Site icon Inspirasi Muslimah

Riuh yang Bersembunyi

riuh

Hari-harimu terlihat berbeda sekarang. Sudah hampir sebulanan ini kamu terdiam, tak lagi banyak bicara, tak lagi banyak tingkah, tak lagi petakilan yang membuat teman-teman nongkimu tertawa. Sebenarnya apa yang sedang bergelut denganmu, siapa musuhnya, mari kita hadapi bersama.

Kebisuanmu telah membawa tanda tanya kepada kami semua sebagai temanmu. Kami selalu bertanya-tanya, mendiskusikan cara untuk mengembalikan senyummu yang hilang. Namun bagaimana kami bisa menemukan cara, jika yang bersangkutan hanya bisa diam, menatap dengan tatapan kosong, menjelma bak patung tak berisikan akal dan jiwa tatkala berkumpul. Berceritalah kepadaku jika kamu malu untuk bercerita kepada semuanya, biarlah hanya aku yang tahu apa masalahnya agar aku bisa berbuat, memberimu petunjuk jalan dari lembah yang membuatmu tersesat sampai titik ini.

Aku dan kamu sudah berteman sejak zaman kita hanya bisa menangis, merengek, dan memasang muka-muka melas kepada kedua orang kita saat memiliki keinginan. Ingatlah pesan kedua orang tuamu dan orang tuaku, untuk diri kita agar saling bahu membahu, mengulurkan tangan tatkala salah satu dari kita terjatuh. Dalam hatiku, kamu sudah seperti saudaraku sendiri, menjadi bagian yang harus aku jaga. Sebab itu, kesedihanmu adalah kesedihanku juga.

Dunia memang menjengkelkan. Ya, walaupun aku tidak tahu apa masalahmu, tapi aku mau mengingatkan bahwa kamu butuh seseorang untuk menghadapi itu semua, dan aku ada di sini untukmu sebagai sosok yang menganggapmu saudara.

Dra, izinkan aku menolongmu saat ini sebagaimana kamu menolongku dulu”.

Peganglah tanganku wahai saudaraku, genggamlah erat-erat telapak tangan yang mekar ini. Rekatkan, dan jangan pernah kamu lepaskan. Percayalah bahwa setiap masalah memiliki pemecahnya. Asalkan, kita mau mencarinya dengan sungguh-sungguh.

Terimakasih, Za”. Ucapmu dalam lantunan yang lirih.

Benarkah itu suaramu, setelah sekian lama kamu mematung. Setiap kali berkomunikasi kamu hanya menjawabnya dengan bahasa isyarat, berupa senyum dan anggukan. Aku senang, meski baru suaramu yang kembali. Setidaknya suara yang kurindukan dari saudaraku sudah bisa terdengar, tak lagi membisu seperti biasanya.

Aku akan menemanimu menghadapi masalah yang bersarang dalam dirimu. Kuatkan jiwamu, lapangkan hatimu, dan tinggikan imanmu. Terbayangkan kata-kata pak ustaz dulu, waktu kita mengaji di langgar. Kata beliau bahwa Allah berfirman dalam QS. Al-Insyirah ayat 5-6.

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,”

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Dua kalimat yang sama jika berulang berarti itu sebuah taukid. Sementara arti taukid adalah menguatkan, sehingga dapat dipahami bahwa ayat tersebut hendak menyampaikan pesan kalau kemudahan dalam kesulitan sungguh benar adanya. Kendati demikian, kita harus tahu bahwa kemudahan atau solusi dari masalahmu tidak akan terpecahkan jika jiwa dan dirimu hanya terdiam, tak berbuat apa-apa.

Ada riuh yang bersembunyi, Za. Dalam benakku, ia seakan tertawa riang atas kesalahanku” celetukmu dalam sebuah lamunan kosong.

Aku belum terlalu mengerti. Kesalahamu? Apa yang kamu maksud dengan kesalahanmu, apa yang sebenarnya telah kamu lakukan dibalik diammu. Mendekatlah, ceritakan lebih luas lagi, keluarkan semua penyakit yang mengidap dibatinmu agar tidak terus-terusan merasa bersalah. Aku akan mendengarkan!

Begitukah, jadi sekian lamanya itu yang kamu anggap kesalahanmu. Menentang omongan kedua orang tuamu demi sebuah bisnis, yang akhirnya keabal-abalan dari bisnis tersebut terungkap. Tak masalah saudaraku, yang ditakdirkan hilang akan tetap hilang meski kamu menahannya. Selain itu, manusia juga tidak akan pernah luput dari kesalahan. Meskipun kadang tak mudah untuk bisa berdamai dengan kesalahan tersebut untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. Sekarang, sudahi riuh dalam benakmu itu, biarkan aku membantumu dengan sisa tabunganku, Insya Allah cukup. Pergilah, hampiri kedua orang tuamu. Mintalah maaf dan ampunan kepadanya agar kamu selamat dunia dan akhirat, sebab keridaannya terhadapmu masih tersisa.

Bagikan
Exit mobile version