstein mengemukakan teori tentang seleksi pasangan. Teori stimulus-nilai-peran ini mengacu pada urutan proses yang terjadi dalam membentuk hubungan. Pada awalnya seseorang tertarik dengan orang lain karena adanya stimulus tertentu yang dimiliki orang lain seperti ketertarikan fisik, popularitas seseorang, keahlian seseorang dan masih banyak stimulus lainnya. Ada seseorang yang tertarik dengan kecerdasan intelektualnya dan ada juga yang cenderung lebih tertarik dengan ketaatan agama, memiliki empati dan kepedulian sosial yang tinggi.

Ketika seseorang merasakan cinta atau rasa kagum pada pandangan pertama, saat itulah stimulus dalam diri seseorang sedang bekerja. Nilai ini menjadi bagian terpenting untuk melihat kesesuaian keyakinan dan nilai dasar masing-masing. Semisal bagaimana status sosial seseorang, pekerjaan, gaya hidup, filosofi dalam beragama untuk menyesesuaikan dengan keyakinan dan nilai dasar pada pasangan.

Setelah melalui dua tahap tersebut, seseorang akan menilai peran yang dapat mereka lakukan. Antara dirinya dengan pasangan dan membangun hubungan peran yang kooperatif. Misalnya menentukan siapa yang dominan dalam mengambil keputusan atau membagi peran kerja dalam hubungan. Ketiga komponen di atas dapat membantu mengidentifikasikan apakan interaksi atau hubungan yang sudah terjalin dapat berlanjut menuju jenjang pernikahan atau akan berakhir.

Editor : Fadhil Azhar Permana

Bagikan
Exit mobile version