Site icon Inspirasi Muslimah

(Non) Pluviofilia

Katamu kau mencintai hujan.
Tapi saat hujan turun, kau tak berani basah.
Tak berani memeluk hujan disaat ia sedang rindu-rindunya padamu.

Katamu lagi, kamu mencintai hujan.
Tapi saat rintik hujan mulai membasahi kaki langit.
Kau malah berlari sejauh mungkin.
Mencari tempat lain untuk berteduh yang bisa menghangatkan.

Katamu lagi dan lagi, kamu mencintai hujan.
Tapi ketika hujan tinggal seorang diri disaat yang lain mengumpatnya.
Kau malah tanggal tanpa menghibur sedihnya dan menatap hujan seolah ikut mengasihaninya.
Dan kini kau mulai mencari hujan.
Berjalan kesana-kemari.
Seakan mencari pelindung agar air mata yang jatuh.

Cukup hanya hujan saja yang tau.
Agar kau tetap terlihat kuat, sebagaimana yang orang lain lihat.
Padahal tidak.

Nyatanya kau juga bisa rapuh.
Sebagaimana setiap tetes air hujan yang jatuh ke bumi.
Melebur ke tanah perlahan-lahan.
Dan diam-diam tetesan itu tenggelam ditelan bumi.
Dan menghilang tanpa suara…

Bagikan
Exit mobile version