Site icon Inspirasi Muslimah

Dampak Broken Home pada Anak

broken home

Martina-Mulia-Dewi

Melanjutkan penjelasan dari artikel sebelumnya yang berjudul “Broken Home pada Anak, Apa Penyebabnya?” Kali ini aku mau menyampaikan tentang dampaknya broken home terutama yang akan dialami seorang anak. Ibu Dian Fitriaswaty, M.Psi sering sekali mendapatkan konsultasi tentang kasus ini. Pendiri Cafe Psikologi ini sangat terbuka untuk teman-teman yang memang butuh bimbingan profesional terkait dengan masalah yang dihadapi soal materi yang bersangkutan. Dari materi kali ini, kita mau bahas satu per satu dari beberapa aspek ya. Jika ada penjelasan yang kurang rinci, kalian bisa langsung tanyakan di media sosial @cafepsikologi atau ibu Dian ya.

Dampak broken home bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga ia dewasa. Ada tiga aspek yang akan mempengaruhinya.

1. Dampak Secara Psikologis

Dampak yang utama yang paling melekat dalam diri anak sampai ia dewasa adalah dampak psikologisnya. Kebutuhan psikologis yang tidak didapatkan selayaknya seorang anak pada umumnya tentu akan mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Di antara dampak psikologis yang terlihat pada anak adalah ia memiliki ketakutan yang berlebihan, tidak mau berinteraksi dengan sesama, menutup diri dari lingkungan sekitar, lebih emosional dan sensitif, tempramen, labil. Bisa jadi tiap anak juga berbeda trauma yang dialaminya secara psikologis.

Gangguan kejiwaan yang sangat mungkin terjadi pada anak, ia bisa mengalami broken heart, broken relation, dan broken values.

a. Broken heart

Ia akan merasakan kepedihan dan hancur hatinya sehingga akan memandang hidupnya sia-sia. Ia telah dikecewakan oleh keadaan keluarganya. Ia tumbuh dengan krisis kasih sayang.

Nah bahayanya, menurut ibu Dian ia bisa aja lari ke hal-hal yang bersifat sexual untuk memuaskan kebutuhannya.

Contoh nyatanya terjadi sex bebas, homo sex, lesbian, menjadi simpanan orang, tertarik dengan suami atau istri orang lain. Ngeri ya.

b. Broken relation

Ini berkaitan sama hubungan dengan orang lain. Anak jadi merasa tidak ada orang yang perlu dihargai, tidak ada yang bisa dipercaya, dan tidak ada yang perlu diteladani.

Hati anak yang terluka ini bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang masa bodoh sama orang lain, suka cari perhatian, ugal-ugalan, tidak mendengar nasihat orang lain, dan semaunya sendiri.

c. Broken values

Anak akan kehilangan “nilai kehidupan” yang benar. Belajar dari orangtuanya, dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak. Yang ada hanya yang menyenangkan. Intinya apa yang disenangi akan dia lakukan, yang tidak akan ditinggalkan saja.

2. Dampak terhadap Prestasi Anak

Yang paling terlihat adalah anak menjadi malas dan kurang motivasi untuk belajar. Kenapa bisa demikian? Karena anak jadi sering merasakan tekanan dan perasaan negatif secara terus menerus. Ia jadi stress, akibatnya akan mengganggu konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan kognitif si anak. Maka prestasinya bisa jadi akan menurun. Begitulah dampak secara tidak langsung dari anak yang broken home.

3. Dampak terhadap Perilaku Remaja

Anak yang sudah remaja, perkembangan otaknya sudah tuntas dalam pembentikannya. Salah satunya adalah PFC (Pre Frontal Cortex). Bagian ini membantu kita untuk mempertimbangkan baik dan buruk. Kemudian remaja juga sudah bisa mengkritisi lingkungan sekitar, mampu dalam mengambil sikap dan keputusan.

Dengan luka dan tekanan yang ia alami, pelampiasannya adalah ia akan mencari apa yang tidak ia dapatkan di rumah. Yang berbahaya adalah ia akan terjebak dalam pergaulan bebas di luar sana yang punya pengaruh buruk pada si remaja. Bisa terjerumus ke narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

Aku belum memahami secara rinci tentang bagaimana peran ayah dan ibu di dalam sebuah keluarga. Tapi aku sebagai anak, pasti menginginkan figur orangtua yang bisa jadi teladan nasihat-nasihat yang mencerahkan, kehangatan keluarga dengan kedekatan masing-masing anggota keluarga. Anak merasa terayomi. Menjadikannya sebenar-benarnya tempat pulang. Ibu dan ayah pasti punya perannya sendiri untuk menciptakan hal ini.

Kalau tips dari Bu Dian untuk mengatasi depresi broken home pada anak, hal-hal yang bisa dilakukan oleh orangtua di antaranya:

  1. Menjadi teman baik anak, mendengarkan ceritanya, membuat anak jadi terbuka untuk menceritakan banyak hal yang dilaluinya setiap hari, belajar untuk membuat anak mengeluarkan segala isi hatinya.
  2. Mengajak anak untuk melakukan berbagai aktivitas bersama atau eksplorasi hal baru
  3. Berikan perhatian lebih pada anak agar tidak merasa sendirian
  4. Usahakan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pasangan meskipun sudah bercerai
  5. Jangan berikan anak pilihan untuk memilih salah satu dari oragtuanya. Berikan ia kebebasan dan mengusahakan untuk selalu berada di samping anak.
  6. Ajak anak liburan atau refreshing
  7. Berikan penjelasan dan pemahaman yang baik kenapa orangtuanya berpisah
  8. Yakinkan dia bahwa orangtuanya selalu ada meskipun keduanya sudah bercerai.

Itu tadi beberapa ulasan materi mengenai tema broken home. Semoga tidak ada lagi anak-anak yang tersakiti. Tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga.

Semoga keluarga kita senantiasa berada dalam naungan Allah Swt. Keluarga yang penuh kehangatan, cinta, dan kasih sayang. Allah limpahkan RahmatNya di tengah keluarga kita. Ya Latif, lembutkanlah hati kami.

Bagikan
Exit mobile version