Site icon Inspirasi Muslimah

Berzakat Sebagai Self Healing dalam Upaya Pengalihan Perilaku Israf

self healing

Bagi kamu igeneration mungkin sudah tak asing lagi dengan kata-kata motivasi sebagai self reminder, yang salah satunya bertuliskan “setiap orang mempunyai linimasanya masing-masing”. Hal ini terjadi sebagai upaya memulihkan kesehatan mental dari segala problem kehidupan yang tengah melanda atau bahkan telah dialami di masa lalu. Entah karena persoalan putus cinta, korban php, rezeki, pekerjaan, kegagalan berprestasi, maupun lainnya.

Sebuah problem maupun ketegangan yang terjadi pada diri manusia muncul karena rangsangan dari lingkungan hasil interaksinya dan berhubungan erat dengan proses memori otak manusia. Pada umumnya ketegangan yang terjadi pada diri manusia memiliki keunikan sehingga peristiwa tersebut terekam dalam ingatan dan melekat pada pikiran yang akan berdampak pada pola berpikir dan perilaku terhadap manusia. Memori tersebut mendatangkan emosi negatif dan memicu persepsi negatif pada diri manusia.

Problem yang terus berkelanjutan dan bermunculan akan mengakibatkan ledakan emosional. Oleh karenanya, untuk menghadapi problemnya setiap orang membutuhkan ketahanan diri sebagai penyikapan terhadap problemnya melalui proses keyakinan diri sendiri dan dukungan dari eksternal baik keluarga, teman terpercaya, psikiater, konselor, dan sebagainya. Belakangan ini, dalam dunia psikologi suatu proses pengobatan atau penyembuhan luka diri yang dilakukan oleh diri sendiri populer dengan istilah self healing.

***

Salah satu jenis metode self healing yang tepat untuk mengatur emosional adalah self compassion. Neff mendefinisikan self compassion sebagai pandangan dalam diri atas ketidakmampuan yang dimiliki, sehingga dapat menumbuhkan empati terhadap seseorang yang belum beruntung dan memiliki keinginan untuk menolong (Rahmasari, 2020: 33). Secara umum, self compassion bermakna terlibatnya tingkat kepekaan kita terhadap kesengsaraan atau ketidakberuntungan yang memiliki keterkaitan dengan keinginan diri untuk menunjukkan kepedulian kepada orang lain dan menyudahi negativitas kondisi itu.

Saat ini dunia maya telah memasuki era second media age yang tandanya adalah meningkatnya jumlah pertumbuhan pengguna internet di dunia. Perkembangan teknologi informasi yang serba cepat menyebabkan hilangnya jarak antara individu satu dengan lainnya. Hal ini juga berdampak pada munculnya belanja online (olshop) atau bisnis e-commerce. Baik perempuan maupun laki-laki lebih cenderung berbelanja secara berlebihan untuk menyalurkan emosi apabila mengalami ketegangan dalam hidupnya. Penggunaan online shop dalam berbelanja sebenarnya boleh sebagai upaya menyenangkan diri sendiri atau self healing.

Namun akan menjadi kekhawatiran jika kita mengasosiasikan self healing dengan usaha untuk memenuhi kesenangan yang maksimal sehingga mendorong kita untuk berbelanja yang tidak sesuai kebutuhan. Islam melarang hal itu karena akan mengantarkan kita kepada perilaku israf. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Al-Isra’ ayat 26-27.

وَاٰ تِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَا لْمِسْكِيْنَ وَا بْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرً

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 26)

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 27)

Membelanjakan Harta untuk Hal yang Positif

Maka untuk menghindari perilaku israf dalam self healing, Islam menganjurkan membelanjakan uang untuk hal yang positif. Salah satunya adalah dengan cara berzakat. Dalam hal membelanjakan harta disebutkan dalam hadis riwayat Anas bin Malik No. 11945 yang berkualitas shahih. Yang artinya :

 Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami [Hasyim ibnul Qasim], telah menceritakan kepada kami [al-Lais], dari [Khalid ibnu Yazid], dari [Sa’id ibnu Abu Hilal], dari [Anas ibnu Malik r.a.] yang menceritakan bahwa seorang lelaki dari Bani Tamim datang kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah orang yang berharta banyak, beristri dan beranak serta mempunyai pelayan, maka berilah saya petunjuk bagaimana cara yang seharusnya dalam memberi nafkah.” Maka Rasulullah Saw. bersabda: Kamu keluarkan zakat harta bendamu bila telah wajib zakat, karena sesungguhnya zakat menyucikan hartamu dan dirimu; lalu berilah, kaum kerabatmu, dan jangan lupa akan hak orang yang meminta, tetangga, dan orang miskin. Lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, persingkatlah ungkapanmu kepadaku.'” Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (al-Isra: 26) Maka lelaki itu berkata, “Wahai Rasulullah, apakah dianggap cukup bagiku bila aku menunaikan zakat kepada pesuruh (‘amil)mu, dan aku terbebas dari zakat di hadapan Allah dan Rasul-Nya sesudah itu?” Rasulullah Saw. menjawab: Ya. Apabila kamu menunaikan zakatmu kepada pesuruhku, maka sesungguhnya kamu telah terbebas dari kewajiban zakat dan kamu mendapatkan pahalanya. Dan sesungguhnya yang berdosa itu adalah orang yang menyelewengkan harta zakat. (Rahmi, 2021: 432)

Hadist tersebut menjelaskan agar kita tidak berlebih-lebihan dan agar kita dapat membelanjakan harta dalam hal positif. Berbelanja sebagai self healing sebaiknya diikuti dengan berzakat. Hal ini akan lebih mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam konteks ekonomi, zakat dapat mensucikan dosa dan harta. Sedangkan implikasi zakat  dalam konteks sosial adalah untuk meningkatkan kesejahteraan (ekonomi) masyarakat terutama di Indonesia. Di samping itu, zakat merupakan penanaman sikap kepedulian terhadap sesama dan agar dapat terlepas dari perilaku israf. Nah, bagi igeneration yang suka berbelanja sebagai penyaluran emosi (katarsis) tidak ada salahnya juga jika berbelanja untuk kebaikan.

Bagikan
Exit mobile version