Site icon Inspirasi Muslimah

500 Dibalas 50.000

uang

Raut wajahnya penuh dengan kebingungan, setelah mengaminkan doa-doa yang ia panjatkan seusai sholat shubuh, Ia langsung mengambil ponsel yang berada tak jauh dari tempatnya duduk bersimpuh. “Pak, maaf, uang Kia cuma cukup buat sarapan, Pak. Untuk makan siang dan malam, Kia sudah tidak punya uang.” Adunya dengan suara lirih, terselip rasa tidak enak untuk terang-terangan meminta uang kepada bapaknya.

Di ujung telepon terdengar suara lelaki tua dengan nada yang juga terdengar lirih, “Nak, Bapak belum ada uang, kamu coba pinjam ke temanmu dulu ya, Nak. Bapak janji nanti kalau sudah ada segera bapak transfer. Maafin bapak ya, Nak.”

“Oh iya, Pak. Kia coba cari pinjaman ke teman Kia ya, Pak.” Kia menyudahi panggilan dan meletakkan ponselnya lalu kembali menengadahkan tangan sembari merapalkan doa-doa.

Akhir-akhir ini keuangan keluarga Kia sedang tidak baik-baik saja, bahkan kudengar bapaknya mau menjual mobil yang biasa beliau pakai untuk mencari rupiah.

***

Aku dan Kia tinggal bersama di kos khusus muslimah yang berada di belakang kampus kami. Kia adalah orang yang selalu tepat waktu dalam membayar bulanan kos. Jika dilihat dari gaya hidupnya, ia adalah seorang yang sederhana. Ia punya prinsip kalau dari kos sudah sarapan sehingga tak perlu beli jajan ketika di kampus. Masalah makan memang Kia tergolong sebagai anak yang hemat.

Kami cukup dekat, sering bertukar cerita bahkan melampiaskan segala apa yang menjadi beban pikiran. Kia orang yang sangat terbuka, sehingga kutemukan jawaban bahwa memang keadaan ekonomi keluarganya sedang tidak stabil.

Saat itu aku melihat story whatsApp temanku, Ia membagikan informasi bahwa dosen kami sedang membutuhkan subjek penelitian dengan kriteria orang yang punya fobia. Aku langsung teringat Kia, ia sangat takut dengan kucing. Tak perlu pikir panjang, aku beranjak menuju kamar Kia untuk memberitahukan informasi yang aku dapat. Awalnya Kia ragu, tetapi setelah kuceramahi dan aku juga ingin Kia sembuh dari ketakutannya terhadap kucing, Kia pun mau menjadi subjek penelitian dosenku.

***

Hari itu, hari di mana paginya Kia menelepon bapaknya memberitahukan bahwa uangnya hanya cukup untuk sarapan. Siang harinya Kia memulai penelitian. Sebelumnya Kia sudah janjian dengan dosenku melalui perantara kakak tingkat yang membantu penelitian.

Setelah urusan Kia selesai, ia pun bergegas menuju poliklinik tempat di mana penelitian dilakukan. Ia datang dengan sedikit rasa takut, siap tidak siap ia harus merasa siap kalau tiba-tiba didatangkan kucing di hadapannya. Atau yang ia bayangkan adalah dikurung di ruangan bersama kucing.

Sesampainya di sana, tidak hanya Kia seorang. Ada beberapa orang yang ternyata menjadi subjek penelitian juga dan fobia mereka beragam. Sembari menunggu giliran dipanggil masuk ke ruangan, Kia duduk di kursi dan mengobrol dengan teman-teman barunya. Tak lama kemudian kakak tingkat yang membantu penelitian membawakan mereka satu kotak berisi snack dan satu kotak lagi berisi makanan berat.

Rasa syukur Kia memuncak. Ia yang hari ini tak punya uang untuk makan siang dan malam, tiba-tiba mendapatkan rezeki dari partisipasinya menjadi subjek penelitian. Tak sampai di situ saja, ternyata sebelum Kia meninggalkan poliklinik, ia diberikan amplop.

Kia menuju kos, di jalan Ia merasa penasaran dengan isi amplop yang Ia terima. Dan ternyata di dalamnya terdapat uang Rp.50.000,-. Senyum Kia merekah, matanya berkaca-kaca dan tak henti-hentinya mengucap Alhamdulillah.

***

Sesampainya di kos, Kia menceritakan padaku tentang rezeki yang ia dapatkan hari ini. Yang mengejutkan adalah ternyata ketika di kampus, Kia baru saja membayari temannya fotokopi sebesar Rp.500,-. Aku sangat salut padanya, di tengah kesulitannya dengan isi dompet yang hanya Rp.2000,-, Ia bagikan Rp.500,- untuk temannya.

Kata Kia, Allah benar-benar Maha Baik, Allah langsung membalas tunai perbuatan Kia. Dan memang benar pertolongan Allah datang di waktu yang sangat tepat. Tidak hanya makan siang yang ia dapatkan, tetapi juga uang untuknya makan malam, dan makan di esok hari sembari menunggu orang tuanya mengiriminya uang.

Sekarang Kia meyakini bahwa tidak akan rugi jika kita menolong orang lain dengan ikhlas, seberapapun jumlahnya. Keikhlasan akan berbalik dengan balasan yang jauh lebih baik, jauh lebih banyak atau minimal sama dengan apa yang telah kita berikan.

Mungkin sangat banyak kebaikan yang kita dapatkan namun kita kurang menyadarinya. Berdoalah, mintalah apapun yang kamu inginkan, apapun yang kamu butuhkan kepada Allah. Berharap kepada Allah tidak akan pernah kecewa.

Ucapkan dan yakinilah bahwa Allah Maha Baik kepada hamba-hambanya. Sabar, ikhlas, InsyaaAllah semuanya akan indah dan hari-hari yang kita jalani menjadi tenang tanpa kecemasan-kecemasan yang berarti. Ya, Allah Maha Baik.

Bagikan
Exit mobile version