Site icon Inspirasi Muslimah

Pandangan Surat Maryam dalam Menjaga Mental Perempuan di Era Digital

menjaga kesehatan mental

Barangkali sebagian besar orang sepakat bahwa perempuan lebih berisiko mengalami gangguan mental dibandingkan laki-laki. Kondisi tersebut bisa saja terjadi sebab psikologi perempuan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan orang sekitar. Apabila lingkungan dan orang sekitar tidak mendukung bahkan lebih menyudutkan perempuan, bisa dipastikan mental perempuan akan mengalami gangguan psikis. Seperti merasa depresi, cemas, marah bahkan kehilangan minat hidup, kondisi ini menandakan bahwa mental perempuan lebih sensitif.

Secara fakta di sekitar lingkungan sosial, banyak kejadian percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh kaum perempuan. Percobaan bunuh diri bisa saja terjadi, jika perempuan berada di lingkungan yang diskriminatif dan sikap orang sekitar yang tidak ramah. Sikap yang seperti itu juga mampu mempengaruhi psikis. Fenomena seperti ini, apabila tidak ada kepedulian sosial, dapat dipastikan akan lebih banyak perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Kepedulian sosial seperti apa? Yang perlu diterapkan dalam menjaga mental perempuan. Melalui media tulisan ini, Anda diajak mencoba mendalami dan mengambil hikmah dari pengalaman kisah Maryam yang mampu menjaga kewarasan mental dirinya di lingkungan yang diskriminatif dan lingkungan sosial yang tidak ramah.

Problem pertama yang dialami Maryam binti Ali Imran, dia dihina dan diasingkan oleh lingkungan sosialnya, karena dianggap melakukan hubungan seksual di luar nikah. Bahkan Maryam sempat diusir dari lingkungan masyarakat, sehingga Maryam bin Ali Imran pernah berkata “Aduhai, alangkah baiknya aku mati, yakni tidak pernah terbayangkan sama sekali dalam kehidupan sebelumnya yakni sebelum kehamilan ini agar tidak memikul aib dan malu dari suatu perbuatan yang sama sekali tidak kukerjakan dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dan dilupakan untuk selama-lamanya”. Perkataan Maryam tersebut, secara tersirat menggambarkan bahwa kondisi mentalnya mengalami kecemasan, depresi dan rasa takut.

Bagaimana menghadapi kondisi mental yang dialami Maryam Binti Ali Imran? Dalam surat Maryam telah dicontohkan, dalam merawat mental yang mengalami depresi yakni Maryam Binti Ali Imran mendapatkan support system yang baik dari Malaikat Jibril. Support system yang diberikan berupa pendampingan sepanjang hari. Hal tersebut pernah dilakukan Malaikat Jibril seperti yang diucapkan Malaikat Jibril “Janganlah wahai Maryam engkau bersedih hati karena ketersendirian atau ketiadaan makanan dan minuman serta kekhawatiran gunjingan orang, sesungguhnya Tuhan pemelihara dan pembimbing-Mu telah menjadikan anak sungai telaga di bawahmu. Dan goyangkanlah ke kiri dan ke kanan pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya ia yakin pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”.

Support system adalah obat yang paling efektif dalam menyembuhkan mental. Ketika perempuan di lingkungan sosial tidak kondusif dan orang-orang terdekat lebih banyak bersikap diskriminatif. Adanya Support Sytem akan menjadikan perasaan perempuan akan merasa dihargai, dapat menjadi pendukung dan selalu memberikan dampak yang positif seperti selalu berusaha untuk membantu agar perempuan yang mengalami kesulitan dalam problematika hidup tidak merasa menghadapinya sendiri.

Kepedulian sosial era digital seperti sekarang, sebenarnya tidak terbatas dan tidak bisa dibatasi dengan jarak dan waktu. Kapan dan di mana saja, kepedulian terhadap perempuan yang depresi bisa dilakukan. Bagi perempuan yang depresi karena menghadapi problematika hidup, mulai sekarang kalian tidak sendirian. Jangan pernah takut untuk bercerita dan keluarkan semua beban hidup kalian. Media sosial telah bertransformasi menjadi wadah yang efektif sebagai penyembuhan mental yang depresi. Sebut saja akun @perempuanberkisah.id yang banyak membagikan kisah-kisah perempuan yang mengalami depresi.

Secara tidak langsung owner akun @perempuanberkisah.id telah menciptakan ruang aman untuk bercerita bagi perempuan yang mengalami depresi. Bahkan didukung oleh warga netizen yang mengikuti akun tersebut. Mereka kerap kali memberikan komentar yang positif sebagai contoh saja akun @sfadhillahh, “Peluk jauh dari ku sender, sebaiknya jangan ada kontak lagi dengan dia tak pantas juga kau jadikan dia partner hidupmu”.  Tindakan ini dapat diartikan sebagai manifestasi support system yang dilakukan Malaikat Jibril kepada Maryam Binti Ali Imran. Yang menjadi wadah terbaik mendengarkan keluh kesah Maryam dan mendampingi Maryam dalam menyelesaikan problematika hidupnya hingga berakhir.

Dengan sikap support system yang dimanifestasikan Malaikat Jibril, jangan sampai ada perilaku-perilaku yang diskriminatif terhadap perempuan. Jangan ada lagi yang menyudutkan perempuan yang mengalami gangguan mental. Karena kerap kali menemukan di medial sosial seperti warga netizen yang komentar negatif di akun berita yang membagikan berita korban pelecehan seksual, dengan kata “salah sendiri pakai baju terbuka di tempat umum”.

Jangan ada lagi, perempuan yang mengalami gangguan mental ingin mencari wadah untuk bercerita, malah dikomentari kata negatif “kisahmu masih enak, ketimbang kisahku yang lebih parah, gitu saja kok nangis”. Selesai cerita bukannya malah berkurang beban hidupnya, malah menambah parah psikisnya, dan akan merasa takut kecewa bila bercerita kepada orang lain lagi. Kemudian dampaknya akan berubah menjadi karakter pendiam dan mengasingkan diri dari lingkungan sosial. Yang lebih parahnya kalau depresinya sudah akut serta tidak ada lagi tempat bercerita yang ramah dan tidak ada lagi orang peduli, bisa jadi perempuan yang depresi akan lebih nekat yakni bunuh diri karena merasa dirinya tidak berharga lagi untuk hidup.

 Tidak bisa dipungkiri juga bahwasanya menyembuhkan mental adalah tanggung jawab bersama sebagai manusia. Sebaik-baiknya manusia bukanlah dilihat dari ibadahnya melainkan betapa besar kepedulian sosialnya. Bila ada di antara manusia yang acuh terhadap kondisi orang lain, dapat dinisbatkan sebagai sikap melantarkan orang miskin. Kalau melantarkan orang miskin saja tidak diperbolehkan. Maka melantarkan orang dalam kondisi depresi hukumnya tidak boleh.

Apalagi sampai ada yang bunuh diri karena sikap apatis terhadap perempuan yang depresi. Maka hukumnya sama dengan orang sekampung yang tidak melayat tetangganya yang meninggal. Wallahu’a’lam bishawab.

Bagikan
Exit mobile version