Site icon Inspirasi Muslimah

Bergaul dengan Teman yang Baik

teman yang

Ahmad Farhan

Setiap orang tidak dapat hidup dalam kesendirian, pasti membutuhkan kehadiran teman untuk sekedar saling berbagi cerita dan bertukar pikiran. Dengan hadirnya teman, hidup ini akan terasa lebih indah dan lebih menyenangkan. Semakin banyak teman, maka akan semakin banyak juga hal yang dapat kita lakukan secara bersama-sama. Pekerjaan yang berat dapat menjadi ringan dan pekerjaan yang sulit akan menjadi mudah dengan adanya pertemanan.

Teman memiliki peranan yang besar dalam memengaruhi hidup seseorang. Teman yang baik tentu akan memberikan pengaruh yang positif, dan sebaliknya teman yang buruk akan memberikan pengaruh yang negatif. Pengaruh positif dari teman yang baik misalnya dapat menjadi pengingat di kala lupa, penyemangat di kala diri merasa ingin menyerah, penghibur di kala sedih, serta pendengar dan pemberi solusi di kala ada masalah menimpa.

Himbaun untuk Berteman dengan Orang yang Baik

Rasulullah Saw sejak empat belas abad yang lalu telah memberikan nasihat kepada para sahabat dan umumnya kita sebagai pengikutnya agar berteman dengan orang-orang yang baik. Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Artinya: Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) bahwa Nabi Saw bersabda: “Seseorang itu sesuai dengan agama temannya, maka hendaklah salah satu di antaramu memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Hadis tersebut memberikan isyarat bahwa seseorang itu tergantung dari agama temannya. Maksudnya, jikalau seseorang berteman dengan orang-orang yang baik dalam hal akhlaknya, ibadahnya, dan yang lainnya, maka tentu sedikit demi sedikit ia akan mengikuti mereka. Sebaliknya, jikalau seseorang berteman dengan orang-orang yang buruk akhlaknya, ibadahnya, perangai kesehariannya, maka tentu ia akan terpengaruh oleh mereka. Berikut penegasan dari Nabi Saw mengenai perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ ؛ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً.

Artinya: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau akan tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap akan mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bolehkah Berteman dengan Orang-Orang yang Buruk?

Tidak ada larangan mutlak dalam Islam untuk berteman dengan orang-orang yang buruk –dalam hal akhlak dan ibadahnya)— kecuali bagi orang-orang yang memiliki perasaan takut dan khawatir dirinya nanti akan terjerumus pada keburukan. Namun, jikalau seseorang mampu memberikan pengaruh baik dan mengubah kebiasaan buruk mereka; maka hendaknya orang tersebut berteman dengan mereka, karena pertemanan tersebut dapat menjadi sarana dakwah bagi dirinya. Hal ini relevan dengan firman Allah swt berikut:

وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٌ  يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Artinya: Dan hendaklah di antara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‘Imran: 104)

Kemudian ayat yang lainnya menegaskan:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ ۝  إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ

Artinya: Sungguh, manusia berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr: 2-3)

***

Dari sini kita dapat mengambil ibrah bahwasannya teman yang baik dan teman yang buruk masing-masing dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, pandai-pandailah dalam mencari teman dan bergaul dengan mereka. Alangkah idealnya jikalau seseorang mampu berteman dengan orang yang buruk, kemudian mampu mengembalikan mereka pada jalan yang benar, tetapi jika ada persaan takut dan khawatir tidak akan mengubah kebiasaan buruk mereka malah kita yang terjerumus atau terbawa oleh mereka, maka hendaknya kita menjauhi mereka sebagai bagian dari upaya preventif dari pergaulan yang buruk.

Wallahu A’lam bis Shawwab

Bagikan
Exit mobile version