Apakah yang menjadi faktor pencetus utama rasa insecure yang ada dalam dirimu? Pertanyaan ini akan membantumu mendapatkan jawaban untuk mengatasi rasa kurang percaya diri dan “tidak aman” dalam berbagai aktivitas yang kamu lakukan.
Berfikir positif, agaknya menjadi sebuah kalimat yang ringan di lisan tetapi sulit untuk sebagian orang lakukan. Berpikir positif adalah sebuah perkara yang datangnya dari hati, meskipun kamu telah membaca banyak buku motivasi penggugah diri. Walau demikian. Berpikir positif adalah suatu hal yang bisa kita usahakan.
Kamu harus bisa melatih pikiran positif secara perlahan agar bisa mengendalikan hidup menjadi lebih bahagia. Terlebih bila kamu adalah tipikal pribadi yang mudah overthinking atas segala hal. Bagaimana caranya? Sadarilah beberapa hal berikut, sebagai alternatif trik untuk melatih pikiran positif dalam dirimu.
Jiwa yang Positif Menghadirkan Banyak Kebaikan
“Berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu.” Kutipan ayat 77 dari Surat Al Qashas tersebut memberikan isyarat agar manusia senantiasa berbuat baik. Ayat tersebut berisi ajakan untuk saling memberikan perhatian dalam bentuk apapun.
Coba bayangkan bila dirimu dipenuhi dengan pikiran negatif setiap hari, apakah sempat memikirkan kebaikan untuk sesama? Pikiran negatif hanya akan membuatmu lebih mudah curiga kepada orang lain, tidak merasa aman, ada rasa ketakutan, dan sejenisnya. Pikiran negatif akan mengungkung dirimu menjadi pribadi yang sangat berhati-hati pada orang lain.
Bukan berarti kewaspadaan dan kehati-hatian tidak penting, boleh saja, namun tak perlu berlebihan. Menyadari bahwa jiwa yang positif akan menghadirkan banyak kebaikan, tentu akan menjadi motivasi yang bagus untuk terus melatih diri untuk menghadirkan positive vibes dalam kehidupan sehari-hari.
Energi Positif akan Menguar ke Alam
Percaya atau tidak, aura positif diri kita akan menguar ke alam dan sekitar. Jika kamu mengharapkan sebuah hal yang baik, mulailah dengan melakukan afirmasi positif pada pagi hari setelah bangun tidur. Kamu bisa mengawali dengan membaca doa bangun tidur, tersenyum, say hamdallah bahwa Allah masih mengizinkan napas terhela dari raga.
Lakukan aktivitas dengan mood yang baik, sehingga segala pekerjaan bisa berjalan sesuai dengan rencana. Positivity akan menyalurkan energi yang besar untuk sekitar, bahkan untuk orang lain yang tak kamu kenal.
Pernahkah mengalami saat hendak membeli makan di sebuah warung, yang tadinya warung itu sepi, saat kamu datang tiba-tiba ramai pembeli? It’s good! Artinya kamu membawa satu pancaran energi baik yang bisa menular hingga sekitar. Alam saja bisa merasakannya, maka seharusnya kamu pun bisa merasakan aura baik yang ada dalam dirimu, bukan?
Sistem Tabur-Tuai
Kamu pasti pernah mendengar pepatah Arab, “Man yazro’ yahsud”. Artinya, “Barangsiapa yang menanam, maka ia akan menuai.” Pepatah ini sungguh sangat berdasar karena memang sejatinya segala hal yang akan kita tanamn, pasti akan kita tuai. Yakinilah bahwa setiap perbuatan baik akan memberikan dampak baik untuk diri sendiri.
Mungkin tak akan kamu rasakan saat itu juga, tetapi kamu akan benar-benar bisa merasakannya saat genting, terdesak, dan merasa putus asa. Bantuan akan datang dari arah yang tak kita duga. Inilah pentingnya menanamkan pikiran positif dalam dirimu. Bahwa ada sistem tabur-tuai yang akan mengikuti setiap kali kamu melakukan sesuatu.
Ketika kamu memikirkan hal-hal positif, maka pikiran itu akan memberikan energi untuk melakukan kegiatan positif yang senada. Hal ini akan menjadi sebuah motivasi untuk terus menebarkan kebaikan untuk siapa saja. Yakinilah, bahwa balasan Allah akan jauh lebih baik untuk kehidupanmu.
“Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah.” Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, maka ia akan melihat (balasan)nya. Ayat ini bisa menjadi pengingat sekaligus penguat bahwasanya Allah juga akan memberikan kebaikan jika kamu menebarkan kebaikan di muka bumi.
Positivity akan Menggiring pada Kebahagiaan
“Sampai kapan saya harus melatih pikiran positif?” Pertanyaan ini jawabanya sama seperti pertanyaan, “Kapan saya harus menyapu lantai rumah?” Danang Baskoro, seorang psikolog terapis hiposis menyatakan bahwa pikiran manusia dapat diibaratkan sebagai lantai rumah yang kotor. Oleh karenanya, perlu dibersihkan setiap hari agar tetap terjaga dan nyaman dipandang.
Sikap positif yang terus kamu latih setiap hari, tentu akan menggiringmu pada langkah kebahagiaan selanjutnya. Bahagia adalah ketika kamu merasakan ketenangan dan kenyamanan atas dirimu sendiri. Faktor pencetusnya bisa berasal dari eksternal, misal mendapatkan kado atau berhasil melakukan sesuatu. Ciptakanlah rasa bahagia itu. Rasakanlah setiap momen berharga yang hadir dalam kehidupanmu dengan utuh.
Sikap Positif akan Menjadikanmu Lebih Tenang
Ketika kamu telah terbiasa dengan melatih sikap positif, maka lambat laun kamu akan menyadari bahwa perasaan dan tubuhmu akan cenderung lebih tenang. Kamu tak akan mudah tersulut emosi hanya karena perkara remeh temeh. Jika terdapat masalah yang pelik, kamu akan cenderung lebih santai dengan tetap memikirkan jalan keluar yang tepat menggunakan kepala dingin.
Sikap positif yang terlatih akan menjadikan neuron di alam bawah sadarmu semakin aktif pada hal-hal baik. Kamu akan terbiasa melakukan suatu hal dengan berpegang teguh pada keyakinan bahwa setiap kejadian akan menyimpan pembelajaran. Pikiran yang positif akan membuat pandanganmu lebih luas dalam menyikapi hal baik dan hal buruk yang terjadi dalam hidupmu.
Saat Rahmania menyadari akan banyaknya hal baik yang mungkin bisa terjadi dengan berpikir positif, kini saatnya bangun dan memulai hari. Pikiran positif memang harus terus kita gaungkan dan latih agar terbiasa. Sesuatu yang kita mulai dengan “paksaan” akan membentuk sebuah pembiasaan. Jika kamu memaksakan diri untuk terus berpikir positif, maka langkah ini akan membentuk pribadimu lebih baik dari sebelumnya. Tentu saja hal ini juga akan berdampak pada sisi kehidupanmu yang lainnya. Nah Rahmania, siap mencobanya mulai hari ini?
Freelance Penulis, Mompreneur