Site icon Inspirasi Muslimah

Ketika Buah Hati Menuju Masa Akil Balig

akil balig

Suasana di kelas Ike siang itu sedikit gaduh. Sebagian siswa berbisik-bisik sambil sesekali memandang Ike yang tampak menunduk dan kelihatan tak nyaman posisi duduknya. Sebagian yang lain tampak bingung tak tahu harus berbuat apa. Ketika bel pulang berdering Ike belum beranjak dari tempat duduknya hingga Bu Siti menghampiri dan menanyakan barangkali Ike sakit.

Usut punya usut, ternyata Ike merasakan sesuatu yang basah di pakaian dalamnya tapi dia yakin tidak mengompol. Bu Siti akhirnya berinisiatif mengajak Ike ke kamar kecil sambil membawa pembalut yang memang selalu tersedia di koperasi sekolah. Benar dugaan Bu Siti, Ike mengalami datang bulan atau haid yang pertama di usia 11 tahun saat duduk di kelas lima.

*

Haid atau datang bulan atau menstruasi merupakan salah satu tanda bahwa seorang anak memasuki masa akil balig bagi perempuan. Diikuti dengan beberapa tanda lain yakni dada sedikit membusung, pinggul yang mulai membentuk dan tanda-tanda fisik lain yang membuat bentuk tubuh atau kulit wajah ada sedikit perubahan.

Pada tubuh anak laki-laki juga ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka sudah masuk di usia akil balig. Tanda khusus yaitu mengalami mimpi basah dan tanda-tanda lainnya hampir sama dengan anak perempuan. Postur tubuh dan volume suara yang berubah disertai tumbuhnya bulu-bulu halus di area tertentu.

Perkembangan fisik anak jaman sekarang sangat berbeda dengan jaman dahulu. Orang tua jaman dahulu mengalami masa akil balig atau pubertas sekitar usia SMP, baik yang laki-laki maupun perempuan. Tapi di era serba canggih ini, anak-anak kita mengalami masa itu justru ketika masih di jenjang sekolah dasar. Bahkan yang terendah di usia 10 tahun.

Usia 10 tahun? Ya. Kisah ini terjadi ketika pelajaran OR berlangsung dan salah satu siswa kelas empat, sebut saja Ria, kelihatan pucat dan murung. Dia juga tak mau mengikuti gerakan senam tapi masih berdiri di dalam barisan. Hari itu dia haid pertama dan tak berani minta ijin kepada Pak Guru OR karena malu.

Pada usia berapa memasuki masa pubertas masing-masing anak tidak sama, meski tanda-tanda fisik secara umum sama. Dengan ilmu pengetahuan yang mudah dipahami anak, diharapkan mampu membentuk kesiapan anak dalam menyambut datangnya masa-masa indah tersebut. Apakah buah hati kita laki-laki atau perempuan, hendaknya kita perlakukan secara adil sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Bila kita menjumpai anak yang tak terlalu hirau dengan perubahan fisiknya sendiri atau lebih terkesan masa bodoh tentu bukan berarti salah. Bisa jadi karena kurang adanya informasi yang mereka terima. Meski di sekolah sudah disinggung dalam mata pelajaran agama, namun informasi dari orang tua jauh lebih mengena dikarenakan tak ada sekat rahasia yang membatasi.

Bagi orang tua, mendampingi buah hati menyambut masa masa akil balig merupakan kenangan yang menyentuh dan tak terlupakan. Begitu pula bagi si anak, dia akan lebih percaya diri dan merasa sudah siap ketika masa itu tiba. Oleh karena itu, akan lebih bijak seandainya masa-masa itu kita perkenalkan lebih awal. Bagaimana tanda-tandanya, efek psikis yang ditimbulkan dan tanda-tanda spesifik lain yang mengiringi setelah itu.

Sedapat mungkin kita berusaha jangan sampai terlambat agar anak tidak bingung dan cemas lalu mencari-cari jawaban ke tempat yang kurang tepat. Bila masa itu benar-benar tiba, kita dampingi dengan penuh kasih dan kita ajari cara bersuci yang benar sesuai tuntunan agama. Dan yang lebih membuat buah hati merasa nyaman adalah ketika kita mampu menjaga privasinya.

Tidak semua anak mengijinkan teman-temannya tahu kapan dia masuk masa puber atau akil balig. Seolah dirahasiakan padahal dari penampilan fisiknya bisa ditebak. Karena itulah membutuhkan kejelian orang tua dan keharmonisan hubungan antara keduanya supaya orang tua tidak “kecolongan” dan tahu kira-kira kapan masa itu akan tiba.

Jika tiba-tiba kita dapati suara putra kita bernada bas atau bariton, putri kita berbodi sintal yang disertai terbentuknya buah dada, sementara kita kurang tanggap dengan keadaan, nah, berarti kita terlambat beberapa langkah dan semoga yang seperti ini tak terjadi pada kita.

*

Cerita tentang pengalaman Ike dan Ria yang mendapatkan haid pertama juga dialami teman-temannya yang lain. Hanya saja, masa puber telah menghampiri di saat mereka belum sempat mendapatkan informasi yang cukup dan jelas, sehingga Ike dan Ria belum tahu apa yang harus mereka lakukan. Selain bapak ibu di rumah, harapannya guru pun mampu memberi pencerahan dengan cara yang yang disukai anak didiknya. Entah lewat cerita, dongeng maupun cara lain yang menyenangkan.

Datang bulan atau menstruasi atau haid adalah sebuah proses yang akan dialami setiap anak perempuan di usia tertentu. Sedangkan bagi anak laki-laki akan mengalami mimpi basah di usia tertentu pula yang sering disebut ihtilam. Kedua peristiwa tersebut telah mengubah dari hal yang sunah menjadi wajib dalam tuntunan agama Islam. Inilah tugas ibu bapak di rumah, guru di sekolah maupun ustad ustadah untuk menuntun anak agar tahu dan siap dalam menyambut momen bersejarah tersebut.

Bagikan
Exit mobile version