Site icon Inspirasi Muslimah

Family Time Membentuk Keluarga Tangguh

family time

Kepenatan dan kelelalahan dalam rutinitas bekerja tak sedikit berujung menggoyahkan kewarasan jiwa. Produktif di usia yang muda mendorong seseorang untuk menghabiskan waktu semaksimal mungkin guna bekerja dan mencari nafkah demi menghidupi kebutuhan diri sendiri hingga keluarga yang biasa menggunakan dalih “mumpung masih muda”. Selain kebutuhan materi, kebutuhan rohani seperti cinta kasih bagi anggota keluarga juga menjadi hal utama yang turut diperhatikan. Kebutuhan untuk meluangkan waktu bersama keluarga atau bahasa gaulnya “family time” sangat penting untuk dirawat secara bersama-sama. Meski hal ini terlihat sepele, namun ternyata dapat memberikan efek dan manfaat luar biasa bagi kehidupan keluarga untuk saat ini ataupun di masa yang akan datang. Dengan family time, keluarga dapat bertukar cerita dan pengalaman yang dapat memperkuat chemistry antara satu anggota dengan anggota yang lain.

Selain itu, memiliki family time yang cukup dapat membuat hubungan keluarga menjadi lebih dekat dan hangat. Komunikasi yang baik merupakan kunci hubungan keluarga yang harmonis. Hubungan harmonis tersebut, terbangun oleh komunikasi sosial antar anggota keluarga atas dasar aqidah dan akhlak yang senantiasa ditanamkan dalam setiap saat melalui pendidikan dalam keluarga. Pada praktiknya, misalnya family time dalam bentuk jamaah salat yang diteruskan dengan kebiasaan kultum (kuliah tujuh menit) secara bergiliran dari anggota keluarga. Dari kebiasaan ini maka akan terbangun keluarga sebagai pusat pemberdayaan. Masing-masing anggota keluarga sebagai subjek yang berperan dalam mengingatkan kepada kebaikan dan kesabaran, serta saling tolong-menolong kepada kebaikan dan takwa. Berawal dari hubungan keluarga yang harmonis maka akan terbentuk keluarga tangguh yang mampu secara mandiri mengatasi segala bentuk problematika yang kerap kali singgah tanpa permisi di dalam kehidupan keluarga.

Menurut Dr. Hibana, S.Ag., M.Pd. dalam Kajian Harmoni Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, “Keluarga tangguh merupakan kondisi keluarga yang mampu mengatasi persoalan internal secara mandiri dan menangkal gangguan eksternal dengan berpegang teguh pada prinsip dan nilai-nilai dalam keluarga dengan mengedepankan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, semangat persaudaraan dan kemandirian keluarga.”

Dalam membangun keluarga tangguh perlu dirumuskan beberapa prinsip yang penulis rangkum dalam 3C yaitu: “Control, Commitment and Challenge.” Control; mampu mengendalikan segala persoalan yang muncul di dalam keluarga. Commitment; memiliki kesetiaan, tanggung jawab bersama membangun komitmen bersama untuk mencapai tujuan bersama. Challenge; semua permasalahan yang muncul dalam keluarga harus dihadapi secara bersama oleh suami istri dan anak-anak dalam satu kesatuan.

Lembaga Keluarga Menjadi Tempat Pendidikan Pertama dan Utama

Beban rumah tangga yang semakin meningkat, orangtua sibuk bekerja, anak sibuk berkegiatan, perkembangan IT yang dapat merampas kehidupan anak. Setiap keluarga muslim harus menjadikan keluarga sebagai tempat menyemaikan benih-benih kemanusiaan secara utuh. Tak hanya itu, keluarga turut menjadi kunci utama untuk membangun relisiensi anak. Dalam kajian online tersebut Hibana menjelaskan bahwa family time yakni komitmen untuk meluangkan waktu bersama keluarga dengan membangun komunikasi positif dan konstruktif, kebersamaan dalam keluarga diwarnai dengan memberikan perhatian penuh (Quality Time) dan aktivitas bermakna. Di dalam al-Qur’an sendiri telah menyinggung perihal pentingnya membangun family time dalam keluarga sebagaimana dalam Qs. Tahrim : 6,

“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah”…

Membangun family time dalam rangka membangun dan merekatkan anak-anak sehingga semua anggota terjaga terhadap api neraka. Family time membutuhkan komitmen antara suami dan istri dalam meluangkan waktu berkualitas bersama anak untuk saling berkomunikasi antar anggota keluarga. Dalam pergaulan sehari-hari, setiap anak harus diusahakan agar mendapatkan curahan kasih yang cukup dari ibu bapaknya. Namun perlu dijaga benar agar kasih sayang tersebut tidak mengarah kepada sifat manja.  Bagi umat Islam, pergaulan dan kehidupan anak-anak di rumah merupakan sekolah pertama. Oleh karena itu, akhlak dan budi pekerti Islami perlu dipupuk dalam segala gerak dan tindakan pergaulan mereka sehari-hari. Kebersamaan dalam keluarga sangat penting karena menjadi kunci pertama dalam membangun ketangguhan anak.

“Guru pertama itu orangtua, guru kedua itu bapak/ibu guru di sekolah dan guru ketiga itu lingkungan,” kata Hibana dalam kajian online berjudul Penguatan Family Time untuk Keluarga Tangguh.

Cara Membangun Keluarga Ideal dan Tangguh

Keluarga yang ideal dan tangguh merupakan dambaan tertinggi oleh setiap keluarga. Membentuk keluarga ideal dan tangguh perlu banyak persiapan yang matang sejak dini agar keluarga ideal dan tangguh dapat terwujud yang tidak sekedar wacana belaka. Berikut cara membangun keluarga ideal dan tangguh di antaranya;

1. Dimulai sejak dini

Usai dini merupakan periode emas pada awal kehidupan anak yang sangat penting karena akan menentukan  perkembangan pada tahapan berikutnya.

Investasi perkembangan anak usia dini terbukti membuahkan hasil (return of investment) yang tinggi sebagai efek kumulatif dari pemberian nutrisi awal, perawatan Kesehatan dan stimulan kognitif sebelum umur 2 tahun. Semua potensi dikembangkan, pembentukan sel sel otak sangat pesat.

2. Memperhatikan anak di usia keemasannya

Umur 0-6 tahun, masa keemas anak fase perkembangan yang grafik tertinggi dibanding fase yang lain.

3. Memiliki hubungan antar anggota keluarga yang seimbang sesuai dengan ajaran Islam.

4. Menjamin tumbuh kembang semua potensi.

5. Menghindari apapun bentuk kekerasan.

Reportase Kajian Harmoni Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Bagikan
Exit mobile version