f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kekerasan seksual anak

Pelecehan Seksual pada Anak, Salah Siapa?

Tahukah kamu, ketika seseorang dengan sengaja menyakiti anak di bawah umur baik berupa perkataan, sikap, perbuatan, kontak fisik, psikologis, dan seksual, maka seseorang tersebut dapat dikatakan telah melakukan tindakan pelecehan terhadap anak. Dan pembahasan tentang tindakan pelecehan pada anak sangatlah luas, oleh sebab itu, pada kesempatan ini kita akan fokuskan membahas seputar pelecehan seksual pada anak dan tanda-tanda yang menjadi kemungkinan bahwa seorang anak mengalami tindakan asusila ini atau kita sebut dengan pelecehan seksual.

Apa Itu Pelecehan Seksual pada Anak?

Pelecehan seksual pada anak merupakan bentuk pelecehan yang terjadi pada anak-anak yang belum mempunyai cukup umur dalam melakukan aktivitas seksual. Tidak ada seorang anak yang mau dilecehkan secara seksual. Dampak pelecehan seksual  dapat terjadi dalam jangka panjang bahkan sampai bertahun-tahun. Pelecehan seksual tidak selalu melibatkan kontak fisik antara pelaku pelecehan seksual dengan anak sebagai korbannya. Berikut ini yang termasuk beberapa bentuk pelecehan seksual terhadap anak yang perlu kita semua ketahui:

  1. Eksibisionisme, atau mengekspos diri sendiri (misalnya menampakkan kemaluan) kepada anak di bawah umur
  2. Memberikan cumbuan pada bagian tubuh anak
  3. Melakukan Hubungan kelamin
  4. Masturbasi di hadapan anak di bawah umur atau memaksa anak di bawah umur untuk melakukan masturbasi di hadapannya
  5. Dengan sengaja membuat percakapan cabul, baik secara langsung, atau melalui panggilan telepon, pesan teks, serta interaksi digital
  6. Membuat, memiliki, atau membagikan gambar atau film porno pada anak-anak di bawah umur
  7. Melakukan kegiatan seks pada jenis kelamin apa pun dengan anak di bawah umur, baik pada bagian vagina, mulut atau anal.
  8. Prostitusi atau perdagangan seks yang melibatkan anak-anak di bawah umur
  9. Kontak lain yang bersifat seksual yang melibatkan anak di bawah umur.
Baca Juga  Barang Titipan (Part 1)

Bahkan sebagian besar jenis pelecehan seksual yang disebutkan di atas seolah memberitahu kita bahwa “pelecehan seksual pada anak adalah hasil dari perilaku kasar yang memanfaatkan kerentanan anak dan sama sekali tidak terkait dengan orientasi seksual orang yang melakukan kekerasan tersebut.”

 Siapakah Pelaku Pelecehan Seksual pada Anak di Bawah Umur?

Sangat disayangkan dan membuat siapapun yang masih menggunakan akal pikiran yang normal harus menarik nafas dalam dan ‘ngelus dada’ (bahasa jawa). Kondisi ini disebabkan karena mayoritas pelaku pelecehan seksual terhadap anak merupakan orang dekat yang sudah dikenal oleh anak atau keluarga. Mencengangkan bukan? Ternyata sebanyak 93 persen korban pelecehan seksual di bawah usia 18 tahun mengenal pelaku. Para pelaku memiliki hubungan dekat dengan korban pelecehan, misalnya kakak kandung, kakak tiri, teman sekolah, teman bermain, anggota keluarga lain seperti paman, orang tua tiri, maupun pengasuh anak. Bahkan pernah ramai menjadi perbincangan di media sosial bahwa pelaku pelecehan seksual terhadap anak adalah oknum guru, ustad, pendeta, biksu, pelatih yang seharusnya menjadi panutan dalam kehidupan korban.

Pelaku pelecehan seksual dapat memaksa korban untuk tetap diam tentang tindakan pelecehan seksual yang mereka dapatkan dengan menggunakan sejumlah cara yang berbeda. Seringkali pelaku akan menggunakan posisi kekuasaan mereka atas korban untuk memaksa atau mengancam anak. Mereka mungkin akan memberi tahu anak itu bahwa aktivitas tersebut adalah normal, oleh sebab itu pelaku mengatakan kepada anak bahwa mereka bisa ikut menikmatinya. Seorang pelaku juga bisa memberi ancaman jika anak menolak untuk menuruti atau memberitahukan kepada  orang lain tentang keadaannya.

Bagaimana Kita Bisa Melindungi Anak-Anak dari Pelecehan Seksual?

Bagaimanapun tidak akan ada yang menolak mengatakan bahwa menjalin komunikasi adalah cara terbaik untuk melindungi anak-anak dari kejahatan sesual yang berakibat fatal ini. Beberapa di antara caranya adalah sebagai berikut:

  1. Kita perlu berbicara dengan anak saat menemukan anak-anak memiliki gejala yang mencurigakan yang berkaitan dengan pelecehan seksual. Kita perlu memahami bahwa anak sedang tidak baik-baik saja. Oleh sebab itu kita perlu menciptakan lingkungan yang tidak mengancam, sehingga anak-anak merasa memiliki ruang yang aman dan nyaman. Kondisi ini diharapkan akan memunculkan rasa percaya yang bisa membuatnya terbuka untuk menceritakan permasalahan yang sedang dihadapinya.
  2. Melindungi anak dari pelecehan seksual bisa orang tua cegah dengan ikut terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anak. Semakin terlibat, semakin mudah mengidentifikasi perbedaan sikap dan perilaku anak yang perlu orang tua curiga mereka mendapatkan perilaku pelecehan seksual. Selain itu, anak akan merasa lebih nyaman dan percaya untuk datang menemui kita ketika mendapati sesuatu yang tidak beres. Semakin cepat anak terbuka, semakin cepat pula tindakan pertolongan dapat kita berikan.
  3. Mendorong anak untuk berbicara juga menjadi langkah efektif melindungi anak dari pelecehan seksual. Siapapun itu, ketika seseorang tahu bahwa suara mereka akan didengar dan ditanggapi maka hal tersebut akan memberi mereka keberanian untuk berbicara ketika ada sesuatu yang tidak beres. Kita harus segera menyiapkan diri sepenuhnya, siap sesiap-siapnya ketika anak-anak sudah mulai menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Hargai dan yakinkan mereka bahwa kita sudah sangat siap dan akan mendengarkan sepenuhnya hal yang anak ceritakan.
Baca Juga  Golden Age, Pondasi Pendidikan Pertama
Apa Saja Tanda-Tanda Anak Mengalami Pelecehan Seksual?

Pelecehan seksual terhadap anak tidak selalu mudah kita kenali dan pada beberapa penyintas mungkin tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pelecehan seksual yang jelas. Pelakunya bisa jadi seseorang yang sudah lama kita kenal atau percayai, yang mungkin membuatnya semakin sulit untuk dikenali. Beberapa tanda yang perlu kita pertimbangkan adalah sebagai berikut:

Tanda-tanda fisik:
  • Pendarahan, memar, atau pembengkakan di area genital
  • Pakaian dalam yang ada bercak berdarah, robek, atau bernoda
  • Kesulitan berjalan atau duduk
  • Infeksi saluran kemih atau jamur yang berulang
  • Nyeri, gatal, atau keluhan rasa panas (terbakar) di area genital
Tanda-tanda perilaku:
  • Perubahan pola kebersihan, seperti menolak mandi atau sebaliknya, mandi berlebihan
  • Mengalami fobia
  • Menunjukkan tanda-tanda depresi atau gangguan stres pascatrauma
  • Mengungkapkan pikiran untuk bunuh diri, terutama pada remaja
  • Ada masalah di sekolah, seperti absen atau nilai turun
  • Pengetahuan atau perilaku seksual yang tidak pantas
  • Mimpi buruk atau ngompol
  • Terlalu protektif dan peduli pada saudara kandung, atau mengambil peran sebagai pengasuh
  • Kembali ke perilaku regresif, seperti mengisap jempol
  • Kabur dari rumah atau sekolah
  • Menyakiti diri sendiri
  • Beringsut atau tampak seolah merasa terancam ketika kontak fisik dengan seseorang

Kita perlu tahu bahwa efek pelecehan seksual pada anak dapat berakibat fatal, tidak hanya menghancurkan masa depan tetapi dapat juga menghilangkan nyawa seseorang. Tidak saling tuding salah siapa, atau ini tanggung jawab siapa. Mari saling peduli. Kita perlu bergandengan tangan untuk menyelamatkan generasi bangsa, demi terciptanya kehidupan yang lebih baik di hari kemudian.

Editor: Martina Mulia Dewi

Bagikan
Post a Comment