Site icon Inspirasi Muslimah

Akibat Kurang Bersyukur

kurang bersyukur

ALKISAH, hiduplah keluarga kecil bahagia dan penuh cinta. Keluarga tersebut terdiri dari pak Ahmad dan ibu Maimunah. Maimunah adalah seorang ibu muda yang cantik. Setiap harinya dia memasak, mengurus rumah kemudian bersantai sambil menunggu Pak Ahmad pulang bekerja. Ahmad adalah seoarang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta.

Namun Ahmad tidak pernah membiarkan istrinya bekerja, baginya cukup dia yang mencari nafkah. Suatu hari, Ahmad mendapatkan undangan pesta serah terima jabatan kepala kantor pusat. Maimunah langsung antusias untuk ikut menemani suaminya, dari dulu impiannya adalah berkumpul dengan orang-orang kaya dan terpandang. Ia ingin semua orang memuji dan mengakui kecantikannya. Akhirnya ia memiliki kesempatan tersebut. Namun, Maimunah sadar meskipun ia cantik tapi jika disandingkan dengan kalangan elite istri-istri pejabat ia pasti akan kalah.

Tak ingin kalah dalam acara pesta itu, Maimunah memutuskan menggunakan tabungannya untuk membeli gaun yang indah. Ia meyakini dengan gaun tersebut ia akan terlihat semakin cantik dan anggun. Celengan ayam selama bertahun-tahunnya pun ia pecahkan.  Setelah memiliki gaun yang dirasa pantas untuk datang ke pesta muncul perasaan yang kurang. Ia berpikir bahwa selain mengenakan gaun yang indah dia juga harus mengenakan perhiasan.

***

Maimunah teringat tetangga sebelah rumahnya yang memiliki kalung berlian. Pagi harinya, Maimunah datang ke rumah tetangga itu untuk meminjam kalung tersebut. Ia berjanji akan mengembalikan kalung itu pada sore hari. Pada saat pesta Maimunah mengenakan gaun putih dipadukan dengan kalung berlian yang ia pinjam. Alhasil, semua orang mengagumi kecantikannya. Maimunah sangat bangga karena akhirnya ia bisa disandingkan dengan istri-istri pejabat dan berhasil menunjukan keserajatannya.

Pujian yang didapat Maimunah membuatnya berbangga diri dan melambung tinggi. Seja di jalan Maimunah tersenyum mengingat semua pujian dan sanjungan yang ia dapatkan.  Sesampainya di rumah Maimunah baru sadar bahwa kalung berlian yang ia pinjam sudah tidak lagi terlilit di lehernya. Menyadari hal itu perasaanya tidak karuan, semua ingatan pujian yang ia terima digantikan dengan kekhawatiran yang membuat keringat dinginnya bercucuran.

Karena itu, Maimunah kembali menyusuri jalan yang ia lewati demi mencari kalung berliannya. Setapa demi setapak dengan badan terbungkuk-bungkuk dan mata nanar ia menuju gedung tempat pesta tadi berlangsung. Sayang sekali gedung itu sudah tidak ada orang, kalung berliannya juga tidak ia temukan. Seketika, Maimunah ingin menangis namun air matanya tertahan oleh ketakutannya.

***

Keesokan harinya Maimunah bergegas ke kota menuju toko perhiasan, ia mencari kalung berlian yang sama dengan kalung yang ia pinjam. Ia tidak ingin dituntut apalagi di penjara jika tidak bisa mengembalikan kalung tersebut. Menjelang siang Maimunah menemukan kalung yang sama seharga 150 juta. Ia kaget, bagaimana mungkin ia bisa membeli kalung dengan harga yang begitu mahal, sedangkan tabungannya sudah habis ia gunakan untuk membeli gaun. Suaminya hanya pegawai biasa dengan gaji satu jatu per bulan.

Artinya, ia harus mengumpulkan gaji suaminya selama lima belas tahun baru bisa membeli kalung tersebut.Setelah berpikir, ia akhirnya memutuskan untuk meminjam uang kepada tetangga-tetangganya. Ia pun mengetok satu per satu pintu rumah tetangganya untuk mencari pinjaman. Setelah mendatangi 50 rumah akhirnya uang yang ia butuhkan tekumpul.

Maimunah berhasil mengembalikan kalung yang ia pinjam dengan tepat waktu, namun harga yang ia bayar begitu mahal. Keluarganya harus terlilit utang, demi bertahan hidup dia pun ikut bekerja menjadi buruh cuci, tukang bersih-bersih hingga penyapu jalanan. Begitu juga dengan suaminya yang harus nyambi setelah pulang dari kantor.

****

Kehidupan keluarga yang semula bahagia dan penuh cinta berubah menjadi keluarga yang penuh lelah karena keduanya harus bekerja sebelum matahari terbit pulang larut malam. Mereka berdua tidak lagi memiliki waktu bersantai bahkan untuk merawat diri. Setiap hari mereka hanya bekerja dan bekerja demi melunasi huang-hutangnya. Lebih-lebih mereka harus pindah ke rumah yang lebih kecil demi menyicil hutang-hutangnya.

Lima belas tahun kemudian, keduanya nampak sudah sangat tua dengan rambut memutih, kulit keriput, batuk-batuk dan suara serak. Langkah yang dulu tegap dan kukuh, kini harus bungkuk. Ta ada lagi yang bisa dibanggakan Maimunah. Suatu hari, ketika Maimunah pulang bekerja ia bertemu dengan tetanngga yang dulu meminjaminya kalung.

“bukankah anda ibu Maimunah yang dulu tinggal di sebelah rumah saya?” tanya ibu itu.

“iya bu, saya Maimunah tetangga ibu” sambil terbatuk-batuk.

“kenapa bisa begini?kenapa ibu terlihat lebih tua dari usianya?padahal dulu ibu sangat cantik”

“itu karena saya bekerja siang sampai  malam setiap hari bu”

“kenapa bisa begitu bu?bukankah dulu suami ibu sangat memanjakan ibu dan tidak membiarkan ibu bekerja?”

“itu karena kami harus melunasi hutang-hutang kami bu”

“Lho, kenapa ibu bisa berhutang?”

“Sebenaranya kalung ibu dulu hilang. Jadi saya terpaksa berhutang kepada tetangga-tetanggga demi membeli kalung seharga 150 juta untuk mengganti kalung ibu yang hilangDan untuk melunasi hutang-hutang saya, saya dan suami harus bekerja siang dan malam selama lima belas tahun”

“apa?berhutang 150 juta dan anda harus banting tulang setiap hari selama lima belas tahun?” tanya ibu tetangga dengan kaget.

“iya bu, itulah harga yang harus saya bayar karena saya tidak bersyukur dengan apa yang saya miliki

Tapi kalung yang anda pinjam itu palsu, berliannya tida asli bu. Harganya hanya 500 ribu rupiah”

Mendengarnya, Maimunah syok dan langsung lemas. Ia benar-benar menyayangkan kebodohan dan kecerobohannya.

***

Kisah di atas mengajarkan kita tentang bahayanya perasaan tidak puas atas anugerah Allah Swt. Maimunah tidak bersyukur atas kecantikan yang ia miliki. Ia juga tidak bersyukur dengan kecukupan rizki yang ia terima selama ini, ia ingin diakui dan dipuji oleh semua orang. Maimunah melampaui batas dengan menolak tampil apa adanya. Maimunah lupa bahawa cara terbaik menjalani kehidupan adalah dengan bersyukur.

Dalam QS Al-Baqarah Allah SWT menegaskan :

“Sesungguhnya, Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al-Baqarah:243)

Bagikan
Exit mobile version