Site icon Inspirasi Muslimah

Mewujudkan Rumah Tangga yang Berkah

rumah tangga

Rahmania sekalian, baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita pasangan artis yang sedang mengalami problematika dalam kehidupan rumah tangga atau pernikahannya. Mulai dari kisah perselingkuhan oleh penyanyi terkenal yang membawakan lagu Surat Cinta untuk Starla. Beritanya sempat menghebohkan jagat dunia maya. Padahal yang bersangkutan telah memiliki istri yang jika dilihat termasuk istri yang salehah dan taat. Tetapi tetap saja naluri seorang laki-laki yang mudah tergoda oleh perempuan tidak bisa ditahan. Entah faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya kasus perselingkuhan dalam rumah tangga artis tersebut. Tentunya orang yang tersebut tidak bisa menahan hawa nafsu yang ada pada dirinya.

Kemudian berita selanjutnya yakni kasus gugatan cerai yang dilakukan oleh salah seorang artis yang berkecimpung di dunia komedi. Padahal sudah bertahun-tahun perjalanan rumah tangga itu terlihat baik-baik saja, harmonis, dan tidak terlihat adanya konflik berkepanjangan di dalam keluarga. Orang tersebut telah memiliki tiga anak yang masih kecil dan lucu-lucu. Berita yang beredar pun memiliki beberapa versi. Ada yang memberitakan bahwa kasus gugatan cerai karena suami mengajukan gugatan dengan alasan yang menduga istrinya melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain.

Sedangkan versi yang lain mengatakan bahwa gugatan cerai dilontarkan karena memang suami yang bertindak selaku imam sudah tidak menjalankan kewajibannya, seperti tidak melakukan ibadah salat wajib 5 waktu, puasa di bulan Ramadan, dan ibadah lainnya. Padahal, sahabat sekalian, orang-orang yang disebutkan di atas kehidupannya sudah terbilang mampu. Allah mudahkan dalam mendapatkan harta, dan segala fasilitas hidup pun sudah terasa mencukupi dan nyaman. Tetapi mengapa tetap saja terjadi suatu hal yang tidak diinginkan sehingga pada akhirnya berdampak pada kehidupan di masa mendatang.

Rahmania sekalian, memang anjuran menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama seseorang. Seseorang belumlah sempurna agamanya jika belum menikah. Dalam sabda Rasulullah Saw., yang kurang lebih maknanya bahwa kesempurnaan agama seseorang terjadi dengan bertakwa kepada Allah Swt. dan setengahnya adalah menikah. Dalam riwayat yang lain dengan tegas Rasulullah Saw. bersabda, “Menikah adalah sunahku barang siapa membencinya maka dia bukanlah dari golonganku.” Begitu tingginya kedudukan menikah sehingga apa-apa yang terjadi di dalam hubungan menikah dapat mendatangkan pahala dan mempersempit jalannya gangguan setan untuk menjerumuskan manusia dalam perbuatan dosa.

Namun, ketika seseorang tidak hati-hati ketika menentukan pasangan hidupnya maka yang terjadi adalah rasa kekecewaan yang berujung ketidakbahagiaan. Menikah adalah ibadah seumur hidup yang memerlukan banyak pertimbangan. Jika seseorang salah pilih pasangan maka akan mengalami kerugian pada sebagian besar umur hidupnya. Lantas, bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa pilihan kita adalah pilihan yang paling tepat atau tidak dalam mewujudkan rumah tangga yang berkah. Setidaknya dapat kita usahakan apa-apa yang dapat memperbesar kemungkinan mewujudkan keluarga yang penuh berkah, sakinah, mawadah, dan rahmah. Kita dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

Teliti Calon Pasangan Kita

Banyak terjadi kasus pernikahan yang terkesan mengalami ketidakjujuran, tetapi apa daya ketika ijab qabul sudah diucapkan maka untuk mengulanginya sudah sangatlah sulit. Nah, mumpung belum mengikrarkan sumpah sakral yang menyebabkan berpindahnya tanggung jawab dari orang tua kepada pasangan suami-istri maka tidak ada salahnya untuk meneliti dengan benar calon pasangan kita. Sahabat yang berbahagia, paling tidak kita dapat menggunakan orang ketiga yang kita percaya untuk mengetahui seluk beluk calon pasangan kita. Kita meminta bantuan untuk memata-matai setiap kegiatan yang dia lakukan sehingga kita dapat mengetahui tentang seluk beluk calon pasangan kita. Entah itu meliputi karakteristik, kebiasaan, dan akhlaknya. Dengan begitu, maka dapat menambah keyakinan kita terhadap calon pasangan dan kita pun berharap agar kelak akan menjadi keluarga yang senantiasa tenteram, harmonis, sakinah, mawadah, dan rahmah.

Agama adalah Kunci Utama

Banyaknya fasilitas mewah tidak menjamin datangnya kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga. Banyaknya harta tidak menjamin pasangan suami-istri bisa hidup tenang dan bahagia. Jabatan yang mentereng di masyarakat sekitar tempat tinggal pun tidak menjamin bahwa rumah tangga dapat berjalan lama. Banyak seseorang yang memiliki fasilitas hidup mewah tetapi fasilitas yang mewah tidak sebanding dengan suasana hidup rumah yang hampa. Banyak juga orang yang memiliki kelebihan harta, namun apalah artinya banyak harta jika kehidupan keluarga kurang harmonis dan bahagia. Jabatan membuat kita terhormat tetapi apalah artinya kehormatan jika keluarga kurang mendapatkan perhatian.

Rasulullah pun pernah menyampaikan dalam sabdanya bahwa terdapat empat hal ketika hendak menikahi seorang perempuan yaitu kecantikan, harta, keturunan, dan agamanya. Maka pilihlah yang paling baik agamanya jika ingin hidupmu bahagia. Begitu pun sebaliknya, perempuan pun berhak memilih lelaki berdasarkan akhlak dan agamanya. Oleh karena itu, agama menjadi patokan utama yang tidak bisa kita tawar. Kita lihat sekilas berita di awal tulisan tadi, mereka kurang materi apa lagi; popularitas punya, harta ada, fasilitas hidup jangan ditanya. Tetapi kenapa terjadi problematika yang sungguh-sungguh memprihatinkan. Ternyata memang landasan agama menjadi faktor penting dalam kehidupan berumah tangga. Seseorang yang agamanya baik tidak hanya mereka yang menjalankan kewajiban dalam beragama tetapi mereka yang dapat memaknai agama sebagai pedoman hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya. Maka saran saya, kita harus memperbaiki urusan agama jika ingin Allah mudahkan dalam urusan dunia.

Saling Mengingatkan dalam Kebaikan dan Takwa

Sudah menjadi keniscayaan bahwa setiap manusia menginginkan kebaikan dalam seluruh aspek kehidupan. Begitu pun dalam lingkup kehidupan keluarga. Pada dasarnya kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi dalam lika-liku kehidupan rumah tangga. Pasti terjadi suasana yang tidak terduga, suasana naik-turun, terkadang bahagia dan terkadang kecewa. Namun sebagai pasangan suami istri hendaknya bersikap lebih dewasa ketika menghadapi problematika rumah tangga dan saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Kemudian, tentang takwa tadi sudah menyinggung bahwa menikah adalah menyempurnakan separuh agama seseorang yang setengahnya adalah takwa kepada Allah Swt.

Hal tersebut mengartikan bahwa setiap orang yang sebelum menikah harus sudah melatih diri untuk meningkatkan ketakwaan. Dengan demikian takwa ialah prioritas utama sedangkan menikah adalah pelengkapnya. Maka dari itu, saling mengingatkan untuk bertakwa kepada Allah Swt. merupakan perbuatan yang sangat utama sehingga jika setiap orang yang ada di dalam keluarga bertakwa kepada Allah Swt., maka kemungkinan besar tidak akan terjadi permasalahan yang besar dalam kehidupan berumah tangga.

Berdoa kepada Allah Swt.

Rahmania sekalian, tidak ada jaminan bahwa ikhtiar yang telah manusia lakukan berjalan sesuai dengan keinginannya. Tetapi perlu kita menyadari bahwa ada peran Allah Swt. Yang Maha Mengatur dan Maha Membolak-balikkan hati manusia, sehingga berdoa haruslah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt. Dengan berdoa maka paling tidak kita menjadi orang beriman yang yakin bahwa Allah Swt. selalu menjadi penjaga dan pelindung dalam kehidupan rumah tangga.

Editor : Putri Ambarwati

Bagikan
Exit mobile version